"SELAMAT MALAM PARA KAWAN"
(Mengenang silat Bogor di desa Hutasuhut Sipirok Angkola taon 80-an dan
menciptakan karate Sipirok taon 2013 sebagai pilihan jika Motcak Batak
sudah langka)
______________________________________________________________
Oke...! buat dorong tolu langka...1,2,3...putar badan...sap...ppp...,
ambur tu ginjang...huk...kkk....turun tu toru...bab...! Putar lagi
badan...sap...ppp...oke...jingkang...! Eat....tttt....
alag...hah...hah...hah...hah...hah...biade ben na ngos-ngosan....!
Alale...nalalu beda paman...! Ho dehe...attak namangidupi manikku,
tai lek nai atakkon bi mai...tai got jadi karateka ho nimmu.
Ah.....hhh....
Para dongan...!
Teringat mengenai karate, saya teringat mengenai Jepang. Teringat
mengenai silat, saya justru teringat mengenai Bogor. Teringat
mengenai silat Bogor, saya justru teringat mengenai masa kecil.
Teringat mengenai masa kecil, saya justru teringat mengenai
desa Hutusut.
"Ada apa di desa Hutusuhut dengan masa kecil penulis, dan apa
hubungannya dengan silat bogor. Apa pula itu karate Sipirok"
adalah isi dari tulisan ini.
Selamat menyimak...! Eat....awas ulu kapala...!
_______________________________________________________
Silat Bogor (Dalam hubungannya dengan latihat silat di Desa Hutasuhut)
_______________________________________________________
"Biade Lindung...! dohot deho namarsiajar markarate adong guru
silat anggia sian Jawa naramangajarina". Demikian bujuk kawan
penulis masa kecil pada penulis agar mau belajar silat.
Penulis lupa nama kawan yang mengajak tersebut, tapi penulis
ingat para anggota silatnya, al, ada yang namanya Manaon,
Pudi, Hadi, Quddal, madi, marhot, Barumun dan Rosyid. Semuanya
ini adalah kawan-kawan penulis yang pada umumnya berjarak setahun-
dua tahun dengan penulis.
Tempat latihan silatnya pada masa itu adalah di depan bagas ni
panjita di Hutasuhut. Panjita ini penulis sudah tidak mengenalnya
tapi anaknya yang nama Morris kenal. Pada masa itu di depan
rumahnya masih tanah kosong.
Sedangkan guru silatnya dari Jawa, jawa pada masa ini belumlah
penulis pahami betul dimana lokasinya, tapi kesan yang timbul
adalah satu tempat di "Huta Shadaoan" Botima.
Para awan...!
Angkot Bogor dengan macam jurusan (Bukan Jurus Silat) |
guru silat asal jawa ini adalah
nama-nama jurus yang di ajarkan
pada kami. penulis masih ingat
nama jurus itu antara lain :
- Jurus Cilengsi
- Jurus Citayam
- Jurus Cimande
- Jurus Ciomas
Sebagai anak yang baru belajar,
tentulah kita mengiyakan apa kata
guru silat tersebut. Karena itu sayapun bersama teman-teman
belajar sungguh-sungguh tentunya dengan tetap tidak melupakan
membayar jasa guru silatnya.
Seingat penulis belajar silat tersebut tidaklah terlalu lama, ada
sekitar setahun dan jika penulis tidak salah berhentinya belajar
silat ini karena guru tersebut mangalojongkon boru. Tapi entah
siapa yang dilojongkon ini penulis sudah tidak ingat.
Para kawan...!
Waktupun terus berlalu, usiapun terus bertambah hingga pada
saatnya penulis sampai juga ke tanah Jawa. Tepatnya Jakarta
tahun 1987.
Satu tahun pertama belum tahu penulis apa-apa tentang daerah-
daerah di sekitar Jakarta, seperti Tangerang, Bekasi dan Bogor.
Tapi memasuki tahun ke dua, pengetahuan penulispun sampai ke
daerah Bogor, istilah-istilah Cilengsi, Citayam, Cimande dan
Ciomas pada akhirnya penulis ketahui sebagai "Nama-nama kecamatan
di Kabupaten Bogor".
Para kawan...!
Mengetahui nama-nama kecamatan di Bogor ini dan menghubungkannya
dengan "Nama-nama jurus silat" yang penulis pelajari waktu
kecil membuat penulis "Kadang senyum-senyum sendiri" sambil
bertanya-tanya :
- Bagaimana bisa, nama-nama kecamatan di Bogor justru di buat
sebagai nama-nama jurus silat di Hutasuhut - Sipirok.
- Apakah para orang tua di desa Hutasuhut pada masa itu tidak
ada yang mengetahui bahwa cilengsi, ciomas dan cimande itu
bukanlah nama jurus dalam silat, dan
- Siapa sebenarnya guru silat asal Jawa ini.
- Bagaiman ceritanya beliau bisa sampai ke Hutasuhut
- Adakah beliau itu sebagai "Jawa Trans" yang kehabisan ongkos
dan di turunkan parmotor di desa Hutasuhut. Dan untuk dapat
bertahan hidup beliau memaksakan diri untuk mengajari anak-
anak di desa Hutasuhut belajar silat.
Ah sungguh suatu misteri, dan dalam kemisterian ini penulis
melihat dua hal sebagai pelajaran :
1. Jika sekarang ini ada para perantau Sipirok merasa susah
hidupnya di Bogor dan sekitarnya (tanah perantauan),
sudah terlebih dahulunya orang Bogor ataupun Jawa
merasa susah hidupnya di Sipirok atau Sumatra Utara.
2. Dan jika orang jawa yang ada di Sumatra karena merasa hidupnya
susah terpaksa harus berbohong, maka biarlah berbohong. Dan
kita maklum akan hal itu. Tapi kita yang ada di tanah Jawa
mesikipun hidup susah kalau bisa janganlah berbohong.
Sedangkan sebagai inspirasi, atas pengalaman masa kecil
itu penulis ingin pula berilustrasi menciptakan macam gaya
dalam seni bela diri karate, ya karate sebagai pelengkap atau
pembanding bagi seni beladiri batak yaitu motcak.
Nama seni beladirinya yaitu, "Karate Sipirok Angkola". Dan sebelum
diurai maksud dan tujuan karate ini, ada baiknya kita pelajari
dulu hal-hal yang berhubungan dengan karate lewat wikipedia.
Berikut kelanjutannya :
__________________________
Sekilas Mengenai Karate
__________________________
Karate adalah seni bela diri yang berasal dari Jepang. Seni bela
diri karate dibawa masuk ke Jepang lewat Okinawa. Seni bela diri
ini pertama kali disebut "Tote” yang berarti seperti “Tangan China”.
Waktu karate masuk ke Jepang, nasionalisme Jepang pada saat itu
sedang tinggi-tingginya, sehingga Sensei Gichin Funakoshi mengubah
kanji Okinawa (Tote: Tangan China) dalam kanji Jepang menjadi
‘karate’ (Tangan Kosong) agar lebih mudah diterima oleh masyarakat
Jepang. Karate terdiri dari atas dua kanji. Yang pertama adalah
‘Kara’ ? dan berarti ‘kosong’. Dan yang kedua, ‘te’ ?, berarti
‘tangan'. Yang dua kanji bersama artinya “tangan kosong” ??
(pinyin: kongshou).
* Tehnik Karate
Teknik Karate terbagi menjadi tiga bagian utama : Kihon (teknik
dasar), Kata(jurus) dan Kumite (pertarungan). Murid tingkat
lanjut juga diajarkan untuk menggunakan senjata seperti tongkat
(bo) dan ruyung (nunchaku).
* Gaya dalam karate
Menurut Zen-Nippon Karatedo Renmei/Japan Karatedo Federation (JKF)
dan World Karatedo Federation (WKF), yang dianggap sebagai gaya
karate yang utama yaitu :
Shotokan
Goju-Ryu
Shito-Ryu
Wado-Ryu
Falsafah Karate
Rakka (Bunga yang berguguran)
Ia adalah konsep bela diri atau pertahanan di dalam karate. Ia
bermaksud setiap teknik pertahanan itu perlu dilakukan dengan
bertenaga dan mantap agar dengan menggunakan satu teknik pun
sudah cukup untuk membela diri sehingga diumpamakan jika teknik
itu dilakukan ke atas pokok, maka semua bunga dari pokok tersebut
akan jatuh berguguran.
Contohnya jika ada orang menyerang dengan menumbuk muka, si
pengamal karate boleh menggunakan teknik menangkis atas.
Sekiranya tangkisan atas itu cukup kuat dan mantap, ia boleh
mematahkan tangan yang menumbuk itu. Dengan itu tidak perlu
lagi membuat serangan susulan pun sudah cukup untuk membela
diri.
Mizu No Kokoro (Minda itu seperti air)
Konsep ini bermaksud bahwa untuk tujuan bela diri, minda (pikiran)
perlulah dijaga dan dilatih agar selalu tenang. Apabila minda
tenang, maka mudah untuk pengamal bela diri untuk mengelak atau
menangkis serangan. Minda itu seumpama air di danau. Bila bulan
mengambang, kita akan dapat melihat bayangan bulan dengan
terang di danau yang tenang. Sekiranya dilontar batu kecil ke
danau tersebut, bayangan bulan di danau itu akan kabur.
Aliran Karate
Seperti telah disinggung diatas, ada banyak aliran Karate di Jepang,
dan sebagian dari aliran-aliran tersebut sudah masuk ke Indonesia.
________________________________________________
Karate Sipirok Angkola (Dalam hubungannya dengan proses mencipta
karate Sipirok)
________________________________________________
Para kawan...!
Karate Sipirok. Ise jago ison...! |
proses penciptaan "Karate Sipirok" ini.
Hati seolah tidak menerima, dan ada
perasaan ke arah kekasaran hidup,
meskipun dari segi kecepatan dan
ketepatan karate ini punya nilai lebih.
Artinya bagi penulis, boleh saja karate
ini sampai ke Sipirok Angkola
untuk sekedar diketahui ilmunya /
tehnik-tehniknya, tapi "Motcak Batak
Sesungguhnya lebih penting dipelajari
dari pada karate Jepang ini".
Jika orang batak tidak mempelajarinya,
bukan tidak mungkin orang
dari suku lainlah yang mempelajarinya.
Dan jika ini terjadi, bukan tidak
mungkin orang Batak yang ingin
belajar motcak justru belajar pada
suku lain. Dan jika kita, belajar
motcak pada suku lain, bukankah itu
sama artinya dengan "Orang batak melalaikan budaya batak.
Begitupun...! Karena karate sudah resmi mamasuki Indonesia, tentu tak
ada salahnya kita menciptakan "Karate Sipirok" Hahahahaha...maksudnya
attong untuk mestimuli / merangsang para naposo nauli bulung ni huta agar
lebih bersemangat dalam mempelajari seni bela diri. apakah itu "Motcak",
atau "Karate". (Kalau bisa motcak attong kalian pelajari-pen).
Berikut ilustrasi "Motcak Sipirok" dalam pelajaran 3 Tehnik Karate yaitu
Kihon (teknikdasar), Kata (jurus) dan Kumite (pertarungan). Ya hanya
ilustrasi dan bikin-bikinan :
1. Tehnik Dasar
Ket :
Jelas attong anggia para naposo bulung, tehnik dasar ini hal yang utama
dalam karate. Karena tehnik ini memfokuskan pada ketepatan gerak
baik dalam pelatihan kekuatan simangambe maupun simanjojak.
2. Jurus
Ket :
Jurus pe attong jelas penting untuk diketahui, karena dengan jurus ini
kita akan mengetahui, mengelabui, meng KO-kan lawan kita. Jurus
Bupati maroban Sonang adalah harapan, harapan karena banyaknya
bupati maroban susa.
Begitu juga jurus Dalihan Na Tolu, semoga tetap utuh. Adapun Jurus
Mangalojongkon Boru, apalagi dalam keadaan darurat tentu tak ada
salahnya digunakan.
3. Pertandingan
Ket :
Tentu tak ada salahnya, selain sebagai senjata membela diri atau
pertahanan diri, karate juga perlu dipertandingkan.
Et....awas ulu kapala...!
___________________________________________________
Motcak Batak (Dalam hubungannya dengan belajar motcak pada
suku Jawa)
___________________________________________________
Para kawan...!
Motcak |
diketahui orang lain, apa yang di ketahui
orang lain belum tentu saya ketahui".
Demikian M. Sipatupang dalam pertemanan
facebook berkata.
Terhadap hal ini maka penulispun
mengetahui "Motcak Batak" itu diketahui
dan dipelajari orang Jawa juga.
Begini ceritanya :
Pada saat kelas 2 SMA, penulis pernah
meminta belajar motcak pada orang
tua penulis. Tetapi orang tua penulis tidak mengajarinya karena belia bisa jadi
tidak mengetahui motcak ini. Begitupun beliau membawa penulis selama libur
sekolah kesuatu tempat yang namanya Tanjung Balai Asahan. Tepatnya di
Batu 7.
Di tempat ini penulis dikenalkan pada seorang bapak yang tinggi tegap dan
brewokan. Orang tua penulis bilang bapak ini adalah temannya orang Jawa.
Karena itu, beliapun tidak bisa bahasa Batak.
"Tu udamon maho marsiajar motcak amang. Iboto ia doi. Ikuti sajo aha
na di ingin kon udamon" kata orang tua penulis. Setelah menginap semalam
maka orang tua penulispun pulang duluan ke Sipirok setelah terlebih
dahulu menitipkan penulis.
Kurang lebih selama 10 malam, penulispun diajari disamping rumahnya
di Batu 7 Tanjung Balai ini. Dan penulispun berlatih dengan semangatnya.
Hal yang penulis ingat dan paling berkesan pada saat latihan ini adalah
"Latihan dasar dalam langkah". Jika penulis tipani /amati langkah motcak ini
nyaris sama dengan "Serampang 12". Langkah yang tepat atau pas pada
saat maju, mundur gerakan akan membuat badan terasa seperti diangkat.
dan ketika langkah kita putar dengan kaki kanan belakang dengan sendirinya
kaki kiri minta di naikkan ke atas / menendang. Eat.....! Selanjutnya penulispun
belajar macam jurus sesuai dengan ajaran motcak itu.
Berikut video langkah dasar motcak itu kawan (Fokuskan pada laki-lakinya
dan kaiki-kakinya, jangan pada borutulangi attong) :
Para kawan...!
Pada saat malam ketiga latihan, penulis sebenarnya sudah dapat godaan, tapi
bukan godaan seperti cerita dalam motcak Batak (godaan dari makhluk
ghaib-pen), tapi godaan dari cewe naulibulung ni batu 7 Tanjung Bali ini.
Cantik kali orangnya kawan, setiap latihan saya diperhatikannya terus.
Akibatnya kostrasi penulispun pada saat latihan berkurang. Dan di malam
ke empatnya bukannya latihan lagi kawan, tapi justru pergi jalan-jalan.
Pake sepeda lagi. Ah...sodap kalibah, berantakan jadinya latihan motcak
gara-gara cewe Tanjung Balai ini.
Karena waktu sekolah sudah tinggal satu hari,
maka penulispun akhirnya pulang kembali ke
Sipirok dengan pengetahuan motcak yang tidak jelas /
akibat tidak serius belajarnya. Begitupun kawan,
pengetahuan motcak batak yang tidak begitu jelas
ini bagi penulis ternyata manfaatnya cukup
baik, paling tidak penulis merasakan
kepercayaan diri lebih tinggi di
tanah perantauan ini. Botima.
Oya kawan...!
Di kelas 3 SMA bapak guru motcak
penulis ini berkunjung juga ke Sipirok.
Pada suatu saat, tepatnya di sekitar
Pamasuanan (sebelah kanan sebelum
Aek Latong / depan Mesin Padi R. Sitompul kalau tau) adalah kebun congke
dulunya. (Kobunnya Si Sinar Siregar, oppung si Coki atau aya Safar-pen)
Congke ini tingginya baru sekitar 1 sampai 2 meter, dan dibawahnya sebagai
pupuk di letakkan guapak bahasa hitana, sementara tanah sekitar congke
ditanami pohon ri.
Para kawan...!
Suasana saat itu potang ni ari dan bapak guru motcak ini pun setelah terlebih
dahulu mengucapkan beberapa ayat, tiba-tiba menggerakkan kakinya untuk
kemudian berputar sekali, sambil merentangkan tangannya kedepan sekuat
tenaga dan
Sak.....kkkkkk.....suara angin terdengar sangat kencang, sementara ri terlihat
seperti mau malapat dan guapak yang ada disekitar congke berterbangan.
Dan penulis melihat kejadian ini cukup merinding juga. Dan dalam suasana
merinding itu tiba-tiba penulis melihat harimau akar melintas dari depan.
Sedangkan bapak si guru motcak terlihat keringatan.
Mengacu pada pengalaman hidup tersebut, meskipun penulis tidak paham
betul mengenai motcak, "Tapi penulis percaya penuh motcak itu memang
benar-benar ada dan sangat dekat hubungnnya dengan babiat / babiat si
telpang bahasa hitana).
Para dongan...!
Sipirok itu hanyalah kota kecil, dari sekian banyak kota-kota di tanah Batak.
Dan penulis sangat yakin, masing-masing kota punya cerita tersendiri dengan
motcak. Penulis yakin itu. Yakin sekali.
_________
Penutup
_________
Dari keseluruhan uraian, penulis hanya ingin menyampaikan intinya :
1. Penulis pernah di ajari sama orang Jawa (Bogor) diwaktu kecil tentang silat.
Jurus silat yang diajarkan pada akhirnya penulis ketahui sebagai nama-nama
kecamatan di Bogor. Dan nama ini memang merupakan nama-nama jurusan
angkot juga (Guru Silat pembohong).
2. Karate Sipirok-Angkola (Batak), adalah sebuah inspirasi respon pada silat
Bogor. Artinya silat atau karate itu juga bisa dibikin-bikin dan diajarkan.
Sehingga cukup masuk di akal juga kenapa orang jawa tersebut berbohong
mengenai nama-nama jurus dalam silat.
3. Motcak Batak adalah hal yang utama tentunya bagi orang batak. Tapi motcak
ini juga tidaklah terlalu memasyarakat, sementara seni bela diri itu bisa jadi
sesuatu yang sangat penting untuk macam hal. Karena itu khususin pada
naposo nauli bulung ni huta, "Jika motcak tak dipelajari maka karatelah
pelajari"
4. Kenyataan telah membuktikan bagi penulis, bahwa motcak telah dipelajari
sama orang Jawa. Dan bukan tidak mungkin suku lainnya juga ada yang
ingin mempelajarinya. Karena itu akan sangat disayangkan jika motcak ini
tidak pelajari oleh orang Batak sendiri.
Sedangkan sarannya untuk para anggi di huta hatubuanan :
Salam motcak batak sangape karate sipirok dan horas...!
____________________________________________________________
Cat :
*Hidup ini ternyata lebih seru, ketika semua kejadian harus ditulis.
*http://id.wikipedia.org/wiki/Karate
No comments:
Post a Comment