#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Garuda Indonesia Airways dengan fokus pada
perkembangannya dari Dekade ke Dekade / masa ke masa / zaman ke zaman)
__________________________________________________________________________
______________________
Kata Pengantar
______________________
Karena hebatnya istilah Garuda, maka :
- Garuda-pun punya mitologi
- Garuda-pun menjadi Lambang Negara Republik Indonesia
Keduanya dapat anda perdalam infonya lewat link :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/04/garuda-dalam-mitologi-sebagai-burung.html
"Garuda sebagai salah satu burung dari kelompok burung yang dinamakan
elang" juga cukup hebat ceritanya. Ini dapat anda perdalam infonya
lewat link :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/04/elang-pengertian-ciri-ciri-jenis-dan.html
Bagaimana dengan, "Garuda Sebagai Pesawat" Tanda tanya...?
Hebatkah...?
Serukah...?
Mengapa nama ini yang digunakan dan siapa yang memberi nama. Pun...
bagaimana perkembangannya dari masa ke masa atau zaman kezamannya...?
Adalah hal yang mau penulis gmbarkan lewat postingan ini dengan dukungan
macam animasi pesawatnya, hingga terlihat lebih seru dan hebat.
Selamat menyimak.
_____________________________________________________
Sekilas info tentang garuda Indonesia Airways
_____________________________________________________
* Pengertian
Garuda Indonesia (PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk; IDX: GIAA)
adalah maskapai penerbangan nasional Indonesia. Garuda adalah nama
burung tunggangan Dewa Wisnu dalam legenda pewayangan.
Pada tahun 2007, maskapai ini bersama dengan maskapai Indonesia lainnya
(termasuk anak perusahaan Garuda Indonesia, Citilink), dilarang terbang
menuju Eropa karena kejadian yang menimpa pesawat Garuda Indonesia nomor
penerbangan 200.
Setahun kemudian, maskapai ini menerima sertifikasi IATA Operational Safety
Audit (IOSA) dari IATA yang menunjukkan Garuda Indonesia telah memenuhi
standar keselamatan penerbangan Internasiona].
Perbaikan layanan dan meningkatnya kualitas layanan maskapai membuat Garuda
menjadi pemenang kategori "World's Most Improved Airline" dari Skytrax.
1 Juni 2010 menjapada hari bersejarah bagi Garuda Indonesia, di mana
pembukaan kembali rute Amsterdam dilaksanakan menggunakan Pesawat Airbus
A330-200 dengan perhentian di Dubai.
Pada bulan Juni 2012, Garuda Indonesia dengan klub sepak bola Liverpool FC,
Inggris mengadakan perjanjian kerjasama dan kini merupakan sponsor global
untuk Liverpool FC.
Tahun 2013, Garuda Indonesia mendapat dua penghargaan dari Skytrax yaitu
"World Best Economy Class" dan "World Best Economy Class Seat". Pada
pertengahan tahun 2014, Garuda Indonesia mendapat penghargaan
"World's Best Cabin Crew".
Pada tanggal 5 Maret 2014, Garuda Indonesia resmi bergabung dengan aliansi
SkyTeam sebagai anggota ke-20 yang peresmiannya berlangsung di Denpasar,
Bali.
Pada tanggal 30 Mei 2014, Garuda Indonesia melayani rute ke Amsterdam
dengan nonstop menggunakan pesawat Boeing 777-300ER yang memiliki
kabin terbaru dari semua armada.
Pada tanggal 8 September 2014, Garuda Indonesia memperpanjang rute
penerbangannya menuju London. Pada tanggal 11 Desember 2014, bertepatan
dengan mundurnya Dirut Garuda Indonesia saat itu, Emirsyah Satar.
Garuda Indonesia mendapat Anugerah penghargaan sebagai maskapai
"berbintang 5" sedunia dari Skytrax dan menjadi anggota dari 7 maskapai
dunia yang mendapat penghargaan tersebut.
* Asal nama Garuda Indonesia
Pada tanggal 25 Desember 1949, wakil dari KLM yang juga teman Presiden
Soekarno, Dr. Konijnenburg, menghadap dan melapor kepada presiden di
Yogyakarta bahwa KLM Interinsulair Bedrijf akan diserahkan kepada
pemerintah sesuai dengan hasil Konferensi Meja Bundar (KMB) dan meminta
kepada dia memberi nama bagi perusahaan tersebut karena pesawat yang
akan membawanya dari Yogyakarta ke Jakarta nanti akan dicat sesuai
nama itu.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Soekarno menjawab pertanyaan tersebut
dengan mengutip satu baris dari sebuah sajak bahasa Belanda gubahan
pujangga terkenal, Raden Mas Noto Soeroto di zaman kolonial yang berisi,
Ik ben Garuda, Vishnoe's vogel, die zijn vleugels uitslaat hoog boven
uw eilanden ("Aku adalah Garuda, burung milik Wisnu yang membentangkan
sayapnya menjulang tinggi di atas kepulauanmu").
Maka pada tanggal 28 Desember 1949, penerbangan bersejarah menggunakan
pesawat DC-3 dengan registrasi PK-DPD milik KLM Interinsulair terbang
membawa Presiden Soekarno dari Yogyakarta ke Jakarta untuk menghadiri
upacara pelantikannya sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS)
dengan nama Garuda Indonesian Airways, yang diberikan oleh Presiden
Soekarno kepada perusahaan penerbangan pertama ini.
_____________________________________________________________
Sekilas Gambaran Sejarah Garuda Indonesia Airways dari Masa ke
Masa / dari zaman kee zaman / Dekkade ke dekade
_____________________________________________________________
* Dekade 1920-1930-an: Perintis transportasi udara
Berhasilnya penerbangan pertama yang diawali oleh Wright Bersaudara pada
Tahun 1903 di Kitty Hawk, Carolina Utara. Membuat para penerbang lain
bermunculan dan mulai melakukan berbagai penjelajahan yang luar biasa
seperti yang dilakukan oleh Charles Lindbergh yang melakukan penerbangan
dari New York menuju Paris melintasi Samudera Atlantik yang dinilai
sebagai salah satu pencapaian fantastis pada saat itu, tak hanya menggugah
para masyarakat yang kelak menjadi penerbang yang ulung, tapi juga mendorong
para negara penjajah untuk memanfaatkan daerah jajahannya dengan melengkapi
teknologi yang baru saja diadakan ini, termasuk Belanda.
Belanda dalam rangka memperkuat sistem penjajahannya, mereka memperkuat
sistem perhubungan yang berpengaruh, dengan mendirikan perusahaan
tranportasi udara yang bernama KNILM pada tanggal 24 Oktober 1928 dengan
modal sebesar 5 juta Gulden yang dihimpun dari 32 perusahaan dan pengusaha
besar.
Kemudian, dana yang telah dikumpulkan ini digunakan untuk mendatangkan
pesawat jenis Fokker VIII Trimotor yang berjumlah sebanyak 4 armada dari
Belanda. Setelah menempuh perjalnaan yang rentang waktunya berbeda-beda,
operasional pertama KNILM diresmikan pada tanggal 1 November 1928 oleh
Gubernur Jenderal Belanda, De Graef yang disaksikan oleh H. Nieuwenhuis
sebagai kepala KNILM, TH.J. De Bruyn sebagai kepala administrasi keuangan
dan Behege sebagai kepala dinas teknik serta Meal De Jong sebagai
handelszaken (Kepala Bagian Niaga) bersama warga Batavia di Bandara
Cililitan. Setelah berkembang lama, maskapai ini mati akibat Perang Dunia 2
yang diakibatkan oleh invasi Jepang ke Asia Tenggara
* Dekade 1940-1950-an:
Ket :
Gambaran situasi dan kondisi Garuda Indonesia 1940'an
Awal pendirian, perjuangan, dan menjadi maskapai nasional
Setelah penerbangan KNILM bubar pada tahun 1940, Belanda kembali mendirikan
maskapai lagi yang bernama KLM Interinsulair Bedrijf pada tanggal 1 Agustus
1947 yang bertujuan untuk kembali melayani daerah jajahannya dengan mengambil
kembali pesawat sebanyak 20 armada ayng merupakan bekas pakai dari KNILM.
Namun, tak lama kemudian pada tanggal 26 Januari 1949 KLM IIB diganti namanya
menjadi Garuda Indonesia (Sehingga hari tersebut dijadikan sebagai hari jadi
Garuda Indonesia), di mana maskapai bernama Indonesian Airways terbang dari
Jogjakarta menuju Jakarta dengan pesawat yang bernama Seulawah atau Gunung
Emas, yang diambil dari nama gunung terkenal di Aceh.
Dana untuk membeli pesawat seharga 120.000 Dollar Malaya ini didapatkan dari
sumbangan rakyat Aceh. Maskapai ini tetap mendukung Indonesia sampai revolusi
terhadap Belanda berakhir. Garuda Indonesia mendapatkan konsesi monopoli
penerbangan dari pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1950 dari KLM.
Selain itu, Pemerintah Birma juga membantu mendirikan maskapai ini. Garuda
Indonesia pada awalnya adalah hasil joint venture antara pemerintah Indonesia
dengan KLM dengan kalkulasi pemerintah Indonesia memiliki 51% saham.
Ket :
Gambaran situasi dan kondisi Garuda Indonesia 1950'an
Selama 10 tahun pertama, perusahaan ini dikelola oleh KLM. Tetapi karena paksaan
nasionalis, KLM menjual sebagian dari sahamnya pada tahun 1953 ke Pemerintah
Indonesia dan pada waktu yang bersamaan, maskapai ini memiliki 46 pesawat.
Tahun 1956, Garuda Indonesia meresmikan pelayanan penerbangan haji menuju
Mekkah dengan pesawat Convair CV-340.
Garuda Indonesia menyumbangkan sebuah pesawat DC-3 kepada pemerintah negara
Birma untuk membalas budi bantuan mereka. Saat itu, Garuda Indonesia telah
memiliki 27 pesawat terbang, staf terdidik, bandara, dan jadwal penerbangan.
Kesiapan Garuda Indonesia ini membuat mereka berbeda dengan maskapai pionir
lainnya di Asia.
* Dekade 1960-1970-an: Perkembangan signifikan dan berekspansi
Dekade ini merupakan dekade pembangunan sekaligus kemajuan untuk Garuda. Pada
tahun 1961, Garuda mendatangkan pesawat turboprop Lockheed L-188C Electra,
ketiga pesawat baru itu masuk dinas aktif pada bulan Januari 1961 dan diberi
nama "Pulau Bali", "Candi Borobudur" dan "Danau Toba", yang merupakan nama
tujuan wisata Indonesia yang paling dikenal di luar negeri, tahun 1963, Garuda
membuka rute penerbangan menuju Tokyo dengan pesawat L-188 dengan perhentian
di Hongkong, rute ini kemudian dikenal dengan nama "Emerald Route".
Ket :
Gambaran situasi dan kondisi Garuda Indonesia 1960'an
Garuda memasuki era jet pada tahun 1964 dengan datangnya tiga pesawat baru
Convair 990A yang diberi nama "Majapahit", "Pajajaran" dan "Sriwijaya", yang
merupakan nama kerajaan kuno di Indonesia dan menjadikan Garuda Indonesia
maskapai pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan pesawat jet subsonik.
Saat itu, jet bermesin empat Convair 990 merupakan pesawat berteknologi
canggih dan memiliki kecepatan tertinggi dibandingkan pesawat-pesawat lain
yang sejenis, seperti Boeing 707 dan Douglas DC-8.
Dengan pesawat ini pula Garuda membuka penerbangan antarbenua dari Jakarta
ke Amsterdam melewati Medan, Bombay, Beirut dan Roma. Pada tahun 1966,
Garuda kembali memperkuat armada jetnya dengan mendatangkan sebuah pesawat
jet baru, yaitu Douglas DC-8.
Sementara, pada akhir tahun 1960-an, Garuda membeli sejumlah pesawat turboprop
baru seperti, Fokker F27. Pesawat ini datang secara bertahap mulai tahun 1969
hingga 1970 dari hasil penjualan beberapa pesawat berbadan lebar untuk
memenuhi pasar domestik yang terus berkembang.
* Dekade 1970-1980-an: Berkembang maju dan mendunia
Dilanjutkan pada dekade 1970-1980-an. Wiweko Soepono Dirut Garuda Indonesia,
melakukan program revitalisasi perusahaan yang mencakup perbaikan layanan,
mengganti sistem manajemen, anti-KKN, memperbarui dan menambah armada serta
menambah rute Domestik dan Internasional kemudian, beberapa pesawat di jual
untuk menggarap pasar domestik dengan Fokker F-27 dan Fokker F-28 dan pada
pertengahan 1970an, muncul di mana sebuah tren kenaikan jumlah penumpang yang
naik pesawat dan tren tersebut tidak disia-siakan oleh Wiweko dalam rencananya
yang bernama Buy now for tomorrow profit untuk membeli pesawat berbadan lebar
dengan jarak jangkauan yang jauh dan penumpang yang banyak yaitu, Boeing B747-
200 dan Douglas DC-10-30 yang di peruntukkan Garuda menerbangi rute baru di
Benua Asia, Australia dan Eropa dan pada tahun 1982 Garuda Indonesia menjadi
maskapai pengguna pertama Airbus A300B4-600 FFCC (Modifikasi kokpit
dengan 2 awak).
Ket :
Gambaran situasi dan kondisi Garuda Indonesia 70'an
Memiliki inisiatif dan inovasi yang menarik di Garuda Indonesia, Wiweko
yang menjabat menjadi Dirut selama 16 tahun berhasil membawa GIA menjadi
maskapai terbesar ke 2 se Asia setelah Japan Airlines serta menjadi maskapai
terbesar dan berpengaruh di belahan bumi bagian selatan.
Kemudian pada tahun 1985, pimpinan GIA digantikan oleh R.A.J Lumenta.
Kemudian, Ia melakukan re-branding terhadap maskapai dengan mengubah nama
dari Garuda Indonesian Airways menjadi Garuda Indonesia dan memindahkan
pangkalan utama yang sebelumnya berada di Bandara Kemayoran dan Bandar
Udara Halim Perdanakusuma dipindahkan ke Soekarno Hatta dan melakukan
perbaikan sistem manajemen dan penambahan rute.
Ket :
Gambaran situasi dan kondisi Garuda Indonesia 80'an
Pada tahun 1985, Garuda Indonesia berhasil merintis penerbangan menuju
Amerika Serikat dengan Douglas DC-10-30 bersama maskapai Continental
Airlines dengan destinasi Los Angeles dan berhenti di Denpasar-Biak-Hawaii
dengan menggunakan logo spesial gabungan dari Continental Airlines dan
Garuda Indonesia.
* Dekade 1990-2000-an: Kesulitan ekonomi, kecelakaan
beruntun dan reputasi buruk
Selama dekade 1990an, Garuda Indonesia melakukan peremajaan armada dengan
melakukan pembelian armada pesawat 9 unit McDonnell-Douglas MD-11 yang
datang pada tahun 1991 untuk mengganti peran sebagai Pesawat Douglas DC-10,
yang diikuti oleh berbagai seri keluarga Boeing 737 Classic yang datang
tahun berikutnya, sebagai pengganti DC-9, serta Boeing 747-400 yang datang
tahun 1994, dengan skema pembelian yang terdiri dari 2 dibeli langsung dari
Boeing, 1 dibeli dari Varig dan Airbus A330-300 yang datang tahun 1996.
Ket :
Gambaran situasi dan kondisi Garuda Indonesia 90'an
Pada masa ini juga, Garuda Indonesia mengalami dua musibah besar yang
terjadi di dua tempat yang memakan korban dalam jumlah yang cukup besar,
yaitu peristiwa Garuda Indonesia Penerbangan 865 yang terbang dari Fukuoka,
Jepang, dan satunya lagi terjadi pada pesawat Garuda Indonesia Penerbangan
152 yang bertempat kejadiankan di Desa Sibolangit, Sumatera Utara.
Musibah yang kedua ini menewaskan seluruh penumpangnya, disamping itu,
maskapai ini sejak 1997 juga terkena imbas Krisis Finansial Asia yang
juga membuat keuangan Indonesia menjadi lesu. Hal ini membuat Garuda
harus memotong semua rute yang tidak menguntungkan, terutama rute jarak
jauh menuju ke Eropa maupun Amerika.
Disamping menutup rute jarak jauh yang tidak menguntungkan, maskapai ini
juga melakukan penyesuaian ulang terhadap rute domestik yang ada, serta
mengganti jumlah pesawat yang sudah tua secara bertahap dengan menjual,
mengalihkan dan memensiunkan armada Fokker F28 dan Airbus A300 yang ada.
Deregulasi maskapai penerbangan Indonesia yang dinaungi peraturan
perundangan-undangan UU No 5/1999 (membahas tentang pembatasan praktek
monopoli usaha) dan SK Menteri Perhubungan No 11/2001 (membahas tentang
tata operasional awal maskapai penerbangan dengan batasan armada minimal
2 pesawat) , menyebabkan Garuda Indonesia kehilangan hegemoni besarnya
dalam pasar penerbangan Indonesia, yang berakibat pada menurunnya pangsa
kemilikan pasar Garuda Indonesia yang telah kosong dan dimanfaatkan oleh
maskapai berbiaya rendah seperti, Pelita Air Service, Awair, Lion Air dan
Jatayu Airlines.
Hal ini makin memperparah dan menyudutkan posisi Garuda yang berada pada
situasi yang sulit. Bagaimana tidak, sudah merugi sejak tahun 1994 dan
terus berutang tanpa membayar, ditambah lagi dengan budaya kerja yang
sangat birokratis dan lamban eksekusinya membuat sistem yang ada menjadi
"tidak ramah dengan ide dan kreativitas" yang berakibat pada terhambatnya
performa kompetitivitas Garuda Indonesia dengan maskapai penerbangan lain,
belum lagi dengan banyaknya pejabat yang memanfaatkan hubungannya dengan
maskapai ini untuk mendapat kemudahan tersendiri yang berdamapk pada
rendahnya indeks ketepatan waktu yang tercermin pada seringnya
keterlambatan terbang pesawat.
Ket :
Gambaran situasi dan kondisi Garuda Indonesia 2000'an
Hal ini belum ditambah lagi dengan berbagai kejadian-kejadian baru
diberbagai negara lain, seperti Serangan 11 September 2001 yang didasari
pada motif Jihad ala Al-Qaeda, dilanjutkan dengan terjadinya Bom Bali I
dan Bom Bali II, wabah SARS, serta meninggalnya aktivis HAM, Munir Said
Thalib yang (diduga) diracuni oleh seseorang yang diyakininya "ingin
mendiamkannya", serta Bencana Tsunami Aceh 26 Desember 2004.
Selain itu, Garuda Indonesia juga menghadapi masalah keselamatan
penerbangan, terutama setelah peristiwa Garuda Indonesia Penerbangan 200,
akibat hal ini, Uni Eropa memberi surat larangan terbang ke Eropa bagi
semua maskapai Indonesia.
* Dekade 2010-an:
Namun, setelah perbaikan besar-besaran, tahun 2010 maskapai ini
diperbolehkan kembali terbang ke Eropa, setelah misi inspeksi oleh tim
pimpinan Frederico Grandini yang bertugas untuk memastikan segala
kemungkinan yang ada untuk memulai pembukaan kembali rute dengan
merekomendasikan pembukaan rute Jakarta - Amsterdam.
* Slogan perusahaan
Slogan perusahaan Garuda Indonesia, didasarkan atas kewajiban Garuda
untuk memenuhi kebutuhan transportasi udara negara. Slogan
terinspirasi dari frasa (penggabungan 2 kalimat) yang bertujuan
agar mudah diingat khalayak umum dan memperkuat memori masyarakat
terhadapa layanan yang diberikan oleh maskapai, bahkan beberapa
slogan membuat perubahan yang drastis dalam penyampaiannya (seperti
Pan American World Airways yang mengusung tema, You can't beat
experience. Menjadi hal yang terkenal dan populer, karena slogan
yang setara dengan kualitas yang ditawarkan). Berikut slogan
Garuda Indonesia:
The Airlines of Indonesia (1992-1998, 2012-sekarang)
Kini Lebih Baik (1999-2002)
Wawasan Nusantara (2003-2004)
Nusantara Bangsa (2007-2008)
Garuda Indonesia Experience (2009-2011)
Look Forward (2015-sekarang)
* Direktur utama perusahaan
Dr. E. Konijnenburg (1950–1954)
Ir. Soetoto (1954–1959)
Marsekal Iskandar (1959–1961)
Partono (1961–1965)
Soedarmono (1965–1968)
Wiweko Soepono (1968–1984)
R.A.J. Lumenta (1984-1988)
Soeparno (1988–1992)
Wage Mulyono (1992–1995)
Soepandi (1995–1998)
Robby Djohan (1998–1999)
Abdul Gani (1999–2002)
Indra Setiawan (2002–2005)
Emirsyah Satar (2005–2014)
Muhammad Arif Wibowo (2014–sampai saat ini)
______________
Penutup
______________
Demikian infonya para kawan sekalian...!
Kiranya...!
Dengan info ini rasa cinta kita pada "Garuda Indonesia" ini lebih
meningkat nian, seiring dengan peningkatan yang diberikan Garuda itu
sendiri pada para masyarakat Nusantara.
Berikut info lainnya mengenai "Kapal Terbang ajalah" yang ada di
blog ini, link :
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/04/merpati-nusantara-airlines-pengertian.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/04/airasia-pengertian-sejarah-insiden.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2013/08/citilink-enaknya-kopi-kapal-api-dalam.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2015/03/lion-air-dan-anak-medan-dalam-time-is.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/04/sempati-air-pengertian-sejarah-armada.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/04/sriwijaya-air-pengertian-sejarah.html
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/04/airasia-pengertian-sejarah-insiden.html
Selamat malam...!
http://angkolafacebook.blogspot.co.id/2016/04/sempati-air-pengertian-sejarah-armada.html
_______________________________________________________________________________
Cat :
Garuda Indonesia Boeing 747-400 Landing & Take off at Nagoya (NGO) - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=wKrowq9NTYs
Garuda Indonesia History - YouTube
https://www.youtube.com/watch?v=vz8CgOA7WHQ
http://amzn.to/1VW0ktU
No comments:
Post a Comment