Tuesday, February 28, 2012

"103 UMPAMA & UMPASA BATAK" (1)

#SELAMAT SIANG TAPANULI#
(Sekilas Pendapat Pada Umpasa Sebagai Bagian dari Sastra Tapanuli)
_______________________________________________________________

Dongan ale dongan...!

Hari ini, penulis yang belum dapat pengakuan sebagai penulis ini, akan menyajikan 103 Umpasa batak yang dibagi dalam tigakali postingan. Dengan alasan, ulang mabahattu bacaon muse aso umomo mangingotna. Berikut uraiannya :
________________________________________________________________
1. 1. Holong do mangalap holong = Kasih mencari (berbalas) kasih. Artinya; kasihilah orang lain supaya Anda dikasihi. Atau : Berbuatlah kepada orang lain sebagaimana kamu inginkan orang lain berbuat kepadamu) _________________________________________________________________
2. 2. Jempek do pat ni gabus. = Bohong atau dusta itu kakinya pendek. Artinya; perbuatan buruk itu cepat ketahuan. _________________________________________________________________
1. 3. Risi-risi hata ni jolma, lamot-lamot hata ni begu. = Ucapan manusia itu kasar, tetapi ucapan iblis itu halus lemah-lembut. Peribahasa ini mengingatkan supaya orang jangan cepat tergiur pada kata-kata rayuan yang hanya enak didengar kuping, padahal maksud dan tujuannya untuk menusuk dari belakang atau tipuan. __________________________________________________________________
1. 4. Jolo nidilat bibir asa nidok hata = Pikir dulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna. Pikirkan dulu baik-baik barulah ucapkan. Atau : jangan sembarang bicara. _________________________________________________________________
1. 5. Ndang dao tubis sian bonana. = Rebung tidak akan jauh dari pokoknya. Ini biasa diucapkan untuk menilai perilaku orng lain atau untuk menyimpulkan mengapa sampai terjadi kelakuan anak seperti itu. Oh, orangtuanya pun seperti itu. __________________________________________________________________
1. 6. Jonok partubu, jonokan ( jumonok) do parhundul = Dekat hubungan kekerabaan, lebih dekat hubungan bertetangga. _________________________________________________________________
1. 7. Aek godang, aek laut. Dos ni roha sibahen nasaut. = Hasil musyawarah untuk mufakat itulah yang terbaik. __________________________________________________________________
1. 8. Molo manapol ingkon mananggal = Kalau pernah menerima, harus ingat memberi. _____________________________________________________________________
1. 9. Mangalitohi baba ( mata) ni mualna. = Mengeruhkan sumber airnya sendiri. Artinya ; Seseorang yang merusak sumber mata pencahariannya. __________________________________________________________________
1. 10. Molo litok aek dapotan ma pandurung. = Jika air keruh, penangguk ikan akan mendapat. _________________________________________________________________
1. 11. Molo litok aek di toruan, tingkiron ma tu julu. = Kalau air keruh di hilir, periksalah di hulu. Artinya, jika generasi penerus kacau, maka kesalahan generasi terdahulu patut dikaji ulang. ____________________________________________________________

1.12. Suda arang ndang himpal bosi. = Sudah habis tenaga dan waktu untuk mengerjakan sesuatu, namun hasilnya tidak ada. __________________________________________________________
1.13. Marnehet-nehet songon api di sorbuon . = Pelan dan terus beraksi seperti api di dalam sekam. Artinya, perkara atau perselisihan yang terus dibiarkan tidak tuntas penyelesaiannya pada saatnya akan menggigit. ____________________________________________________________
1. 14. Tuit sitara tuit, tuit pangalahona. Molo tuit boru i mago ( maila) ma ibotona = Perempuan yang suka mejeng atau berbuat tak senonoh akan mempermalukan saudaranya laki-laki (ibotonya). Mengapa demikian? Karena harga diri suatu keluarga kelak terletak di tangan anak lelaki bila ayahnya sudah tiada. Jadi, para gadis Batak janganlah sampai terkesan cewek jalang. _____________________________________________________________
1.15. Nunut do siraja ni ompuna = Bekerja terus walau pelan-pelan merupakan cara paling efektif dan efisien. __________________________________________________________________
1.16. Ndang di ahu, ndang di ho, tumagonan ma di begu. = Tidak untuk saya, juga tidak untuk kamu, lebih baik untuk hantu. Ucapan ini dialamatkan kepada orang yang berhati busuk ketika merasa kalah dalam perebutan harta, kekuasaan atau hak-hak lain. Ia tidak merasa senang kalau temannya sendiri yang mendapatkan, lebih baik pihak ketiga. ________________________________________________________________________ 1.17. Tampulon aek do na mardongan tubu. = Orang semarga itu bagaikan aliran air ( sambung menyambung), jika dicoba diputuskan, sebentar lagi sudah menyatu. Artinya; jangan coba-coba mengadudomba atau mencerai-beraikan orang semarga. ____________________________________________________________
1. 18. Ndang songgop onggang tu hadudu. = Tidak sanggup burung enggang ke padi-padian. Artinya tidak mungkin kehormatan dan kekuasaan datang kepada orang bodoh. _____________________________________________________________
1.19. Unang songon taganing marguru tu anakna = Janganlah seperti gendang tergantung pada anaknya.Artinya, orang dewasa berpikir hendaknya bisa mengmabil keputusan dan kebijaksanaan. _________________________________________________________________
1. 20. Songon sorha ni padati do parngoluon ni jolma. = bagaikan roda pedati. Artinya hidup ini mengalami perputaran, terkadang makmur, jatuh miskin. * Sorha = alat pemintal benang. __________________________________________________________
1. 21. Unang ma ganjang tangan manjalo, jempek ia mangalehon. = Janganlah tangann panjang kalau menerima, tetapi pendek giliran memberi. Artinya, seeorang yang cepat menerima dan sangat senang, tetapi giliran memberi sangat segan atau enggan sekali. ___________________________________________________________________________ 1. 22. Manjujung baringinna be do. = Setiap keluarga punya identitas dan harga diri, tak boleh didikte keluarga lain. _______________________________________________________
1. 23. Marhapias songon napuran, marjungjungan songon hau. = Yang besaudara tidak selalu sama pangkat dan kekayaannya. Karena itu kalau menanggung beban keluarga tidaklah harus bagi rata. Yang berpunya memberikan lebih banyak dan yang miskin memberi semampunya. ______________________________________________________________
1. 24. Molo mate ina i, dohot do hape ama i panoroni. = Kalau ibu meninggal, ayah itu pun menjadi ayah tiri. Ini dikatakan untuk mengungkit pengalaman sedih hampir semua anak-anak yang ditinggal mati oleh ibunya, Jika ayah kawin lagi, maka sang ayah itu pun selalu berpihak pada istri baru. __________________________________________________________________________
1. 25. Purpar pe pande dorpi bahen tu dimposna do. = Tukang kayu betapapun pandainya melakukan pekerjaannya pastilah menimbulkan suara bising , namun membuat rapi hasil kerjanya. Artinya, boleh ribut dulu dengan sesama asalkan semuanya itu menuju kebaikan dan makin mengakrabkan hubungan kekerabatan. * Purpar = bising atau berisik seperti memakukan dinding papan ke dinding (dorpi) _____________________________________________________________

KESIMPULAN SAOTIK :
____________________

Dongan ale dongan...! Menyimak pada ke 25 umpama batak diatas, jelas bagi kita bahwa Satra Batak itu sungguh pantas untuk dibanggakan. Nyaris semua sendi kehidupan dapat digambarkan lewat umpasa.

Kakakakakak...kkk...Hebat...! bersambung kawan ke Umpama dan Umpasa Batak dua (2) dison. Enter...! Selamat Siang dan Selamat Mangan di namale. Tambu Tambana....!(rfs)

2 comments:

  1. numpang copy to htttp://batak.web.id/ ate

    ReplyDelete
  2. Silahkan admin batak.web.id : Senang dapat kunjungannya dan horas...!

    ReplyDelete