Sunday, December 4, 2016

Mangolat Sebagai Salah Satu Bukti Kuatnya Anjuran Pernikahan Marboru Tulang di Adat Batak Angkola


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Mangolat Boru dalam Pernikahan
Adat Batak Angkola - Tapanuli Selatan sekitarnya)
______________________________________________________















__________________

Kata Pengantar
__________________

Para kawan sekalian...!
Khsusnya yang bukan orang Batak Angkola, tapi ingin
menikah dengan gadis Batak Angkola sekitarnya.

Kurang lebih ada sekitar 12 - 15 Tahapan yang harus
dilalui dalam melaksanakan pernikahan Adat batak
Angkola. Dan tahapan ini bisa jadi akan lebih banyak
jika hal-hal pelengkap adat secara sempurna mau di
laksankan.

Salah satu tahpan ini adalah tahpan "Mangolat" suatu
tahapan pernikahan adat batak Angkola yang bisa
terlaksana atau menjadi tidak terlaksana karena
adanya istilah "Marporeban" dalam adat batak.

Apakah arti istilah "Marporeban" dalam adat Batak
dan bagimana hubungannnya dengan Peristiwa "Magolat
dalam budaya batak Angkola, adalah isi dari postingan
ini.

Selamat menyimak...!


























______________________________________________________

Sekilas info Pemahaman pada istilah "marporeban" 
dalam Batak Angkola (Tinjauan marporeban Kandung)
______________________________________________________

* Pengertian

Marporeban adalah suatu istilah kekerabatan dalam adat
batak secara umum yang mana anak pria dari seorang ibu
dijinkan menikah dengan anak putri dari seorang Bapak
yang mana ibu dan pria tersebut kakak beradik. Peristiwa
atau kejadian ini disebut "Marporeban Kandung"

* Pangilan Tutur

Karena kedua bapak ibu dari yang marporeban ini kakak
adik, maka anak pria dari sang ibu akan memanggil
"Tulang" pada Bapak dari anak putri. Sedangkan
panggilan dari bapak Putri tersebut pada anak dari
adiknya ini "Bere".

Sedangkan pangilan dari anak Putri sang Bapak pada
ibu dari adik ayahnya ini Namboru atau Bou. Adapun
Namboru atau Bou yersebut akan memanggil putri dari
adiknya ini sebagai "Maen". atau "Parumaen".

* Istilah Boru Tulang dan Anak Namoru

Karena anak Pria memanggil tutur Tulang pada bapak
anak perembuan, maka putri dari Bapak tersebut akan
menjadi Boru Tulang bagi anak pria tersebut. Karena
itu panggilannyapun pada putri terebut "Boru Tulang"
sama dengan Marboru tulang, sama dengan puptri anak
tulang.

Begitupun anak putri tersebut, akan memanggil "Anak
Namboru" pada ibu dari si Putra. Anak Namboru artinya
sama dengan Anak putra dari Namboru.

* Budaya Batak dalam hubungannnya dengan Marporeban
  sitem Patrileneal (garis keturunan dari ayah)

Karena Budaya Batak menganut sistem kekerabatan
patrileneal atau mengambil nama garis keturunan dari
sang ayah, maka pernikahan marporeban ini sangat di
inginkan oleh banyak masayarakat di tanah Batak.

Pernikan ini bukan pernikahan semarga, meskipun kakak
beradik tersebut sama marganya. Misalnya si Ibu Putra
yang Marga Harahap tidak melahirkan anak yang marga
Harahap, tapi akan melahirkan anak sesuai Marga suaminya.

Sedangkan adiknya yang pria yang Marga Harahap akan
tetap bermarga Harahap karena beliau adalah seorang
putra.

* Budaya Batak dalam anjuran Menikah yang marporeban


Tak ada satu orang-pun yang tahu sejak kapan anjuran
menikah marporeban di tanah batak. Dan ini bisa jadi
karena telah lamanya anjuran ini dikeluarkan.

Kuatnya anjuran ini di Tanah Batak khsusnya Angkola,
maka istilah Marporeban-pun setiap saat akan terdengar
dan terdengar kadang bukan saja pada seseorang telah
dewasa, bahkan mulai terdengar sejak seseorang mulai
lahir.

Misalnya :
Seorang putra batak bertanya pada ibunya, "Ibu mau
kemana...?" maka sang ibu menjawab, "Saya mau kerumah
tulangmu, karena saya dengar sudah ada boru tulangmu
yang lahir.

Arti peryataan ini dalam adat batak sama dengan, "Telah
lahir sesorang yang boleh kau nikahi anakku".

Dan sama juga artinya dengan, "Telah ada seorang putri
yang harus kau jaga anakku, yang harus kau lindungi
anakkku atau yang harus kau beri kebahagiaan anakku".

Dan...dan...hebatnya budaya batak...!

Hal-hal yang seiring dengan dianjurkannnya menikah
ini akan disampaikan pula dengan sang putri, sehingga
tak heran para putri ditanah Batakpun setiap saat
mendengar isitilah, "Anak namborumu doi"

Istilah anak Namborumu doi sama artinya dengan, dialah
yang utama dan paling utama unuk kau nikahi kelak jika
kau telah dewasa.

Dia pulalalah yang menjadi pelindungmu jika kau mengalami
kesulitan dalam hidupmu, dan dia pulalah teman utamamu
dalam bercanda dan bermain dikehidupan ini.

Luar biasanya lainnnya diadat batak dalam budaya
marporeban ini, meskipun pada akhirnya porebannnya atau
anak Namborunya atau Borutulangnnnya tidak menjadi
jodohnya, tapi sistem kekerabatan tak dapat dipisahkan.

"Sekali Boru Tulang, tetap Boru Tulang" atau "Sekali
Anak Namboru tetap Anak namboru",

Dan akibat negatifnya, cukup banyak juga yang marboreban
tapi tak berjodoh ini menjadi Lupa Diri.

Ajaran-ajaran budaya batak yang mengajurkan pernikahan
marborutulang dan anak namboru ini, lepas kontrol.

- Seorang ibu yang sudah punya anak 2,3,5 dst dengan
  tanpa maulu-nya kadang mencadai Anak Namborunya yang
  juga telah memiliki istri itu.

- Beliau sang Boru Tualung masih tetap berkeinginan,
  unutuk menikmati penghasilan Anak Namborunya, padahal
  duit sang boru tulang jauh lebih banyak dari sang
  Anak namboru.

- Sementara sang Ank Namboru-pun kadang suka memancing
  situasi lama yang telah berlalu, sehingga tak jarang
  membuat muka menjadi merah dan salah dalam bertindak.

* Kacau Rumah Tangga

Macam mana tidak kacau bagi sebagian orang Rumah Tangga
dari yang marporeban ini. Mereka banyak yang tak pintar
membaca situasi :

- Mereka tidak tahu, apakah suaminya mengerti adat batak
  atau tidak, khsusnya pada sang borutulang yang menikah
  dengan bukan suku batak.

  Dan jika tidak mengerti bisa terjadi kecemburuan. Dan
  bahkan bisa menyebabkan terjadi perang rumah tangga.

  Sang istiri meranggapan kedekatan sama sang Anak namboru
  sebagai simbol keakrapan persaudaraan, sementara sang
  suami menganggap sebagai "Ada sesuatu dibalik batu".

Begitupun sebaliknya...!

Sang Anak Namboru yang sudah punya Anak dan mungkin
sudah punya cucu, masih cukup banyak yang merasa dekat
dengan Borutulangnnnya yang sudah punya anak dan cucu
pula.

Konon lagi lebih mudaan dikit, "Alag-leh Boru tulang,
nara he o diau. Cubo raho najolo, nama uttabo hita
namangoluon". Katanya pula yang mungkin saja bermaksud
untuk membikin sang Borutulang menyesal karena tidak
memilihnya jadi pasangan hidupnya.

Singkat kata...!

Anjuran adat Batak untuk menikah dengan Porebannnya
memang bisa menjadi "sesuatu yang lebih menyenangkan"
tapi juga bisa menjadi "sesuatu yang menyengsarakan".

Karena dan karena...!

Budaya Batak sadar akan kelemahan Marporeban ini, maka
mereka ciptakan pulalah salah satu acara adat yang
bernama "Mangolat".
__________________________________________________________

Sekilas gambaran Umum pada acara pernikahan batak Angkola
yang diberi nama "Mangolat"
__________________________________________________________












* Pengertian

Mangolat adalah salah satu tahapan pada acara pernikahan di
budaya Batak Angkola yang mana seorang Anak Namboru "Mangolat"
atau "Menghambat" Boru tulangnnya untuk menikah dengan orang
lain (Tidak dalam arti sebenarnya / arti konotatif).

* Alasan mangolat

Adanya ajaran budaya Batak Angkola yang menganjurkan agar
seorang Boru Tulang menikah dengan Anak Namborunya.

Karena dia sifatnya adalah anjuran dan sesuatu yang tidak
bertentangan dengan ajaran Agama Islam, maka mangolat ini-pun
tidak terjadi pada semua pernikahan ditanah batak.

Dengan kata lain...!

"Ada yang melaksanakan acaranya dan ada pula yang tidak".

Sama artinya dengan, adapun Anak Namborunya kalau dia
tidak ingin mangolatnnnya, maka tidak ada acara mangolat.
Apalagi tidak punya Anak Namboru


* Tujuan Umum Mangolat














- Demi terlaksananya ajaran budaya batak itu.
- Demi terhindarnya ngotngot dibagasan ipon, tukkol
  dibagasan ngadol di namar poreban
- Demi terjaganya dalihan natolu, sebagai prinisf
  dasar dalam budaya batak (terhargainya pihak
  anak boru/orang tua yang mangolat/bou)
- Demi terbinanya holong mangalop holong di
  namarsaripe (adanya keyakinan si anak namboru.

Sumber :
kutipan


Penjelasan :

Dengan adanya acara mangolat tersebut, maka diharapkan
adanya kesadaran, sadar se-sadarsadarnya, bahwa Anak
Namboru sudah tidak mungkin memiliki lagi Borutulang
yang di olatnya tadi.

Sang Boru Tulang telah menjadi milik orang lain,
karena itu pula, sungguh tak pantas jika suatu saat
sang Anak Namboru menganggu lagi Boru tulangnnya
yang telah menikah tersebut.

* Tata cara mangolat























Mendudukkan mempelai pria dan wanita di Depan Anak
Namborunya, dengan memberitahu terlebih dahulu
bahwa yang mengolat tersebut adalah Abak Namborunya.

Karena orang batak itu sendiri telah paham dan
mengerti posisi calon istirinya di depan si Pangolat,
maka beliapun memberikan sejumlah uang kepada Anak
Namboru tersebut.

Pemberian uang ini dimaksud sebagai, permintaan ijin
dari Suami yang menikah pada sang Anak Namboru.

Dan jika ijin telah diperoleh, maka sang Anak Namboru
atau mempelai wanita tersebut-pun boleh di bawa.

* Anak Namboru Tidak Bisa Mangolat
























Anak Namboru yang sudah menikah, tidak bisa mangolat
Borutulangnnnya yang menikah kemudian.

* Usia

Secara umum, Anak Namboru yang bisa mangolat itu
adalah Anak Namboru yang sudah berusia remaja.olat

* Menangis
























Pada acara mangolat terkadang terjadi tangisan. Dan
jika ditafsir tangisan tersebut maka dapat berarti :

Sang mempelai wanita menyadari :

Bahwa dirinya telap memberikan gap / memberikan
batasan pada Anak Namborunya dalam banyak aspek
kehidupan.

Jika sebelumnya sang Anak Namboru menjadi tempat
curhatnya dalam banyak persoalan menjadi tidak
bisa lagi. Tempat curhatnya akan beralih pada
suaminya.

__________

Penutup 
_________

Demikian infonya para kawan sekalian...!

Dan terhadap Ajaran Batak Angkola ini penulis ingin
berkata, "Luar bisa ajaran Batak Mangolat tersebut".

Acara ini bukan saja sebagai bagian dari pernikahan
juga suatu cara untuk "Manjaga Budaya batak Angkola Agar
tetap Lestari"

Dan jika sudah tak lestari maka ia punya cara pula untuk
mengantisifasinya.

Dengan kata lain, "Mereka ciptakan senjata, tapi juga
mereka ciptakan obat untuk menyembuhkan orang yang kena
senjata.

Paham Clean....khususnya para Boru Tulang yang telah
berkeluarga dan masih dapat gangguan dari Anak
Namborunya...???

Oke...!

Saya tembak langsung aja :

- Jika Anda seorang Boru Tulang menikah dengan tanpa
  permisi pada Anak Namborunya dan Anda tahu apa itu
  "Mangolat", sehingga anda juga merasa tidak enak.
  Merasa melanggar budaya, maka selesaikan-lah dengan
  cara "Magolat Susulan"

  Caranya...!

- Berikan uang langsung, tapi sebaiknya mewakili suami
  dengan ucapan "Indon hepeng mangolatku da bang atau da
  Anak Namboru". Dan jika dia terima, maka urusan selesai.

- Karena sifatnya susulan dan bukan merupakan acara resmi,
  maka tak perlu pula lagi resmi. Apa lagi yang sudah
  sama-sama dewasanya.

Para kawan sekalian...!

Menurut hemat saya, ajaran budaya batak itu sungguh
sangat bagus, indah dan membahagikan pada saat kita
semua belum berkeluarga, apakah dengan borutulang
atau tidak.

Tapi akan sangat menjadi menyiksa bathin ketika kita
sudah berkeluarga. Kehidupan keluarga, kehidupan
pribadi, kondisi ekonomi akan menjadi perbandingan.

Semuanya memang tidak terucap secara langsung, tapi
semuanya seperti terucap secara langsung.

Dunia...dunia...!

Bisa saja ada kesan :

- "Maruttung mada au baya inda kawin dohot Anak namborukki,
  sugari jadi au kawin, uba dohot mau malarati". Isi hati
  seorang Borutulang yang coba ditutup-tutupinya tapi teap
  terlihat.

- Soppit mada hurasa namangoluon, haklahi niba-pe nanggo
  adong karejona. Hupangido ma kele karejo tu Anak Namboru
  kida, aso ipasuki ia karejo haklahikki.

  Tai bia ma attong ate kele, maila au baya. Najolo disapai
  ia au, nara au disia. Masa sannari au mangido tolong.
  Isi hati seorang Boru Tulang pula.

- Dan lain-lain isi pemikiran itu para kawan sekalian,
  untuk tidak dikatakan, dan sekali lagi untuk tidak
  dikatakan, "Saya menyesal memilih atau tidak memilih
  Borutulang / Anak Namboru sebagai teman hidup saya.

Karena...dan...karena...!

Diluar budaya Batak yang mengajarkan bagaimana seharusnya
memilih pasangan hidup marporeban, masih ada juga pengajaran
lainnya bagaimana memilih pasangan hidup berdasarkan agama
Islam.

...dan...

Ketika ajaran Agama islam yang berbicara, maka kita semua-pun
tahu, "Jodoh Anda tidak-lah datang karena ajaran budaya batak
untuk marboru tulang atau tidak.

Tapi sebaliknya....!

Jodoh Anda telah diatur oleh Allah Swt.

Marporeban, Marborutulang, Maranak Namboru sebagai pilihan
dalam pernikahan adalah suatu cara budya batak Angkola yang
keputusan akhirnya ada pada Allah Swt.

Karena dia ajaran budaya, maka menurut hemat penulis
peristiwa mangolat di Tanah batak punya Filosofi.


Dan apakah filosofinya....???

Selamat malam...!

Musik....!
Ah...lama kali-pun.

Musikkkkk....kkkk....
Belum juga.

Musikkkkk....kkkk....kkkkk....kkkk....kkkkk....kkkk....
kkkkk....kkkk....kkkkk....kkkk....kkkkk....kkkk....















____________________________________________________________
Cat :
Adat Batak Angkola_Tapsel, Mangolat si boru tulang. - YouTube
MANGOLAT IRUL.mp4 - YouTube
mangolat boru di pokenjior pasid - YouTube
Mangambat boru tulang - YouTube
Pengantin yang ditahan (mangolat boru) - YouTube



No comments:

Post a Comment