#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar sekitar "Marboru Ambon = Memilih istri Putri
Ambon" dalam Hubungannya dengan "Perkawinan Masuk Minta = Manyapai
Boru = Mangalap Boru)
____________________________________________________________________
_____________________
Kata Pengantar
_____________________
Horas anda Putara Putri Ambon yang datang ke postingan ini....dan...
horas putra putri Batak yang datang ke postingan ini juga....!
Postingan ini saya mulai dengan mengutip catatan dari link :
http://pernikahanadat.blogspot.com/2010/03/pernikahan-adat-ambon.html
Cat Kutipan :
Pernikahan Adat
Selamat Datang!
Senang sekali apabila blog pernikahan ini bisa membantu para pasangan
yang ingin melangsungkan acara pernikahan.
Semoga rencana anda berjalan lancar dan Tuhan memberkahi dengan keluarga
yang Sakinah, Mawaddah dan Wa Rahmah Amin!!! Cinta dan harapan Selalu
ada untuk kita.
Adalah Catatan kutipan dari isi utama postingan ini yang menyajikan
info seputar pernikahan ala "Adat Ambon".
Jika saja Catatan hasil kutipan ini boleh dijawab maka penulis ingin
berkata :
"Terimakasih atas sajian infonya mengenai adat pernikahan Ambon ini".
Dipikiran penulis :
1. Tata cara pernikahan pada postingan ini adalah tata cara pernikahan
dengan nama "Perkawinan Masuk Minta". Yang mana sebelum terjadi
pernikahan diciptakan kesepakatan antara pihak dari mempelai wanita
dan Laki-laki.
Karena itu dipikiran penulis :
2. Perkawinan "Masuk Minta" ini bukan saja berlaku untuk yang mempelainya
laki-laki dari Suku Ambon sendiri, tapi juga dari Suku-Suku lainnya
seperti Suku putra Jawa menikah dengan putri Ambon, Suku putra Bali
menikah dengan Putri Ambon.
Tak terkecuali,
"Suku Putra batak menikah dengan Putri Ambon". Iyakan....? para
putara-putri Ambon.
Nah...!
Sehubungan dengan, "Pernikahan Putra Batak dengan Putri Ambon" yang dalam
istilah Ambon disebut "Perkawinan Masuk Minta = Perkawinan dengan cara
melamar" atau dalam istilah batak disebut "Mambuat Boru = Melamar
perempuan. Atau ada juga yang menyebutnya, "Marboru Sileban" atau
"Marboru Ambon", maka penulispun teringat pada anak penulis sendiri yang
katanya sedang berkenalan dengan boru Ambon.
Terhadap hal ini penulis jadi berpikir :
"Kira-kira seperti apakah pernikahan ala Ambon ini jika putra penulis
ini jadi menikah dengan putri Ambon tersebut....?" adalah gambaran isi
dari postingan ini yang mungkin saja juga dibutuhkan oleh putra-putra
lainnya di Nusantara ini yang ingin mengambil putri Ambon sebagai
istrinya.
Para pembaca angkolafacebook.blogspot.com sekalian...!
Selamat menyimak...!
___________________________________________________________________
Sekilas Gambaran Pernikahan Ambon dengan jenis pernikahannya
Perkawinan Masuk Minta
____________________________________________________________________
* Pengantar umum
Semakin kaya budaya ambon, karena salah satu adat pernikahan ambon tetap
lestari hingga kini, perkawinan ambon yang sederhana membuat acara pernikahan
semakin mudah dilaksanakan, walaupun begitu ada kemiripipan antara adat
pernikahan ambon ini dengan pernikahan adat lainnya, yaitu adanya acara
pra nikah atau lamaran yang sering disebut Perkawinan Masuk Minta.
Perkawinan Masuk Minta Adalah hubungan pertunangan antara kedua calon
pasangan suami – istri telah diketahui oleh orang tua kedua belah pihak
dimana usia mereka telah cukup dewasa dalam bertunangan ( berpacaran ).
Pada umumnya orang tua dari keluarga laki-laki sebelum terjadi mereka
akan berunding untuk menentukan waktu perkawinan dengan jelas “ masuk
minta “ calon pengantin perempuan yang didahului dengan sepotong surat
dan disampaikan oleh keluarga laki-laki dengan waktu yang telah ditentukan
untuk masuk minta calon pengantin perempuan.
Setelah adanya persetujuan dari keluarga perempuan bahwa mereka setuju
untuk menerima kunjungan dari keluarga laki - laki, maka keluarga laki-laki
mulai berunding untuk menentukan waktu masuk minta perempuan.
Tahap demi tahap pernikahan adat ambon adalah sebagai berikut :
Bagi orang Ambon yang menganut garis keturunan menurut garis ayah, ajakan
untuk melaksanakan perkawinan biasanya datang dari pihak laki-laki (Nyong).
Nona akan menunggu sampai Nyong mengutarakan keinginannya untuk menikah.
Kalau setuju, nona akan menyampaikan berita itu kepada orang tuanya.
1. Menerima Surat Bertamu
Setelah ada persetujuan dari Nona, maka Nyong langsung memberitahukan
keinginan itu kepada orangtuanya. Serentak dengan itu, orang tua laki-laki
mengadakan acara kumpul keluarga, guna membicarakan keinginan anaknya.
Selain itu, dibicarakan pula tentang waktu yang tepat untuk bertamu di
rumah keluarga perempuan. Bila telah ada kata sepakat mengenai waktu
pertemuan, maka dikirimlah Surat Bertamu kepada keluarga perempuan yang
dibawa oleh seorang utusan.
Keluarga perempuan setelah menerima Surat Bertamu, mengumpulkan anggota
keluarga dekat guna membahas surat tersebut. Bila memang keluarga
mengetahui anaknya akan menikah, maka dalam pertemuan keluarga itu
ditentukan waktu untuk menerima kunjungan bertamu dari keluarga laki-laki.
Jawaban surat juga disampaikan melalui utusan.
Pada hari yang ditentukan, bertamulah keluarga laki-laki dirumah keluarga
perempuan. Tiba di rumah keluarga perempuan, juru bicara keluarga laki-
laki akan berbasa-basi sebagai pengantar, untuk menyampaikan maksud
utama kedatangan yaitu meminang anak perempuan.
2. ANTAR PAKAIAN
Acara ini disebut acara Masuk Minta Nona. Juru bicara keluarga perempuan
akan melayani seluruh pembicaraan dari keluarga laki-laki dengan bahasa
yang halus. Dengan tutur kata yang juga sopan, juru bicara keluarga
perempuan akan membicarakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
pihak laki-laki. Misalnya harta kawin.
Pada saat itu, kedua keluarga sama-sama mengandalkan kelincahan bicara dari
masing-masing juru bicara. Saat itu pula kedua belah pihak akan menentukan
waktu perkawinan.
Penentuan waktu perkawinan ini haruslah tepat, karena masyarakat ambon
percaya bahwa waktu yang tepat sangat mempengaruhi kelanggengan bahtera
rumah tangga sebuah pasangan.
Dua hari menjelang hari perkawinan, kedua belah pihak harus melewati
acara antar pakaian kawin. Mula-mula keluarga laki-laki mengantarkan
pakaian kawin perempuan yang disebut baju mustiza atau baju basumpa
yang diantar oleh seorang jujaro (anak gadis), ditemani seorang ibu
yang disebut Mata Ina.
Antaran itu dibalas keluarga perempuan dengan mengantar seperangkat
pakaian kawin laki-laki yakni celana panjang dan baniang, yang akan
dipakai calon pengantin laki-laki saat perkawinan. Makna acara saling
antar pakaian ini, adalah agar kelak setelah menikah suami istri saling
memiliki tanggung jawab.
Biasanya keluarga laki-laki melengkapi antaran pakaian kawin itu dengan
sebotol anggur dan sebuah kue (yang dibikin sendiri), sebagai doho-doho
atau oleh-oleh kepada keluarga perempuan.
3. BASUMPAH KAWIN
Tibalah hari yang ditunggu-tunggu. Calon pengantin laki-laki dengan
berpakaian pengantin diantar oleh keluarga dekat, menuju rumah keluarga
calon pengantin perempuan dengan iringi musik toto buang. Toto buang
adalah jenis musik tradisional di Pulau Ambon, yang biasanya dipakai
saat dilaksanakannya pesta kawin masuk minta.
Acara jemput pengantin itu bertujuan membawa calon pengantin perempuan,
untuk dikukuhkan secara keagamaan, maupun secara pemerintahan, sebagai
suami dan istri yang sah.
Dalam acara ini, pihak keluarga laki-laki membawa harta kawin berupa
seutas benang dan satu tetes air serta sopi dan satu kayu (gulungan)
kain putih. Harta kawin ini berbeda untuk tiap negeri di Maluku. Harta
ini harus dibayar lunas agar dikemudian hari tidak menjadi hutang.
Setelah sah sebagai suami istri, rombongan pengantin menuju keluarga
perempuan untuk melaksanakan pesta dan menyerahkan harta kawin. Sepanjang
jalan, tifa dan toto buang dipukul bertalu-talu menandakan kegembiraan
dan tanda ada pesta.
Usai melaksanakan seluruh kegiatan di rumah perempuan, juru bicara keluarga
laki-laki minta diri bersama dengan anak perempuan mereka, guna melanjutkan
pesta kawin di rumah keluarga pengantin laki-laki. Saat minta diri, keluarga
perempuan biasanya merasa terharu, bahkan tak jarang sampai mengucurkan air
mata. Sebab merasa kini anak perempuan mereka telah menjadi milik keluarga
laki-laki, yang selanjutnya akan tinggal di rumah sang suami.
4. PIRING BALAPIS
Rombongan pengantin dengan tetap diiringi musik tifa toto buang menuju rumah
laki-laki sambil bersukaria. Tiba di depan rumah, istri disambut dengan
Acara Basu Kaki. Basu Kaki atau mencuci kaki sebagai tanda istri harus
meninggalkan semua kebiasaan lama yang buruk, sebelum ia memasuki rumah
keluarga laki-laki.
Acara basuh kaki istri, dilakukan salah seorang adik perempuan suami yang
belum menikah. Usai membasuh kaki, tiba saatnya istri diperbolehkan
keluarga laki-laki memasuki rumah untuk memulai hidup baru.
Acara basu kaki dilanjutkan dengan acara Makan Bersama Piring Balapis.
Disebut piring balapis, karena di atas meja makan telah disusun lima
buah piring makan (disusun berlapis) berwarna putih.
Angka lima menandakan masyarakat Negeri Nusaniwe termasuk kelompok Uli
Lima (persekutuan lima) dan warna putih mengartikan isi hati dari keluarga
laki-laki yang bersih, putih dan tulus, yang telah menerima anak perempuan
sebagai bagian dari anggota keluarga. Kini ia harus dilayani seperti anak sendiri.
Makan piring balapis dapat juga diartikan sebagai penunjukkan status social,
serta kemampuan keluarga laki-laki yang sedang melaksanakan pesta perkawinan
Masuk Minta.
Proses Acara Makan Piring Balapis secara singkat diuraikan sebagai berikut.
Pengantin laki-laki dan pengantin perempuan beserta orang tua dan undangan
dipersilahkan menuju meja makan. Selanjutnya dengan mendengarkan aba-aba
melalui bunyi peluit, makanan pembuka (biasanya sop) dihidangkan untuk
dinikmati.
Pada bunyi peluit yang kedua, wadah makanan (mangkuk sop) diangkat oleh
pelayan. Lalu saat bunyi peluit berikut, pelayan menyajikan makanan lain
di atas piring susun pertama. Undangan terus menikmati makanan yang disajikan
secara berganti-ganti sesuai bunyi peluit, sampai semua piring yang ada di
atas meja habis terpakai.
Selanjutnya undangan meja pertama dipersilahkan meninggalkan meja, dan para
pelayan akan mengundang rombongan kedua menikmati makanan, dengan tetap
menggunakan tata krama seperti meja pertama. Demikian seterusnya sampai
semua undangan dapat mengambil bagian di meja makan piring balapis.
5. Acara Dendang Badendang
Selesai menikmati Makan Piring Balapis, puncak atau akhir dari seluruh upacara
Kawin Masuk Minta ialah Acara Dendang Badendang yaitu acara bernyanyi bersama
diselingi dengan baku balas pantun.
Ditingkahi dengan bunyi tifa yang mendayu-dayu, undangan mulai bernyanyi sambil
goyang badan dan bergandengan tangan. Masing-masing pihak menunjukkan kemampuan
mengolah kata berbalas pantun sampai puas. Kadang-kadang dilanjutkan dengam acara
Dansa Katreji. Itulah wujud kegembiraan orang Ambon dari Negeri Nusaniwe saat
pelaksanaan Upacara Adat Kawin Masuk Minta, Ambon.
Sumber :
http://pernikahanadat.blogspot.com/2010/03/pernikahan-adat-ambon.html
______________
Penutup
______________
Demikian yang dapat penulis sampaikan lewat postingan ini para pembaca
angkolafacebook sekalian...!
Kepada anda Putra Batak, yang pada saat postingan ini anda memang telah
menikah dengan Putri Ambon, maka penulis mengucapkan :
Mang ahappe di baterei
sai tong doi maroban torang
Manang boru ahape di buat Berei
sai tong doi Boru Nitulang
"Salamat Marboru Ambon"
Semoga menjadi kaluarga yang sakinah, mawaddah warohmah jika anda memang
kedua mempelai para penganut muslim. Amin ya robbal alamin
....atau...
"Selamat Menempuh Hidup Baru"
Semoga menjadi keluarga yang berbahagia
maranak sappulu onom marboru sappulu pitu
iama anak namaroban homoraon, hasangapon,
hagabeon. Amin...!
...dan...
pada ada putra Batak yang pada saat membaca postingan ini sedang memadu
kasih dengan putri Ambon dengan ancang-ancang untuk melaksanakan "Kawin
Lari atapun marlojong" ataupun "Kawin Masuk Minta atau-pun Minta Masuk
Kawin".
Semoga paduan kasih anda tetap terjaga hingga tiba waktu-nya modal anda
kawin tercukupi dan mental fisik anda-pun tetap sehat. Semoga pula anda
terhindar dari perpisahan dari parsirangan dengan segala macam alasannya.
...karena...
Tak ada yang menyedihkan dalam hidup kecuali perpisahan, kecuali
parsirangan. Yah parsirangan "Dinamar Sirang...!"
Selamat malam...!
Bab 1 :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2015/07/ambon-dalam-7-bab-dan-bab-1-nya-budaya.html
Bab 2 :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2015/07/busana-tradisional-dan-makanan.html
Bab 3 :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2015/07/permasalahn-agama-sejarah-islam-di.html
Bab 4 :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2015/07/macam-daftar-dan-lirik-lagu-ambon-bab-4.html
Bab 5 :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2015/07/download-lagu-lagu-ambon-lama-dan-baru.html
Cat : Sponsored :
(Menyimak info sekitar sekitar "Marboru Ambon = Memilih istri Putri
Ambon" dalam Hubungannya dengan "Perkawinan Masuk Minta = Manyapai
Boru = Mangalap Boru)
____________________________________________________________________
_____________________
Kata Pengantar
_____________________
Horas anda Putara Putri Ambon yang datang ke postingan ini....dan...
horas putra putri Batak yang datang ke postingan ini juga....!
Postingan ini saya mulai dengan mengutip catatan dari link :
http://pernikahanadat.blogspot.com/2010/03/pernikahan-adat-ambon.html
Cat Kutipan :
Pernikahan Adat
Selamat Datang!
Senang sekali apabila blog pernikahan ini bisa membantu para pasangan
yang ingin melangsungkan acara pernikahan.
Semoga rencana anda berjalan lancar dan Tuhan memberkahi dengan keluarga
yang Sakinah, Mawaddah dan Wa Rahmah Amin!!! Cinta dan harapan Selalu
ada untuk kita.
Adalah Catatan kutipan dari isi utama postingan ini yang menyajikan
info seputar pernikahan ala "Adat Ambon".
Jika saja Catatan hasil kutipan ini boleh dijawab maka penulis ingin
berkata :
"Terimakasih atas sajian infonya mengenai adat pernikahan Ambon ini".
Dipikiran penulis :
1. Tata cara pernikahan pada postingan ini adalah tata cara pernikahan
dengan nama "Perkawinan Masuk Minta". Yang mana sebelum terjadi
pernikahan diciptakan kesepakatan antara pihak dari mempelai wanita
dan Laki-laki.
Karena itu dipikiran penulis :
2. Perkawinan "Masuk Minta" ini bukan saja berlaku untuk yang mempelainya
laki-laki dari Suku Ambon sendiri, tapi juga dari Suku-Suku lainnya
seperti Suku putra Jawa menikah dengan putri Ambon, Suku putra Bali
menikah dengan Putri Ambon.
Tak terkecuali,
"Suku Putra batak menikah dengan Putri Ambon". Iyakan....? para
putara-putri Ambon.
Nah...!
Sehubungan dengan, "Pernikahan Putra Batak dengan Putri Ambon" yang dalam
istilah Ambon disebut "Perkawinan Masuk Minta = Perkawinan dengan cara
melamar" atau dalam istilah batak disebut "Mambuat Boru = Melamar
perempuan. Atau ada juga yang menyebutnya, "Marboru Sileban" atau
"Marboru Ambon", maka penulispun teringat pada anak penulis sendiri yang
katanya sedang berkenalan dengan boru Ambon.
Terhadap hal ini penulis jadi berpikir :
"Kira-kira seperti apakah pernikahan ala Ambon ini jika putra penulis
ini jadi menikah dengan putri Ambon tersebut....?" adalah gambaran isi
dari postingan ini yang mungkin saja juga dibutuhkan oleh putra-putra
lainnya di Nusantara ini yang ingin mengambil putri Ambon sebagai
istrinya.
Para pembaca angkolafacebook.blogspot.com sekalian...!
Selamat menyimak...!
___________________________________________________________________
Sekilas Gambaran Pernikahan Ambon dengan jenis pernikahannya
Perkawinan Masuk Minta
____________________________________________________________________
* Pengantar umum
Semakin kaya budaya ambon, karena salah satu adat pernikahan ambon tetap
lestari hingga kini, perkawinan ambon yang sederhana membuat acara pernikahan
semakin mudah dilaksanakan, walaupun begitu ada kemiripipan antara adat
pernikahan ambon ini dengan pernikahan adat lainnya, yaitu adanya acara
pra nikah atau lamaran yang sering disebut Perkawinan Masuk Minta.
Perkawinan Masuk Minta Adalah hubungan pertunangan antara kedua calon
pasangan suami – istri telah diketahui oleh orang tua kedua belah pihak
dimana usia mereka telah cukup dewasa dalam bertunangan ( berpacaran ).
Pada umumnya orang tua dari keluarga laki-laki sebelum terjadi mereka
akan berunding untuk menentukan waktu perkawinan dengan jelas “ masuk
minta “ calon pengantin perempuan yang didahului dengan sepotong surat
dan disampaikan oleh keluarga laki-laki dengan waktu yang telah ditentukan
untuk masuk minta calon pengantin perempuan.
Setelah adanya persetujuan dari keluarga perempuan bahwa mereka setuju
untuk menerima kunjungan dari keluarga laki - laki, maka keluarga laki-laki
mulai berunding untuk menentukan waktu masuk minta perempuan.
Tahap demi tahap pernikahan adat ambon adalah sebagai berikut :
Bagi orang Ambon yang menganut garis keturunan menurut garis ayah, ajakan
untuk melaksanakan perkawinan biasanya datang dari pihak laki-laki (Nyong).
Nona akan menunggu sampai Nyong mengutarakan keinginannya untuk menikah.
Kalau setuju, nona akan menyampaikan berita itu kepada orang tuanya.
1. Menerima Surat Bertamu
Setelah ada persetujuan dari Nona, maka Nyong langsung memberitahukan
keinginan itu kepada orangtuanya. Serentak dengan itu, orang tua laki-laki
mengadakan acara kumpul keluarga, guna membicarakan keinginan anaknya.
Selain itu, dibicarakan pula tentang waktu yang tepat untuk bertamu di
rumah keluarga perempuan. Bila telah ada kata sepakat mengenai waktu
pertemuan, maka dikirimlah Surat Bertamu kepada keluarga perempuan yang
dibawa oleh seorang utusan.
Keluarga perempuan setelah menerima Surat Bertamu, mengumpulkan anggota
keluarga dekat guna membahas surat tersebut. Bila memang keluarga
mengetahui anaknya akan menikah, maka dalam pertemuan keluarga itu
ditentukan waktu untuk menerima kunjungan bertamu dari keluarga laki-laki.
Jawaban surat juga disampaikan melalui utusan.
Pada hari yang ditentukan, bertamulah keluarga laki-laki dirumah keluarga
perempuan. Tiba di rumah keluarga perempuan, juru bicara keluarga laki-
laki akan berbasa-basi sebagai pengantar, untuk menyampaikan maksud
utama kedatangan yaitu meminang anak perempuan.
2. ANTAR PAKAIAN
Acara ini disebut acara Masuk Minta Nona. Juru bicara keluarga perempuan
akan melayani seluruh pembicaraan dari keluarga laki-laki dengan bahasa
yang halus. Dengan tutur kata yang juga sopan, juru bicara keluarga
perempuan akan membicarakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh
pihak laki-laki. Misalnya harta kawin.
Pada saat itu, kedua keluarga sama-sama mengandalkan kelincahan bicara dari
masing-masing juru bicara. Saat itu pula kedua belah pihak akan menentukan
waktu perkawinan.
Penentuan waktu perkawinan ini haruslah tepat, karena masyarakat ambon
percaya bahwa waktu yang tepat sangat mempengaruhi kelanggengan bahtera
rumah tangga sebuah pasangan.
Dua hari menjelang hari perkawinan, kedua belah pihak harus melewati
acara antar pakaian kawin. Mula-mula keluarga laki-laki mengantarkan
pakaian kawin perempuan yang disebut baju mustiza atau baju basumpa
yang diantar oleh seorang jujaro (anak gadis), ditemani seorang ibu
yang disebut Mata Ina.
Antaran itu dibalas keluarga perempuan dengan mengantar seperangkat
pakaian kawin laki-laki yakni celana panjang dan baniang, yang akan
dipakai calon pengantin laki-laki saat perkawinan. Makna acara saling
antar pakaian ini, adalah agar kelak setelah menikah suami istri saling
memiliki tanggung jawab.
Biasanya keluarga laki-laki melengkapi antaran pakaian kawin itu dengan
sebotol anggur dan sebuah kue (yang dibikin sendiri), sebagai doho-doho
atau oleh-oleh kepada keluarga perempuan.
3. BASUMPAH KAWIN
Tibalah hari yang ditunggu-tunggu. Calon pengantin laki-laki dengan
berpakaian pengantin diantar oleh keluarga dekat, menuju rumah keluarga
calon pengantin perempuan dengan iringi musik toto buang. Toto buang
adalah jenis musik tradisional di Pulau Ambon, yang biasanya dipakai
saat dilaksanakannya pesta kawin masuk minta.
Acara jemput pengantin itu bertujuan membawa calon pengantin perempuan,
untuk dikukuhkan secara keagamaan, maupun secara pemerintahan, sebagai
suami dan istri yang sah.
Dalam acara ini, pihak keluarga laki-laki membawa harta kawin berupa
seutas benang dan satu tetes air serta sopi dan satu kayu (gulungan)
kain putih. Harta kawin ini berbeda untuk tiap negeri di Maluku. Harta
ini harus dibayar lunas agar dikemudian hari tidak menjadi hutang.
Setelah sah sebagai suami istri, rombongan pengantin menuju keluarga
perempuan untuk melaksanakan pesta dan menyerahkan harta kawin. Sepanjang
jalan, tifa dan toto buang dipukul bertalu-talu menandakan kegembiraan
dan tanda ada pesta.
Usai melaksanakan seluruh kegiatan di rumah perempuan, juru bicara keluarga
laki-laki minta diri bersama dengan anak perempuan mereka, guna melanjutkan
pesta kawin di rumah keluarga pengantin laki-laki. Saat minta diri, keluarga
perempuan biasanya merasa terharu, bahkan tak jarang sampai mengucurkan air
mata. Sebab merasa kini anak perempuan mereka telah menjadi milik keluarga
laki-laki, yang selanjutnya akan tinggal di rumah sang suami.
4. PIRING BALAPIS
Rombongan pengantin dengan tetap diiringi musik tifa toto buang menuju rumah
laki-laki sambil bersukaria. Tiba di depan rumah, istri disambut dengan
Acara Basu Kaki. Basu Kaki atau mencuci kaki sebagai tanda istri harus
meninggalkan semua kebiasaan lama yang buruk, sebelum ia memasuki rumah
keluarga laki-laki.
Acara basuh kaki istri, dilakukan salah seorang adik perempuan suami yang
belum menikah. Usai membasuh kaki, tiba saatnya istri diperbolehkan
keluarga laki-laki memasuki rumah untuk memulai hidup baru.
Acara basu kaki dilanjutkan dengan acara Makan Bersama Piring Balapis.
Disebut piring balapis, karena di atas meja makan telah disusun lima
buah piring makan (disusun berlapis) berwarna putih.
Angka lima menandakan masyarakat Negeri Nusaniwe termasuk kelompok Uli
Lima (persekutuan lima) dan warna putih mengartikan isi hati dari keluarga
laki-laki yang bersih, putih dan tulus, yang telah menerima anak perempuan
sebagai bagian dari anggota keluarga. Kini ia harus dilayani seperti anak sendiri.
Makan piring balapis dapat juga diartikan sebagai penunjukkan status social,
serta kemampuan keluarga laki-laki yang sedang melaksanakan pesta perkawinan
Masuk Minta.
Proses Acara Makan Piring Balapis secara singkat diuraikan sebagai berikut.
Pengantin laki-laki dan pengantin perempuan beserta orang tua dan undangan
dipersilahkan menuju meja makan. Selanjutnya dengan mendengarkan aba-aba
melalui bunyi peluit, makanan pembuka (biasanya sop) dihidangkan untuk
dinikmati.
Pada bunyi peluit yang kedua, wadah makanan (mangkuk sop) diangkat oleh
pelayan. Lalu saat bunyi peluit berikut, pelayan menyajikan makanan lain
di atas piring susun pertama. Undangan terus menikmati makanan yang disajikan
secara berganti-ganti sesuai bunyi peluit, sampai semua piring yang ada di
atas meja habis terpakai.
Selanjutnya undangan meja pertama dipersilahkan meninggalkan meja, dan para
pelayan akan mengundang rombongan kedua menikmati makanan, dengan tetap
menggunakan tata krama seperti meja pertama. Demikian seterusnya sampai
semua undangan dapat mengambil bagian di meja makan piring balapis.
5. Acara Dendang Badendang
Selesai menikmati Makan Piring Balapis, puncak atau akhir dari seluruh upacara
Kawin Masuk Minta ialah Acara Dendang Badendang yaitu acara bernyanyi bersama
diselingi dengan baku balas pantun.
Ditingkahi dengan bunyi tifa yang mendayu-dayu, undangan mulai bernyanyi sambil
goyang badan dan bergandengan tangan. Masing-masing pihak menunjukkan kemampuan
mengolah kata berbalas pantun sampai puas. Kadang-kadang dilanjutkan dengam acara
Dansa Katreji. Itulah wujud kegembiraan orang Ambon dari Negeri Nusaniwe saat
pelaksanaan Upacara Adat Kawin Masuk Minta, Ambon.
Sumber :
http://pernikahanadat.blogspot.com/2010/03/pernikahan-adat-ambon.html
______________
Penutup
______________
Demikian yang dapat penulis sampaikan lewat postingan ini para pembaca
angkolafacebook sekalian...!
Kepada anda Putra Batak, yang pada saat postingan ini anda memang telah
menikah dengan Putri Ambon, maka penulis mengucapkan :
Mang ahappe di baterei
sai tong doi maroban torang
Manang boru ahape di buat Berei
sai tong doi Boru Nitulang
"Salamat Marboru Ambon"
Semoga menjadi kaluarga yang sakinah, mawaddah warohmah jika anda memang
kedua mempelai para penganut muslim. Amin ya robbal alamin
....atau...
"Selamat Menempuh Hidup Baru"
Semoga menjadi keluarga yang berbahagia
maranak sappulu onom marboru sappulu pitu
iama anak namaroban homoraon, hasangapon,
hagabeon. Amin...!
...dan...
pada ada putra Batak yang pada saat membaca postingan ini sedang memadu
kasih dengan putri Ambon dengan ancang-ancang untuk melaksanakan "Kawin
Lari atapun marlojong" ataupun "Kawin Masuk Minta atau-pun Minta Masuk
Kawin".
Semoga paduan kasih anda tetap terjaga hingga tiba waktu-nya modal anda
kawin tercukupi dan mental fisik anda-pun tetap sehat. Semoga pula anda
terhindar dari perpisahan dari parsirangan dengan segala macam alasannya.
...karena...
Tak ada yang menyedihkan dalam hidup kecuali perpisahan, kecuali
parsirangan. Yah parsirangan "Dinamar Sirang...!"
Selamat malam...!
____________________________________________________________
Cat :Bab 1 :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2015/07/ambon-dalam-7-bab-dan-bab-1-nya-budaya.html
Bab 2 :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2015/07/busana-tradisional-dan-makanan.html
Bab 3 :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2015/07/permasalahn-agama-sejarah-islam-di.html
Bab 4 :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2015/07/macam-daftar-dan-lirik-lagu-ambon-bab-4.html
Bab 5 :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2015/07/download-lagu-lagu-ambon-lama-dan-baru.html
Cat : Sponsored :
No comments:
Post a Comment