#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Antena Radio)
____________________________________________________________________
_________________
Kata Pengantar
_________________
postingan ini adalah pendalaman dari link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2015/10/radio-dalam-penggunaan-dan-gelombang_26.html
Selamat menyimak....!
__________________________
Sekilas Antena Radio
__________________________
* Pemahaman Umum
Di bidang elektronika, definisi antena adalah transformator/struktur
transmisi antara gelombang terbimbing (saluran transmisi) dengan
gelombang ruang bebas atau sebaliknya. Antena adalah salah satu
elemen penting yang harus ada pada sebuah teleskop radio, TV, radar,
dan semua alat komunikasi nirkabel lainnya.
Sebuah antena adalah bagian vital dari suatu pemancar atau penerima
yang berfungsi untuk menyalurkan sinyal radio ke udara.
Bentuk antena bermacam macam sesuai dengan desain, pola penyebaran
dan frekuensi dan gain. Panjang antena secara efektif adalah panjang
gelombang frekuensi radio yang dipancarkannya.
Antena dipol setengah gelombang adalah sangat populer karena mudah
dibuat dan mampu memancarkan gelombang radio secara efektif.
* Fungsi
Fungsi antena adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal
elektromagnetik, lalu meradiasikannya (pelepasan energi elektromagnetik
ke udara/ruang bebas). Dan sebaliknya, antena juga dapat berfungsi
untuk menerima sinyal elektromagnetik (penerima energy elektromagnetik
dari ruang bebas) dan mengubahnya menjadi sinyal listrik.
Pada radar atau sistem komunikasi satelit, sering dijumpai sebuah
antena yang melakukan kedua fungsi (peradiasi dan penerima) sekaligus.
Namun, pada sebuah teleskop radio, antena hanya menjalankan fungsi
penerima saja.
* Karakter antena
Ada beberapa karakter penting antena yang perlu dipertimbangkan
dalam memilih jenis antena untuk suatu aplikasi (termasuk untuk
digunakan pada sebuah teleskop radio), yaitu pola radiasi,
direktivitas, gain, dan polarisasi. Karakter-karakter ini
umumnya sama pada sebuah antena, baik ketika antena tersebut
menjadi peradiasi atau menjadi penerima, untuk suatu frekuensi,
polarisasi, dan bidang irisan tertentu.
* Pola radiasi
Pola radiasi antena adalah plot 3-dimensi distribusi sinyal yang
dipancarkan oleh sebuah antena, atau plot 3-dimensi tingkat penerimaan
sinyal yang diterima oleh sebuah antena.
Pola radiasi antena dibentuk oleh dua buah pola radiasi berdasar
bidang irisan, yaitu pola radiasi pada bidang irisan arah elevasi
(pola elevasi) dan pola radiasi pada bidang irisan arah azimuth
(pola azimuth).
Kedua pola di atas akan membentuk pola 3-dimensi. Pola radiasi
3-dimensi inilah yang umum disebut sebagai pola radiasi antena dipol.
Sebuah antena yang meradiasikan sinyalnya sama besar ke segala arah
disebut sebagai antena isotropis.
Antena seperti ini akan memiliki pola radiasi berbentuk bola. Namun,
jika sebuah antena memiliki arah tertentu, di mana pada arah tersebut
distribusi sinyalnya lebih besar dibandingkan pada arah lain,
maka antena ini akan memiliki directivity.
Semakin spesifik arah distribusi sinyal oleh sebuah antena, maka
semakin directivity antena tersebut.
Antena dipol termasuk non-directive antenna. Dengan karakter seperti
ini, antena dipol banyak dimanfaatkan untuk sistem komunikasi dengan
wilayah cakupan yang luas. Pada astronomi radio, antena dipol digunakan
pada teleskop radio untuk melakukan pengamatan pada rentang High
Frekuensi (HF). Bentuk data yang dapat diperoleh adalah variabilitas
intensitas sinyal yang dipancarkan oleh sebuah objek astronomi.
Namun, karena antena dipol tidak memiliki directivity pada arah
tertentu, teleskop radio elemen tunggal yang menggunakan antena
jenis ini tidak dapat digunakan untuk melakukan pencitraan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola radiasi, yang
pertama adalah Half-power Beamwidth (HPBW), atau yang biasa dikenal
sebagai beamwidth suatu antena. Dalam astronomi radio, beamwidth
adalah resolusi spasial dari sebuah teleskop radio, yaitu diameter
sudut minimum dari dua buah titik yang mampu dipisahkan oleh teleskop
radio tersebut. Secara teori, beamwidth untuk antena yang berbentuk
parabola dapat ditentukan.
Gain
Gain (directive gain) adalah karakter antena yang terkait dengan
kemampuan antena mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan
sinyal dari arah tertentu. Gain bukanlah kuantitas yang dapat
diukur dalam satuan fisis pada umumnya seperti watt, ohm, atau
lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan. Oleh karena itu,
satuan yang digunakan untuk gain adalah desibel.
Gain antena adalah tetap, dua pengertian yang berbeda antara gain
antena, transmit power dan EIRP atau daya terpancar, dengan
menurunkan transmit power tidak akan mengubah gain antena dan
pola radiasinya, hanya menurunkan EIRP atau daya terpancar ke udara,
Antena dengan gain rendah mempunyai pola radiasi yang berbeda
dengan antena sejenis yang punya gain besar. Pola radiasi antena
dengan gain rendah bersifat melebar sehingga energi yang dipancarkan
terdistribusi luas secara sektoral (sudut). Sedangkan antena
dengan gain besar memiliki pola pancar yang sempit, energi yang
dipancarkan tidak melebar, tetapi pada arah pancaran utamanya,
energi ini bisa menjangkau tempat yang lebih jauh.
Besar gain dari suatu antena menentukan kemampuan antena tersebut
untuk memfokuskan energi yang dipancarkannya kesuatu arah.
Contoh: antena dengan gain 20 dB lebih fokus dibandingkan
antena dengan gain 10 dB.
* Polarisasi
Polarisasi didefinisikan sebagai arah orientasi dari medan listrik.
Antena dipol memiliki polarisasi linear (vertikal atau horisontal).
Mengenali polarisasi antena amat berguna dalam sistem komunikasi,
khususnya untuk mendapatkan efisiensi maksimum pada transmisi sinyal.
Pada aplikasi radio, WLAN dan radio seluler, polarisasi yang digunakan
adalah polarisasi linier vertikal.
Antena pemancar dan penerima harus diorientasikan vertikal.
Sedangkan pada aplikasi TV broadcast, polarisasi yang digunakan
adalah polarisasi linier horisontal. Sedangkan pada aplikasi RFID
(radio frequency identification), polarisasi yang digunakan adalah
polarisasi sirkular.
Pada astronomi radio, tujuan mengenali polarisasi sinyal yang
dipancarkan oleh sebuah objek astronomi adalah untuk mempelajari
medan magnetik dari objek tersebut.
* Penggunaan antena
Penggunaan antena pada radio
Antena adalah salah satu elemen penting yang harus ada pada sebuah
teleskop radio. Fungsinya adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi
sinyal elektromagnetik, lalu meradiasikannya. Dan sebaliknya, antena
juga dapat berfungsi untuk menerima sinyal elektromagnetik dan
mengubahnya menjadi sinyal listrik. Sehingga sinyal radio yang
dipancarkan oleh stasiun radio dapat ditangkap oleh radio.
* Penggunaan antena pada televisi
Berdasarkan peraturan internasional yang berkaitan dengan pengaturan
penggunaan frekuensi (Radio Regulation) untuk penyiaran televisi
pada pita frekuensi VHF dan UHF.
Sejarah pertelevisian di Indonesia diawali pada tahun 1962 oleh
TVRI di Jakarta dengan menggunakan pemancar televisi VHF.
Pembangunan pemancar TVRI berjalan dengan cepat terutama setelah
diluncurkannya satelit palapa pada tahun 1975.
Pada tahun 1987, yaitu lahirnya stasiun penyiaran televisi swasta
pertama di Indonesia, stasiun pemancar TVRI telah mencapai jumlah
kurang lebih 200 stasiun pemancar yang keseluruhannya menggunakan
frekuensi VHF, dan pemancar TV swasta pertama tersebut diberikan
alokasi frekuensi pada pita UHF.
Kebijaksanaan penggunaan pita frekuensi VHF untuk TVRI dan UHF
untuk swasta. Sehingga untuk menagkap siaran TV digunakan
antena VHF dan UHF.
* Penggunaan antena pada radar
Radar atau Radio Detection and Ranging adalah suatu alat yang
sistemnya memancarkan gelombang elektromagnetik berupa gelombang
radio dan gelombang mikro.
Pantulan dari gelombang yang dipancarkan tadi digunakan untuk
mendeteksi obyek. Radar menggunakan spektrum gelombang elektromagnetik
pada rentang frekuensi 300 MHz hingga 30 GHz atau panjang gelombang
1 cm hingga 1 meter.
* Komponen sistem radar :
- Transmiter untuk membangkitkan sinyal radio dari osilator.
- Waveguide adalah penghubung antara Transmiter dan Antena.
- Receiver adalah penerima pantulan sinyal radio
- Signal processor adalah peralatan yang mengubah sinyal analog ke sinyal digital.
- Radar Controller adalah penghubung yang akan mengantarkan informasi ke user
* Jenis
Berdasarkan fungsi
Berdasarkan fungsinya antena dibedakan menjadi antena pemancar,
antena penerima, dan antena pemancar sekaligus penerima. Di
Indonesia antena pemancar banyak dimanfaatkan pada stasiun-stasiun
radio dan televisi.
Selanjutnya antena penerima, antena penerima ini bisanya digunakan
pada alat-alat seperti radio, tv, dan alat komunikasi lainnya.
* Berdasarkan gainnya
Berdasarkan besarnya gainnya antena dibedakan menjadi antena VHF
dan UHF yang biasanya digunakan pada TV. Kiranya semua orang tahu
bahwa besarnya daya pancar, akan memengaruhi besarnya sinyal
penerimaan siaran televisi di suatu tempat tertentu pada jarak
tertentu dari stasiun pemancar televisi.
Semakin tinggi daya pancar semakin besar level kuat medan penerimaan
siaran televisi. Namun besarnya penerimaan siaran televisi tidak
hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar. Untuk memperbesar
daya pancar pada stasiun TV dan daya terima pada TV maka perlu
digunakan antena.
Besarnya gain antena dipengaruhi oleh jumlah dan susunan antena
serta frekuensi yang digunakan. Antena pemancar UHF tidak mungkin
digunakan untuk pemancar TV VHF dan sebaliknya, karena akan
menimbulkan VSWR yang tinggi. Sedangkan antena penerima VHF dapat
saja untuk menerima signal UHF dan sebaliknya, namun gain antenanya
akan sangat mengecil dari yang seharusnya. Kualitas hasil pencaran
dari pemancar VHF dibandingkan dengan kualitas hasil pancaran dari
pemancar UHF adalah sama asalkan keduanya memenuhi persyaratan dan
spesifikasi yang telah ditentukan.
* Berdasarkan polarisasinya
Berdasarkan polarisasinya, antena dibedakan menjadi 2 yaitu antena
dipol dan monopol. Antena dipol memiliki polarisasi linear vertikal,
sedangkan antena monopol polarisasinya hanya pada satu arah.
Dengan karakter seperti ini, antena dipol banyak dimanfaatkan
untuk sistem komunikasi dengan wilayah cakupan yang luas.
* Antena Directional dan Antena Omnidirectional
Antena directional adalah antena yang pola radiasi pancarannya
terarah sehingga efektifitas pancaran radio hanya ke satu arah
saja, sedangkan antena omnidirectional dapat memancarkan gelombang
ke segala arah.
Yang termasuk antena directional adalah antena model Yagi seperti
kebanyakan yang dipakai sebagai antena penerima siaran TV. Contoh
antena omnidirectional adalah antena model groundplane.
* Berdasarkan bentuknya
Antena berdasarkan bentuknya antara lain: mikrostrip, parabola, vee,
horn, helix, dan loop. Walaupun amat sering dijumpai teleskop radio
yang menggunakan antena berbentuk parabola, ada beberapa jenis
antena lainnya yang juga sering digunakan pada sebuah teleskop
radio atau interferometer. Misalnya, Mauritius Radio Telescope (MRT)
yang menggunakan 1084 buah antena berbentuk helix.
Contoh lainnya adalah teleskop radio yang menggunakan antena berbentuk
horn, yang digunakan oleh Arno Penzias dan Robert Woodrow Wilson
ketika menemukan Cosmic Microwave Background (CMB).
Contoh antena berdasarkan bentuknya adalah antena parabola,
Antena parabola merupakan antena yang berbentuk parabola, pancaran
sinyal akan dikonsentrasikan pada titik tengah antena.
Antena parabola biasanya didesain untuk Frekuensi Ultra Tinggi
(UHF), penerima siaran TV Satelit, dan transmisi gelombang mikro.
___________
Penutup
___________
Demikian infonya para kawan sekalian...!
...dan...
Mari sama kita akhiri postingan ini dengan musik "Radio"
Selamat malam...!
____________________________________________________________________
Cat :
(Menyimak info sekitar Antena Radio)
____________________________________________________________________
Kata Pengantar
_________________
postingan ini adalah pendalaman dari link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2015/10/radio-dalam-penggunaan-dan-gelombang_26.html
Selamat menyimak....!
__________________________
Sekilas Antena Radio
__________________________
* Pemahaman Umum
Di bidang elektronika, definisi antena adalah transformator/struktur
transmisi antara gelombang terbimbing (saluran transmisi) dengan
gelombang ruang bebas atau sebaliknya. Antena adalah salah satu
elemen penting yang harus ada pada sebuah teleskop radio, TV, radar,
dan semua alat komunikasi nirkabel lainnya.
Sebuah antena adalah bagian vital dari suatu pemancar atau penerima
yang berfungsi untuk menyalurkan sinyal radio ke udara.
Bentuk antena bermacam macam sesuai dengan desain, pola penyebaran
dan frekuensi dan gain. Panjang antena secara efektif adalah panjang
gelombang frekuensi radio yang dipancarkannya.
Antena dipol setengah gelombang adalah sangat populer karena mudah
dibuat dan mampu memancarkan gelombang radio secara efektif.
* Fungsi
Fungsi antena adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal
elektromagnetik, lalu meradiasikannya (pelepasan energi elektromagnetik
ke udara/ruang bebas). Dan sebaliknya, antena juga dapat berfungsi
untuk menerima sinyal elektromagnetik (penerima energy elektromagnetik
dari ruang bebas) dan mengubahnya menjadi sinyal listrik.
Pada radar atau sistem komunikasi satelit, sering dijumpai sebuah
antena yang melakukan kedua fungsi (peradiasi dan penerima) sekaligus.
Namun, pada sebuah teleskop radio, antena hanya menjalankan fungsi
penerima saja.
* Karakter antena
Ada beberapa karakter penting antena yang perlu dipertimbangkan
dalam memilih jenis antena untuk suatu aplikasi (termasuk untuk
digunakan pada sebuah teleskop radio), yaitu pola radiasi,
direktivitas, gain, dan polarisasi. Karakter-karakter ini
umumnya sama pada sebuah antena, baik ketika antena tersebut
menjadi peradiasi atau menjadi penerima, untuk suatu frekuensi,
polarisasi, dan bidang irisan tertentu.
* Pola radiasi
Pola radiasi antena adalah plot 3-dimensi distribusi sinyal yang
dipancarkan oleh sebuah antena, atau plot 3-dimensi tingkat penerimaan
sinyal yang diterima oleh sebuah antena.
Pola radiasi antena dibentuk oleh dua buah pola radiasi berdasar
bidang irisan, yaitu pola radiasi pada bidang irisan arah elevasi
(pola elevasi) dan pola radiasi pada bidang irisan arah azimuth
(pola azimuth).
Kedua pola di atas akan membentuk pola 3-dimensi. Pola radiasi
3-dimensi inilah yang umum disebut sebagai pola radiasi antena dipol.
Sebuah antena yang meradiasikan sinyalnya sama besar ke segala arah
disebut sebagai antena isotropis.
Antena seperti ini akan memiliki pola radiasi berbentuk bola. Namun,
jika sebuah antena memiliki arah tertentu, di mana pada arah tersebut
distribusi sinyalnya lebih besar dibandingkan pada arah lain,
maka antena ini akan memiliki directivity.
Semakin spesifik arah distribusi sinyal oleh sebuah antena, maka
semakin directivity antena tersebut.
Antena dipol termasuk non-directive antenna. Dengan karakter seperti
ini, antena dipol banyak dimanfaatkan untuk sistem komunikasi dengan
wilayah cakupan yang luas. Pada astronomi radio, antena dipol digunakan
pada teleskop radio untuk melakukan pengamatan pada rentang High
Frekuensi (HF). Bentuk data yang dapat diperoleh adalah variabilitas
intensitas sinyal yang dipancarkan oleh sebuah objek astronomi.
Namun, karena antena dipol tidak memiliki directivity pada arah
tertentu, teleskop radio elemen tunggal yang menggunakan antena
jenis ini tidak dapat digunakan untuk melakukan pencitraan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola radiasi, yang
pertama adalah Half-power Beamwidth (HPBW), atau yang biasa dikenal
sebagai beamwidth suatu antena. Dalam astronomi radio, beamwidth
adalah resolusi spasial dari sebuah teleskop radio, yaitu diameter
sudut minimum dari dua buah titik yang mampu dipisahkan oleh teleskop
radio tersebut. Secara teori, beamwidth untuk antena yang berbentuk
parabola dapat ditentukan.
Gain
Gain (directive gain) adalah karakter antena yang terkait dengan
kemampuan antena mengarahkan radiasi sinyalnya, atau penerimaan
sinyal dari arah tertentu. Gain bukanlah kuantitas yang dapat
diukur dalam satuan fisis pada umumnya seperti watt, ohm, atau
lainnya, melainkan suatu bentuk perbandingan. Oleh karena itu,
satuan yang digunakan untuk gain adalah desibel.
Gain antena adalah tetap, dua pengertian yang berbeda antara gain
antena, transmit power dan EIRP atau daya terpancar, dengan
menurunkan transmit power tidak akan mengubah gain antena dan
pola radiasinya, hanya menurunkan EIRP atau daya terpancar ke udara,
Antena dengan gain rendah mempunyai pola radiasi yang berbeda
dengan antena sejenis yang punya gain besar. Pola radiasi antena
dengan gain rendah bersifat melebar sehingga energi yang dipancarkan
terdistribusi luas secara sektoral (sudut). Sedangkan antena
dengan gain besar memiliki pola pancar yang sempit, energi yang
dipancarkan tidak melebar, tetapi pada arah pancaran utamanya,
energi ini bisa menjangkau tempat yang lebih jauh.
Besar gain dari suatu antena menentukan kemampuan antena tersebut
untuk memfokuskan energi yang dipancarkannya kesuatu arah.
Contoh: antena dengan gain 20 dB lebih fokus dibandingkan
antena dengan gain 10 dB.
* Polarisasi
Polarisasi didefinisikan sebagai arah orientasi dari medan listrik.
Antena dipol memiliki polarisasi linear (vertikal atau horisontal).
Mengenali polarisasi antena amat berguna dalam sistem komunikasi,
khususnya untuk mendapatkan efisiensi maksimum pada transmisi sinyal.
Pada aplikasi radio, WLAN dan radio seluler, polarisasi yang digunakan
adalah polarisasi linier vertikal.
Antena pemancar dan penerima harus diorientasikan vertikal.
Sedangkan pada aplikasi TV broadcast, polarisasi yang digunakan
adalah polarisasi linier horisontal. Sedangkan pada aplikasi RFID
(radio frequency identification), polarisasi yang digunakan adalah
polarisasi sirkular.
Pada astronomi radio, tujuan mengenali polarisasi sinyal yang
dipancarkan oleh sebuah objek astronomi adalah untuk mempelajari
medan magnetik dari objek tersebut.
* Penggunaan antena
Penggunaan antena pada radio
Antena adalah salah satu elemen penting yang harus ada pada sebuah
teleskop radio. Fungsinya adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi
sinyal elektromagnetik, lalu meradiasikannya. Dan sebaliknya, antena
juga dapat berfungsi untuk menerima sinyal elektromagnetik dan
mengubahnya menjadi sinyal listrik. Sehingga sinyal radio yang
dipancarkan oleh stasiun radio dapat ditangkap oleh radio.
* Penggunaan antena pada televisi
Berdasarkan peraturan internasional yang berkaitan dengan pengaturan
penggunaan frekuensi (Radio Regulation) untuk penyiaran televisi
pada pita frekuensi VHF dan UHF.
Sejarah pertelevisian di Indonesia diawali pada tahun 1962 oleh
TVRI di Jakarta dengan menggunakan pemancar televisi VHF.
Pembangunan pemancar TVRI berjalan dengan cepat terutama setelah
diluncurkannya satelit palapa pada tahun 1975.
Pada tahun 1987, yaitu lahirnya stasiun penyiaran televisi swasta
pertama di Indonesia, stasiun pemancar TVRI telah mencapai jumlah
kurang lebih 200 stasiun pemancar yang keseluruhannya menggunakan
frekuensi VHF, dan pemancar TV swasta pertama tersebut diberikan
alokasi frekuensi pada pita UHF.
Kebijaksanaan penggunaan pita frekuensi VHF untuk TVRI dan UHF
untuk swasta. Sehingga untuk menagkap siaran TV digunakan
antena VHF dan UHF.
* Penggunaan antena pada radar
Radar atau Radio Detection and Ranging adalah suatu alat yang
sistemnya memancarkan gelombang elektromagnetik berupa gelombang
radio dan gelombang mikro.
Pantulan dari gelombang yang dipancarkan tadi digunakan untuk
mendeteksi obyek. Radar menggunakan spektrum gelombang elektromagnetik
pada rentang frekuensi 300 MHz hingga 30 GHz atau panjang gelombang
1 cm hingga 1 meter.
* Komponen sistem radar :
- Transmiter untuk membangkitkan sinyal radio dari osilator.
- Waveguide adalah penghubung antara Transmiter dan Antena.
- Receiver adalah penerima pantulan sinyal radio
- Signal processor adalah peralatan yang mengubah sinyal analog ke sinyal digital.
- Radar Controller adalah penghubung yang akan mengantarkan informasi ke user
* Jenis
Berdasarkan fungsi
Berdasarkan fungsinya antena dibedakan menjadi antena pemancar,
antena penerima, dan antena pemancar sekaligus penerima. Di
Indonesia antena pemancar banyak dimanfaatkan pada stasiun-stasiun
radio dan televisi.
Selanjutnya antena penerima, antena penerima ini bisanya digunakan
pada alat-alat seperti radio, tv, dan alat komunikasi lainnya.
* Berdasarkan gainnya
Berdasarkan besarnya gainnya antena dibedakan menjadi antena VHF
dan UHF yang biasanya digunakan pada TV. Kiranya semua orang tahu
bahwa besarnya daya pancar, akan memengaruhi besarnya sinyal
penerimaan siaran televisi di suatu tempat tertentu pada jarak
tertentu dari stasiun pemancar televisi.
Semakin tinggi daya pancar semakin besar level kuat medan penerimaan
siaran televisi. Namun besarnya penerimaan siaran televisi tidak
hanya dipengaruhi oleh besarnya daya pancar. Untuk memperbesar
daya pancar pada stasiun TV dan daya terima pada TV maka perlu
digunakan antena.
Besarnya gain antena dipengaruhi oleh jumlah dan susunan antena
serta frekuensi yang digunakan. Antena pemancar UHF tidak mungkin
digunakan untuk pemancar TV VHF dan sebaliknya, karena akan
menimbulkan VSWR yang tinggi. Sedangkan antena penerima VHF dapat
saja untuk menerima signal UHF dan sebaliknya, namun gain antenanya
akan sangat mengecil dari yang seharusnya. Kualitas hasil pencaran
dari pemancar VHF dibandingkan dengan kualitas hasil pancaran dari
pemancar UHF adalah sama asalkan keduanya memenuhi persyaratan dan
spesifikasi yang telah ditentukan.
* Berdasarkan polarisasinya
Berdasarkan polarisasinya, antena dibedakan menjadi 2 yaitu antena
dipol dan monopol. Antena dipol memiliki polarisasi linear vertikal,
sedangkan antena monopol polarisasinya hanya pada satu arah.
Dengan karakter seperti ini, antena dipol banyak dimanfaatkan
untuk sistem komunikasi dengan wilayah cakupan yang luas.
* Antena Directional dan Antena Omnidirectional
Antena directional adalah antena yang pola radiasi pancarannya
terarah sehingga efektifitas pancaran radio hanya ke satu arah
saja, sedangkan antena omnidirectional dapat memancarkan gelombang
ke segala arah.
Yang termasuk antena directional adalah antena model Yagi seperti
kebanyakan yang dipakai sebagai antena penerima siaran TV. Contoh
antena omnidirectional adalah antena model groundplane.
* Berdasarkan bentuknya
Antena berdasarkan bentuknya antara lain: mikrostrip, parabola, vee,
horn, helix, dan loop. Walaupun amat sering dijumpai teleskop radio
yang menggunakan antena berbentuk parabola, ada beberapa jenis
antena lainnya yang juga sering digunakan pada sebuah teleskop
radio atau interferometer. Misalnya, Mauritius Radio Telescope (MRT)
yang menggunakan 1084 buah antena berbentuk helix.
Contoh lainnya adalah teleskop radio yang menggunakan antena berbentuk
horn, yang digunakan oleh Arno Penzias dan Robert Woodrow Wilson
ketika menemukan Cosmic Microwave Background (CMB).
Contoh antena berdasarkan bentuknya adalah antena parabola,
Antena parabola merupakan antena yang berbentuk parabola, pancaran
sinyal akan dikonsentrasikan pada titik tengah antena.
Antena parabola biasanya didesain untuk Frekuensi Ultra Tinggi
(UHF), penerima siaran TV Satelit, dan transmisi gelombang mikro.
___________
Penutup
___________
Demikian infonya para kawan sekalian...!
...dan...
Mari sama kita akhiri postingan ini dengan musik "Radio"
Selamat malam...!
____________________________________________________________________
Cat :
No comments:
Post a Comment