#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar munculnya istilah "Kota Salak, Salak Sibakkua
dan Salak Sidippuan dalam kaji-kaji dan Kijo-kijo)
______________________________________________________________________
___________________
Kata Pengantar
___________________
Semakin kita mendalami info-info seputar "Salak Sidempuan" semakin banyak
yang kita ketahui dan semakin tinggi pula keinginan kita "Untuk Tahu lebih
banyak lagi mengenai Salak Sidippuan ini.
Itu yang penulis rasakan dalam "Pengkajian dan Pengkijoan" salak sidempuan
lewat beberapa link dibawah ini yang berhubungan dengan "Salak Sidempuan" :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2016/02/salak-salak-merah-padang-sidempuan-dan.html
http://angkolafacebook.blogspot.com/2016/02/kopi-salak-sidempuan-dalam-rasa-unik.html
http://angkolafacebook.blogspot.com/2016/03/kecap-salak-sidempuan-dalam-merk-on-do.html
Para kawan dimana-pun berada...!
Menggkaji atau mengkijo hangoluan sebagimana dipesan oleh Odang S dan Masdani
Nst lewat salah satu lagunya dikatakan : "Pakaji-kaji, pa kijo-kijo hangoluan
aso tu padena"
Nah...!
Maka malam ini-pun penulis menggakaji atau mengkijo pertanyaan :
1. Sejak Kapan Istilah Kota Salak Padang Sidempuan dipopulerkan
2. Salak manakah yang dipopulerkan tersebut, apakah salak Sibakkua
atau Salak Sidempuan secara umum
3. Mana yang lebih duluan populer, salak Sibakkua atau Salak Sidempuan
Kawan-kawan sekalian...!
Namanya Kaji atau Kijo bisa saja benar dan bisa juga salah. Jika benar
maka benarlah, jika salah maka kaji lagi-lah.
Selamat Menyimak...!
_________________________________________________
Sekilas Asal Muasal Istilah Kota Salak
_________________________________________________
* Kutipan
Lewat situs "Tapanuli Selatan Dalam Angka" dikatakan :
http://akhirmh.blogspot.co.id/2013/03/sentra-salak-sidempuan-di-lereng-gunung_3279.html
Kota Padang Sidempuan yang juga populer dengan sebutan nama ‘Kota Salak’
tofografinya adalah sebuah lembah yang merupakan cekungan yang dikelilingi
bukit / gunung yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Tapanuli
Selatan. Di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Angkola Barat dan
Kecamatan Marancar, di sebelah Timur berbatasan dengan Angkola Timur, di
sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Angkola Selatan dan Kecamatan
Sayur Matinggi.
Sebutan nama Kota Salak untuk Padang Sidempuan, muncul pada akhir tahun
1970-an, ketika anak-anak muda Padang Sidempuan tengah bergairah berbalas
'surat pendengar' yang diselingi lagu-lagu pilpen (pilihan pendengar) di
udara melalui Radio Kencana.
Para pendengar yang berbalas surat ini kerap menyebut Kota Padang Sidempuan
sebagai Kota Salak. Pada masa itu, penyiar terkenal dan pavorit adalah
Pak Mono (nama aslinya Syamsul Harahap). Saya sendiri kala itu, hanyalah
sebagai pendengar saja (rumah Pak Mono bersebelahan dengan rumah kami).
* Kaji atau kijo-nya :
Masuk di akal...!
Karena di tahun 70'an akhir, sarana yang paling ampuh untuk mempromosikan
suatu barang atau-pun istilah hanya lewat Radio. TVRI juga baru mulai
muncul pada masa itu di wilayah Padang Sidempuan Angkola sekitarnya.
Istilah "Kota Salak" ini juga tidak mendapat bantahan dari masyarakat
Padang Sidempuan sekitarnya karena dari sekian banyak aspek pertanian
dan perkebunan hanya salak ini-lah yang paling menonjol.
- Kakung juga di tanam di Padang Sidempuan dan jumlahnya cukup banyak,
tapi mengapa tidak disebut, Kota Kangkung Sidempuan...?
- Begitupun pisang cukup banyak juga, tapi tak ada itu yang namanya,
"Kota Pisang Sidempuan".
Lainnya...!
Kota Salak ini juga erat hubungannya dengan salah satu marga mayoritas
penduduk Padang Sidempuan Angkola sekitarnya, yaitu marga Siregar
Salak.
Dan pada sistem kekeluargaan Siregar Salak ini ada istilah, "Siregar
Salak nai dudungdung ni bonana, nai hapit ni pakkalna" seperti hal-nya
salak Sidempuan itu.
____________________________________________________________________
Salak Sibakkua Salak Persaingan di wilayah Parsalakan Tanah Angkola
dan Salak Sidempuan sebagai Salak Promosi mempopulerkan wilayah
Padang Sidempuan dan Kota Salak-nya
____________________________________________________________________
* Kutipan
Lewat situs "Tapanuli Selatan Dalam Angka" dikatakan :
http://akhirmh.blogspot.co.id/2013/03/sentra-salak-sidempuan-di-lereng-gunung_3279.html
Kota Padang Sidempuan sebagai Kota Salak telah lama sudah diabadikan
dalam sebuah lagu yang berjudul Ketabo (ketabo tu Sidimpuan, musim ni
salak sonnari disi dongan..) yang diciptakan oleh Nahum Situmorang (lahir
di Sipirok 1908, wafat 1969) dan telah dinyanyikan dengan berbagai versi
(YOUTUBE), antara lain oleh Betharia Sonatha, dan juga oleh Viky Sianipar-
Indah Winar dan jangan lupa juga oleh Ovall Trio.
* Kaji atau kijo-nya :
Nahum Sitomorang sebagai pencipta lagu Tanah Batak memang bukan saja
jago dalam pengetahuan penciptaan Syair tapi juga jago dalam pengetahuan
kewilayahan di seluruh Tanah Batak.
Asumsi penulis, pada saat beliau mencipta Lagu Ketabo-Ketabo telah tahu
ada namanya "Salak Sibakkua" sebagai salah satu wilayah yang memproduksi
salak yang paling banyak dan bagus di Wilayah Parsalakan.
Tapi...!
Salak Sibakkua ini tidak dijual secara umum di Huta Sibakkua, tapi justru
di jual di kota Padang Sidempuan. Karena itu Nahum Situmorang berlogika
dalam penciptaan syair lagunya untuk mengajak orang ke Sidempuan dan
bukan ke Sibakkua.
Kan bisa aja Nahum Situmorang bersyair :
Ketabo....ketabo...
ketao dongan tu Sibakkua-on
musim nisalak saonnaei disi dongan
tonggi-tonggi sapot tai tabo
Tapikan tidak demikian syairnya, Salak Sibakkua itu justru "Dipangan
sada mangido dua, lomlom kulitna, lomlom batuna".
Dengan demikian, kesimpulan kaji atau kijo penulis, "Salak Sibakkua
adalah salak persaingan di Parasalakan sedangkan Salak Sidempuan
adalah Salak Promosi". Teken kalau setuju dan jangan teken kalau
tidak setuju, pilihlah :
a. Teken mansongoni
b. Nangkon sidi teken
c. Teken pe jadi
_________________________________________________________
Duluan Ada Salak Sibakkua Baru Salak Sidempuan
_________________________________________________________
* Kutipan
Lewat situs "Tapanuli Selatan Dalam Angka" dikatakan :
http://akhirmh.blogspot.co.id/2013/03/sentra-salak-sidempuan-di-lereng-gunung_3279.html
Kecamatan Angkola Barat adalah sentra utama. Di kecamatan ini terkenal dengan
pepatah 'Salak Sibakkua, Dipangan Sada Mangido Dua" (salak Sibakkua, dimakan
satu, malah minta dua).
Tahun 1971 adalah pertamakali saya berkunjung ke daerah sentra salak ini
di Sitinjak. Konon, Salak Sidempuan, diekspor ke Batavia pada era Belanda
melalui pelabuhan Sibolga untuk memenuhi kebutuhan orang-orang Eropa.
* Kaji atau kijo-nya :
Mengacu pada uraian diatas dan berlakunya hubungan sebab akibat dalam
logika berpikir, maka salak yang di eksport tersebut adalah "Salak
Sibakkua" yaitu "Salak yang dimakan satu minta dua" dan bukan Salak
yang "Tonggi-tonggi sapot tai tabo" karena orang Belanda itu tak dapat
dibohongi, mereka juga pernah ada Padang Sidempuan bukan...?
__________________
Penutup
__________________
Demikian info kaji dan kijonya para kawan sekalian...!
Dalam arti luas, "Sesungguhnya Salak Sibakkua pada masa lampau itu
adalah Salak Sidempuan pada masa kini".
Masa lampau Salak Sibakkua dan Salak Sidempuan yang penuh dengan
macam cerita itu telah menciptakan satu istilah baru bagi KOta
Padang Sidempuan yaitu "Kota Salak". Luar biasa...!
...dan...
Selamat malam...!
________________________________________________________________________
Cat. Sumber :
* Video Tayang Sipirok Bagus - Indonesia Bagus :
* Ragam Buah Salak Sibakkua :
http://akhirmh.blogspot.co.id/2013/03/sentra-salak-sidempuan-di-lereng-gunung_3279.html
http://amzn.to/1VW0ktU
(Menyimak info sekitar munculnya istilah "Kota Salak, Salak Sibakkua
dan Salak Sidippuan dalam kaji-kaji dan Kijo-kijo)
______________________________________________________________________
___________________
Kata Pengantar
___________________
Semakin kita mendalami info-info seputar "Salak Sidempuan" semakin banyak
yang kita ketahui dan semakin tinggi pula keinginan kita "Untuk Tahu lebih
banyak lagi mengenai Salak Sidippuan ini.
Itu yang penulis rasakan dalam "Pengkajian dan Pengkijoan" salak sidempuan
lewat beberapa link dibawah ini yang berhubungan dengan "Salak Sidempuan" :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2016/02/salak-salak-merah-padang-sidempuan-dan.html
http://angkolafacebook.blogspot.com/2016/02/kopi-salak-sidempuan-dalam-rasa-unik.html
http://angkolafacebook.blogspot.com/2016/03/kecap-salak-sidempuan-dalam-merk-on-do.html
Para kawan dimana-pun berada...!
Menggkaji atau mengkijo hangoluan sebagimana dipesan oleh Odang S dan Masdani
Nst lewat salah satu lagunya dikatakan : "Pakaji-kaji, pa kijo-kijo hangoluan
aso tu padena"
Nah...!
Maka malam ini-pun penulis menggakaji atau mengkijo pertanyaan :
1. Sejak Kapan Istilah Kota Salak Padang Sidempuan dipopulerkan
2. Salak manakah yang dipopulerkan tersebut, apakah salak Sibakkua
atau Salak Sidempuan secara umum
3. Mana yang lebih duluan populer, salak Sibakkua atau Salak Sidempuan
Kawan-kawan sekalian...!
Namanya Kaji atau Kijo bisa saja benar dan bisa juga salah. Jika benar
maka benarlah, jika salah maka kaji lagi-lah.
Selamat Menyimak...!
_________________________________________________
Sekilas Asal Muasal Istilah Kota Salak
_________________________________________________
* Kutipan
Lewat situs "Tapanuli Selatan Dalam Angka" dikatakan :
http://akhirmh.blogspot.co.id/2013/03/sentra-salak-sidempuan-di-lereng-gunung_3279.html
Kota Padang Sidempuan yang juga populer dengan sebutan nama ‘Kota Salak’
tofografinya adalah sebuah lembah yang merupakan cekungan yang dikelilingi
bukit / gunung yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Tapanuli
Selatan. Di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Angkola Barat dan
Kecamatan Marancar, di sebelah Timur berbatasan dengan Angkola Timur, di
sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Angkola Selatan dan Kecamatan
Sayur Matinggi.
Sebutan nama Kota Salak untuk Padang Sidempuan, muncul pada akhir tahun
1970-an, ketika anak-anak muda Padang Sidempuan tengah bergairah berbalas
'surat pendengar' yang diselingi lagu-lagu pilpen (pilihan pendengar) di
udara melalui Radio Kencana.
Para pendengar yang berbalas surat ini kerap menyebut Kota Padang Sidempuan
sebagai Kota Salak. Pada masa itu, penyiar terkenal dan pavorit adalah
Pak Mono (nama aslinya Syamsul Harahap). Saya sendiri kala itu, hanyalah
sebagai pendengar saja (rumah Pak Mono bersebelahan dengan rumah kami).
* Kaji atau kijo-nya :
Masuk di akal...!
Karena di tahun 70'an akhir, sarana yang paling ampuh untuk mempromosikan
suatu barang atau-pun istilah hanya lewat Radio. TVRI juga baru mulai
muncul pada masa itu di wilayah Padang Sidempuan Angkola sekitarnya.
Istilah "Kota Salak" ini juga tidak mendapat bantahan dari masyarakat
Padang Sidempuan sekitarnya karena dari sekian banyak aspek pertanian
dan perkebunan hanya salak ini-lah yang paling menonjol.
- Kakung juga di tanam di Padang Sidempuan dan jumlahnya cukup banyak,
tapi mengapa tidak disebut, Kota Kangkung Sidempuan...?
- Begitupun pisang cukup banyak juga, tapi tak ada itu yang namanya,
"Kota Pisang Sidempuan".
Lainnya...!
Kota Salak ini juga erat hubungannya dengan salah satu marga mayoritas
penduduk Padang Sidempuan Angkola sekitarnya, yaitu marga Siregar
Salak.
Dan pada sistem kekeluargaan Siregar Salak ini ada istilah, "Siregar
Salak nai dudungdung ni bonana, nai hapit ni pakkalna" seperti hal-nya
salak Sidempuan itu.
____________________________________________________________________
Salak Sibakkua Salak Persaingan di wilayah Parsalakan Tanah Angkola
dan Salak Sidempuan sebagai Salak Promosi mempopulerkan wilayah
Padang Sidempuan dan Kota Salak-nya
____________________________________________________________________
* Kutipan
Lewat situs "Tapanuli Selatan Dalam Angka" dikatakan :
http://akhirmh.blogspot.co.id/2013/03/sentra-salak-sidempuan-di-lereng-gunung_3279.html
Kota Padang Sidempuan sebagai Kota Salak telah lama sudah diabadikan
dalam sebuah lagu yang berjudul Ketabo (ketabo tu Sidimpuan, musim ni
salak sonnari disi dongan..) yang diciptakan oleh Nahum Situmorang (lahir
di Sipirok 1908, wafat 1969) dan telah dinyanyikan dengan berbagai versi
(YOUTUBE), antara lain oleh Betharia Sonatha, dan juga oleh Viky Sianipar-
Indah Winar dan jangan lupa juga oleh Ovall Trio.
* Kaji atau kijo-nya :
Nahum Sitomorang sebagai pencipta lagu Tanah Batak memang bukan saja
jago dalam pengetahuan penciptaan Syair tapi juga jago dalam pengetahuan
kewilayahan di seluruh Tanah Batak.
Asumsi penulis, pada saat beliau mencipta Lagu Ketabo-Ketabo telah tahu
ada namanya "Salak Sibakkua" sebagai salah satu wilayah yang memproduksi
salak yang paling banyak dan bagus di Wilayah Parsalakan.
Tapi...!
Salak Sibakkua ini tidak dijual secara umum di Huta Sibakkua, tapi justru
di jual di kota Padang Sidempuan. Karena itu Nahum Situmorang berlogika
dalam penciptaan syair lagunya untuk mengajak orang ke Sidempuan dan
bukan ke Sibakkua.
Kan bisa aja Nahum Situmorang bersyair :
Ketabo....ketabo...
ketao dongan tu Sibakkua-on
musim nisalak saonnaei disi dongan
tonggi-tonggi sapot tai tabo
Tapikan tidak demikian syairnya, Salak Sibakkua itu justru "Dipangan
sada mangido dua, lomlom kulitna, lomlom batuna".
Dengan demikian, kesimpulan kaji atau kijo penulis, "Salak Sibakkua
adalah salak persaingan di Parasalakan sedangkan Salak Sidempuan
adalah Salak Promosi". Teken kalau setuju dan jangan teken kalau
tidak setuju, pilihlah :
a. Teken mansongoni
b. Nangkon sidi teken
c. Teken pe jadi
_________________________________________________________
Duluan Ada Salak Sibakkua Baru Salak Sidempuan
_________________________________________________________
* Kutipan
Lewat situs "Tapanuli Selatan Dalam Angka" dikatakan :
http://akhirmh.blogspot.co.id/2013/03/sentra-salak-sidempuan-di-lereng-gunung_3279.html
Kecamatan Angkola Barat adalah sentra utama. Di kecamatan ini terkenal dengan
pepatah 'Salak Sibakkua, Dipangan Sada Mangido Dua" (salak Sibakkua, dimakan
satu, malah minta dua).
Tahun 1971 adalah pertamakali saya berkunjung ke daerah sentra salak ini
di Sitinjak. Konon, Salak Sidempuan, diekspor ke Batavia pada era Belanda
melalui pelabuhan Sibolga untuk memenuhi kebutuhan orang-orang Eropa.
* Kaji atau kijo-nya :
Mengacu pada uraian diatas dan berlakunya hubungan sebab akibat dalam
logika berpikir, maka salak yang di eksport tersebut adalah "Salak
Sibakkua" yaitu "Salak yang dimakan satu minta dua" dan bukan Salak
yang "Tonggi-tonggi sapot tai tabo" karena orang Belanda itu tak dapat
dibohongi, mereka juga pernah ada Padang Sidempuan bukan...?
__________________
Penutup
__________________
Demikian info kaji dan kijonya para kawan sekalian...!
Dalam arti luas, "Sesungguhnya Salak Sibakkua pada masa lampau itu
adalah Salak Sidempuan pada masa kini".
Masa lampau Salak Sibakkua dan Salak Sidempuan yang penuh dengan
macam cerita itu telah menciptakan satu istilah baru bagi KOta
Padang Sidempuan yaitu "Kota Salak". Luar biasa...!
...dan...
Selamat malam...!
________________________________________________________________________
Cat. Sumber :
* Video Tayang Sipirok Bagus - Indonesia Bagus :
* Ragam Buah Salak Sibakkua :
http://akhirmh.blogspot.co.id/2013/03/sentra-salak-sidempuan-di-lereng-gunung_3279.html
http://amzn.to/1VW0ktU
No comments:
Post a Comment