Wednesday, September 18, 2013

Bongkar Muat Memori Sekilas Sejarah "Sipirok Nauli" Pada Perjalanan Medan - Sipirok (Oleh-oleh informasi 12 pulang kampung 1434 H)

"SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menceritakan memori yang tergali tentang sejarah keluarga
SH dalam hubungannya dengan motor Sipirok Nauli
pada saat pulang kampung Medan-Sipirok 9 Agustus 2013)
Oleh : Rahmat Parlindungan Siregar (Si Lindung/sikola desa)
_________________________________________________________




_____________

Pendahuluan
_____________

Horas...horas...horas...!

"Innamalakmalu bin niat, segala sesuatu harus melihat niatnya"
ning tulangi si Dasopang guru sikola penulis najolo sekaligus
sebagai guru mangaji. Maka tulisan inipun memiliki niat :

"Manulis majo anggiaba kele borutulang, tentang aha na dialami
dohot aha natarpikir selama berada di ginjang ni motor Sipirok
Bauli sian Medan tujuan Sipirok".

Tujuanna, aso lek adong kenang-kenangan niba ni gangoluanon.
Muse sebagai bahan masukan, betak sai adong manfaatna tu
masa sannari sangape nagotro" Botima abang uda oppung
naguda tualang dan nantulang niatna.

Selamat menyimak...!
________________________________________________________

Sipirok Nauli sebagai Pilihan motor pulang ke Sipirok
________________________________________________________



















Sebagai orang Sipirok yang marjalang di kota Hujan Bogor dan
menikah dengan boru Hutasuhut dengan tempat tinggal Medan
tentu sangat wajar jika penulis bersama keluarga di Lebaran
1434 H ini  bersilaturahmi dulu kerumah orang tua istri ataupun
tu bagas ni tulang di Medan.

Dan alhamdulillah telah terlaksana dengan lancar mulai dari tanggal
9 - 18 Agustus 2013. "Bagaimana selanjutnya...?" tanya dongan
sarahasia penulis ini dan sayapun menjawab, "selanjutnya ke Sipirok.
Ziarah kubur sekalian silaturahmi pada iboto" jawab penulis.

Wau...! sambung dongan martakakngi ini juga, sambil berkata,
"Dingin...! Naik apa kita ke sana...? sapanya pula. Dan penulis
memberi jawaban, "Terserah ada  banyak pilihan dan cara dari
Medan untuk sampai ke Sipirok, bisa dengan mardalan pat, naik
kereta, naik motor atau habang".

Alhasil disepakatilah naik motor dengan pilihan, Taxi, Sibual
buali atau Sipirok Nauli. Penulis sarankan naik Taxi saja agar
cepat sampainya,  tapi istri justru menolak dia bilang, "Takut
naik Taxi karena motornya terlalu cepat sementara supirnya
terlalu sering menelepon, itukan berbahaya apalagi kalau
motornya sedang kencang". sahutnya.

"Bagaimana dengan Sibualbuali...?" lanjut penulis. "Boleh juga
katanya, tapi stasiunnya jauh dari Air Bersih. "Bagaimana kalau
Sipirok Nauli, stasiunnya jelas yang kemarin kita lewati" lanjut
penulis pula, karena hari sebelumnnya penulis memang melihat
stasiun ini sepulang ziarah kubur di Medan.

Singkat kata, setelah mendiskusikan, menimbang, memahami,
mengamati dan mencermati maka kamipun memutuskan "Naik Sipirok
Nauli" dengan sumber tiket dari Jl. Sisingamangaraja No.8 Km.6,5
Medan - Sumatra Utara.

"Tiket 2 bang tujuan Sipirok berangkat atcogot, adong...? Tanya
penulis pada petugas loket. "Adong...! Nomor piga bangkuna
giotmu, motor najeges nai do atcogot berangkaton" jawabnya
pula untuk lebih meyakinkan penulis.

Mantap attong, bisa iba manentuhon nomor ni bangkuniba, begitu
kata hati untuk kemedian menjawab, "3 & 4 bang aso bisa mangaro
nang di pardalanan Medan Sipirokon".

Maka tiket pun ditulis dengan nomor bangku sesuai keinginan
penulis pula. "Jam santoga onom marayak magorib laluma disonda,
jam satonga pitu berangkat hita, kata petugas loket tersebut
sambil memberikan tiketnya pada penulis.
________________________________

Berangkat Sipirok jam 7 Malam
________________________________

Seperti yang dijanjikan, maka penulispun sampai di stasiun tersebut
besok harinya tepat setengan jam sebelum magorib. Motor penulis
lihat telah ada di tempat bersama beberapa penumpang yang umumnya
akan turun antara Pahae dan Sipirok.

Madung...! tanya supirnya setelah semua barang dan penumpang di
naikkan dan sang knekpun menjawab, "Madung...!" maka dengan
bismillah sang supirpun mulai mengklakson sebagai pemberitahuan
mau berangkat. "Tetet...!" demikian sekilas gambaran suara
kalaksonnnya untuk kemumudian mamutar sitiurnya dulu tujuluan
baru balik muse tu jae an.

Setapak demi setapak, semeter demi semeter tanah kota Medan itupun
pada akhirnya terlelewati meski harus mengalami macet terlebihdahulu.

Dan ketika macet telah berakhir, maka waktupun telah menunjukkan
jam 9 malam, sang supirpun mulai merasa kesepian, karena beberapa
penumpangnnya telah tidur.

Sementara penulis yang keberadaannya tepat dibelakang supir mulai
menyiapkan sebatang GF untuk lebih menikmati perjalanan tersebut.
sedangkan supir pada saat yang sama pula, sedang menyiapkan file
FD Music untuk diputar ataupun dipalu pada DVD dari motor bertanda
panah kuning ini.

Beberapa saat kemudian :

Haholongi ma au....
haholongi ma au....
di sude na hahuranganki...
unang muba nian...
unang moru nian...
holong ni rohami sian au...


"Ah...! Damai nian pesan musik ini" begitu pikir penulis, dan  jika
saja setiap istri para supir Sipirok Nauli ini menghaholongi mereka,
tentu para supir ini tidak akan mencari holong lainnya di
sepanjang jalan Medan Sipirok ini.

Ehem...! Apakah para istri-istri dari para supir Sipirok Nauli ini
menghaholongi mereka...? hingga mereka begitu siap mamutar stiur
di tonga borngin sementara yang lainnya sedang tidur sitirif
istirahat.

Atcim...! penulis tidaklah tahu.

"Ah semoga...! Semoga para istri-istri dari Sipirok nauli ini adalah
orang-orang yang menghaholongi suaminya" kata hati ini untuk
mengahiri tipik holong ini.
_______________________________________________________

Abang Si Ahaan dan para ananda dalam kenangan/
memori kopi Serasi dan saba jae.
________________________________________________________

Musik pertama hasil olah vokal dari Cristine Panjaitan inipun telah
berlalu untuk kemudian menyusul lagu-lagu dangdut, sementara supir
dengan konsentrasi sedang memperhatikan jalan yang di laluinya
dengan sesekali mengklakson para pengendara kereta yang memang
secara sengaja tidak memberikan jalan untuk sang supir.

Bagi supir tersebut sepertinya lagu dangdut itu tidak mendapat
perhatian begitupun penulis. Penulis malah terbawa pada beberapa
memori masa lampau, masa dimana penulis mengenal abang Siahaan ini
sedang mencari-cari kopi ke beberapa kebun kopi di Sipirok untuk
kemudian di jualnya kembali.

Yah masa itu penulis ingat...! Karena abang Siahaan ini  bukan saja
tetangga kami, juga sebagai salah satu teman orang tua penulis.
Dekatnya hubungan bertetangga kami dan akrabnya persaudaran antara
orang tua penulis dengan abang Siahaan ini, maka tak jarang pula
abang ini memberikan kami uang jajan sekolah, pada saat SMP dan
SMA penulis di tahun 80-an.

"Indon parpocalmu di sikola da anggi...!" katanya pada iboto penulis
ketika melewati rumah penulis di sabanahiang najolo (Sekarang sudah
tidak disana lagi-pen).

Musikpun terus belalu, motor Sipirok Nauluipun terus melaju. Dan
saatnya memasuki kota Tebing Tinggi kota dimana satu-satunya kota
di nusantara disebut sebagai kota lemang.
apanuli-selatan.html 

Beberapa merek disepanjang jalan penulis lihat "Jual lemang Batok"
sementara di pinggir jalan lainnya penulis lihat berjejer dengan
rapinya kios-kios para penjual kue, roti dan sejenisnya. Lampu-
lampu kios yang disusun sedemikian teraturnya membuat pemandangan
pinggir jalan ini tersa indah.

Ah...kota Tebing Tinggi, banyak saudara disini tinggal, tapi waktu
dan tempat sepertinya tidak memungkinkan untuk dikunjungi. 'Salam
tuk para koum sudena" begitu kata hati.

Tebing tinggipun terlewati sudah, khayal masa lampau kembali
bersambung. Kali ini yang saya ingat adalah nama Nirwan dan
Zirul, dua orang teman sebagai kawan bercanda khususnya pada
saat marsaba dulu di saba jae.

Yah...marsaba dan tusaba. Itulah yang harus diperbuat ketika kami
masih SMA dulu. Tapi hebatnya ke saba ini, selalu kedua orang
kakak beradik ini yang duluan sampai dibandingkan penulis.
Sementara pulangnnya mereka justru paling belakangan dibandingkan
penulis juga.

Mengapa...?

Penulis tidak tahu jawabannya, bahkan cukup sering penulis
dengar para ananda dari abang Siahaan ini terkadang harus
manyaok kopi pula sepulang dari saba. "Ah...begitu kerasnya
keluarga ini menjalani hidup" demikian sekilas terpikir.

Dinginnya malam mendekati Siantar mulai terasa, jendela Sipirok
Nauli yang sebelumnya penulis bukapun kembali di tutup sementara
penumpang lainnya telah tertidur dalam alunan lagu-lagu melayu
deli.

Beberapa saat kemudian, sampailah di Siantar dan waktu telah
menunjukkan kurang lebih jam 11 malam dan saatnya mampir untuk
makan bagi yang ingin makan serta minum bagi yang ingin minum.

Penulis memilih untuk minum kopi, sementara si boru angin
memilih susu pananas agar tidak masuk angin katanya.
____________________________________________________

Sian kopi tombus tu motor sales sampe tu motor Sipirok Nauli
____________________________________________________

Pada saat minum kopi ini, maka penulispun berkata sama istri,
"Percaya tidak ma Rino (Rino anak penulis) bahwa kopi yang ayah
minum ini berhubungan erat dengan Sipirok Nauli ini" kata penulis.

Dan beliau menjawab, "Percaya tak percaya, tapi bagaimana ceritanya
tanyanya pula sambil memotong pembicaraan penulis, "Kalau dulu
saya jadi nikah sama si "siantar man" berarti tinggal di Siantar
inilah aku ya...?

"Alah...hhh...itukan kalau" ucap penulis. "Belum tau ya, gaya anak
siantar...! Katanya aja dia setia padahal ditinggal-tinggalnya.
Ke batamlah, ke porsealah, ke Tarutunglah, ke Jakartalah, ke
langitlah, pokoknya suka dia, mau apa...?.

Ise songon au
sude do mananda au
sian kota Medan saat tu siantar
Porse lagu boti
Balige nan Tarutung...


Bagaimana ceritanya...? sambung istri untuk kemudian mengajak
penulis bercerita :

Setelah beberapa tahun keluarga bang Siahaan ini mengeluti jual
beli kopi keberapa daerah khsusnya di Tapanuli Selatan, maka
nama merekapun semakin dikenal lewat kopi yang mereka sebut
"Kopi Serasi". Beberapa mobil dengan fungsi utama mengantar
dan menjual kopi tersebut.

Tup...! Beberapa saat kemudian, kopi serasi ini pun meluaskan
pemasarannya sampai ke daerah Tapanuli Utara. Dan akibatnya
para keluarga inipun cukup sering terdengar pulang malam hari
ketika para tetangga sedang tidur lelap.

Gonggongan anjing yang saling bersahutan seolah memberitahu
bahwa tuannya telah pulang berusaha. Yah...! Sejak penulis kenal
keluarga ini memang selalu memelihara anjing.

Tahunpun berganti untuk kemudian penulis dengar bahwa abang
si Ahaan ini telah punya motor dengan nama "Sipirok Nauli".

"Hahaha...itu mungkin hasil kerja keras para keluarga ini"
demikian bisik-bisik tetangga yang terdengar. Sementara
penulis sudah kelas 2 SMA pada saat itu.

Waktupun berlalu, penulis di tahun 1987 kelas 3 SMA dan pada
saat ini penulis telah mendengar bahwa "Sipirok Nauli" telah
mencapai enam motor jumlahnya dan sepertinya hal inipun
cukup sering menjadi topik pembicaraa dibeberapa kode kopi di
Hutasuhut, Bagasnagodang dan sekitarnya.

"Naik...naik...!" begitu seru sang knek sebagai akhir dari
pembicaraan penulis ini bersama istri di Stasiun Siantar
Sipirok Nauli tersebut.

Setelah naik, kembali musik di pasang. Bayangan keindahan danau
tobapun mulai terbersit kepikiran. Dan akhirnya sampai juga,
penulis lihat, dan ternyata danau toba itu bukan saja indah
di siang hari tapi juga cukup mengangunkan di malam hari.
Kerlap-kerlip lampu dikejauhan terlihat bagaikan bintang
yang sedang berbaris dan memantulkan cahaya pada danau toba
tersebut.

Tikungan demi tikungan di pinggiran danau inipun akhirnya
terlewati. Dan tentunya kota Siborong-borong dan Tarutung yang
harus ditempuh.

Tapi mengingat Siborong-borong ini mengingatkan penulis pula pada
boru Sihombing dan ombus-ombusnya :

Marombus ombus do
lappet ni humbangi tonggi tabo
nang ngali pe ari i disi
anggo alo ni ombus-ombusdo...


Siborongborong terlewati sudah, rasa kantuk mulai terasa
maka penulispun mencoba tidur. Tapi tetap tidak bisa. Pikiran
penulis justru melayang ke Sarulla. Ya Sarulla, dimana masa
SMA penulis pernah bermain-main ke tempat ini bersama kawan
yang namanya Sarwedi.

Beliau mengenal penulis pada masa itu pada seorang dara yang
katanya pernah Juara 1 sebagai penyanyi terbaik dari Tapanuli
Utara Dan memang benar adanya..

Sebuah lagu untuk kenagan ini :

Dang alani parsirangani
umbaen sai um matangis au
ai boasa ikon pajummapang
ido nasai hu solsoli
sonadong ....




Al hasil, penulispun tertidur dan baru bangun ketika sudah
sampai di Pasar Sipirok jam 6 pagi. Hahahaha....rupanya sang
kawan generasi penerus dari "Sipirok Nauli ini" telah menunggu
di tempat.

"Horas...!" kata penulis pada kawan Zirul Siahaan untuk kemudian
mengobrol sekejap sebelum penulis menuju rumah iboto.
________________________________________________________

Tehnik dan strategi Sipirok Nauli untuk dapat memotong
Sibualbuali pada tikungan patah
________________________________________________________

Idia ma huboto anggia-i....! So naparmotor au, paling hati-hati
nikku, goarnama anggia tikungan patah. Molo tidak hati-hati...!
kalau tidak motornya yang patah ya anggota badan kita yang patah.
Patah kaki, patah tangan dan patah hati. Tangis sajo...hatcit,
naong hepeng marubat, tarbiamai got marusaho muse.

Tangis sajo...hatcit, naong hepeng marubat, got mambayar SPP ni
dakdanak dope, got manabusi buku.  Naing dope oppu ni api, pupu
hum amarapi-api. Atcogot  nai kaluar  muse  surat pemecatan
sian toke. Biamai abang, uda sangape paman...?

Untuk anda para supir motor "Sipirok Nauli dan Sibualbuali"

Musik...!

Bayo supir hati-hati ho dongan maroban
unang ho dohot bayo kebut-kebutan
oh nabahat jurang dohot pambelokan
hati-hati ho bayo anso selamat di...



_______________________________________________________

Tehnik dan strategi Sibualbuali untuk terhindar dari potongan
Sipirok nauli pada jalan-jalan lurus
_______________________________________________________

Idia hu boto angia i...! jangankan untuk manggas, homin maniop
sitiur ni sibualbuali sajo, so naungada iba. Paling ulang lehen
dalan nikku tu par sibualbuali-i. Tapi hati-hati SBL, ulang
sanga itulak Sipirok Nauli tu ramba-rambai, tarlobung maleset
inda bisa kaluar sementara Sipirok Nauli "Torus manijuk tu
joloan sampe saporkis noma tarida.

"Ligi jo...! Mabia halai...?" kata sang supir pada sitokar yang
ototnya sapira manuk ini. "Unjom uda ulu ni sibualbuali-i tu
bondari...! Jawab sang sitokar sambil mamisat butuhanya yang
memang sudah malean.

"Sigareti sabatang uda...! Adong dope...?" tanya sang sitokar.
"Adong bukkusna...! Iho...? jawab sang supir pula.

Alagle...!
________________________________________________________

Logika Penulis >< Ilustrasi Logika abang Siahaan dalam hubungannya
dengan Warna cat motor Sipirok Nauli dan pilihan Jurusan
________________________________________________________

Lewat tulisan ini penulis (Pen) ingin berilustrasi "Tanya Jawab"
(hanya memberi gambaran/tidak nyata) pada abang siahaan (SH)
kira-kira seperti apa strategi beliau dalam "Memajukan Sipirok
Nauli".

Hal ini terasa penting, mengingat hebatnya "Sipirok Nauli" ini
dalam "Bersaing Sehat" dengan Sibualbuali. Sementara motor-motor
seperti "Koalesi" dan "Sipirok Dolok Hole" yang pernah cukup
punya nama di Sipirok terkesan "KO" sama SBL.

Berikut ilustrasinya :

Pen  :

Bagaimana bang, kabar horas bukan...? Semoga demikian. Teringat
motor "Sipirok Nauli" saya pribadi sebenarnya cukup salut juga.
Bagaimana tidak...! Dari hasil perhitungan kalkulator saya punya
gambaran motor ini kurang lebih sudah 28 tahun menjadi salah
satu pilihan trasport khususnya di Tapanuli Selatan. Apa rahasianya
bang, kalau memang adanya rahasianya...?

SH :

Hahaha...anggi-on. Naong da rahasiana anggi. Lek tongdo songon
halak nabahati. Karejo sangape berusaha dan berdo'a. Mazzada wa
zada. Botima.

Pen :

Ah....abangon. Anggo soal manjadda wa jada (Bekerja sambil berdo'a)
tai mulai sian najolope leng natong do dohot ibai. Tai hasilna
lek boratdo. Nanggo aben ni jitu ni pemikirani ni abangi...!
Termasuk karena pergaulan dan management...?

SH :

Jitu biade anggi-i...?

Pen :

Abangon...! Tapikir di au. Bisa jadi ibaen abangi "Sipirok Nauli"
mar cat na rara, aso terkesan songon motor Silindung sangape
sibualbuali. Harana marap tabotobe di taon 80-an raja jalanan
antar kota antar kabupaten adalah sibualbuali dan si lindung.

SH :

Maksudna anggi i...?

Pen :

Motor "Sipirok Naulion" kan anggo sian na dao tarida sarupo do
on dohot SBL. Jadi bukan tidak mungkin bahat panumpangi bermaksud
mangolat SBL tai natarolat "Sipirok Nauli".

Mengalami kajadian nasongononkan abang nanggo mungkin panumpangi
najadi manaek harana marap tabotobe, "Donokpe iba tu koum niba,
lek natong do donokan iba tu halak, molo halak madung di lambung
niba.

SH :

Attusanna anggi i...?

Pen :
Halak Sipirok pada umumna merasa lebih donok do halai tu Sibualbuali
dari pada tu motor Silindung sangape Sipirok Nauli. Tai harusongonipe,
anggo nung dijoloniba motor "Sipirok Nauli" apalagi madung dibuka
sitokari pittu ni motori, maka ima jadina naung donok tu iba.
Sementara SBL sebelumnya yang dirasa donok menjadi dao. Maka
manaek mattong penumpangi tu Sipirok Nauli-i. Biado abang...?

SH : Amma...! Sian dia di botohoi...?

Pen :

Hehehe...mantap hurasa strategi ni abangi menetapkon aso lek
marcet narara Sipirok Nauli-i. Ido abangda...! Kecuali attong
adong alasan na lain. Koalesi mar cet nagorsing kala tu SBL,
SDH ro songon nabalau asok, lek kala juo. Hahaha...Sipirok
Nauli bertanding tu SBL 28 taon, na kala attong. Tottu
hebati.

SH :

Jadi taringot ni tanda panna nai motor Sipirok nauli-i, bia
pandapotmu Lindung...?

Pen :

O...ooo, aso maju torus narohakku abangba tu joloan. maksudna
attong aso lek martamba dao nian trayek sangape jurus ni motor
tu masa-masa nagot ro.

Tai anggo taringot ni trayek, ma pasti ate bang, "Sipirok Nauli on
mengikuti jalur-jalur ni SBL ate, khususna trayek di taon 70-an...?

SH :

Madung attong anggi...! Harana tai lek naisi do letak ni hutai.
Dalan tusipe lek natong dalani. Dengan sendirina anggi...! Idiahe
mungkin ta ciptahon dalanta sendiri tu Medan sangape tu Pakan Baru.
Nai i sajo noma urusoni, andiganbe mardalan Sipirok Nauli on...?

Pen :

Olo tehe...! Jadi songoni majo ilustrasi dunia mayaon ate abang...!
Horas tu Sipirok Nauli, bope supir nai, kenek nai sangape agen
nai. Tarlobi-lobi tu pemilik (SH) yang menurut carito terahir
on kadang hurang sehat ninna.

Por do roha mangaligi abangi, tarsongon pangaligi ni abang
najolo tu aya (Ruslan Basri/Baginda Manahan/Lobe Jantung/
oppu Rino) di waktu masa hurang sehatna na jolo.

Sakali nai...! Salam hormat tu keluarga Siahaan jalan Paske.
Apa yang tertulis sesungguhnyalah terispirasi dari rasa suka
dan r indu pada tano hatubuan.
___________________________

Pengertian Sipirok Nauli
___________________________

Sipirok dalam pengertian umum adalah nama salah satu kecamatan di
Tapanuli Selata. Nama ini berasal dari nama suatu pohon yang di
sebut "Sipirdot". Untuk kemudian disempurnakan pengucapannya
menjadi Sipirok.

Nauli berasal dari bahasa batak yaitu "Uli" yang dalam pengertian
umum sinonim dengan cantik, indah atau menawan.

Dengan demikian "Sipirok Nauli" dalam pengertian denotatif sama
dengan "Sipirok yang cantik=Sipirok yang indah=Sipirok yang
menawan".

Sedangkan "Sipirok Nauli" sebagai nama dari motor atau mobil
menurut hemat penulis mempunya makna ganda atau konotatif :

"Sipirok nauli" adalah motor yang indah, cantik dan menawan
yang bukan saja tertuju pada pemiliknya tapi juga tertuju pada
prilaku sang supir knek dan agen-agennya.
______________________________

Alamat Kantor Sipirok Nauli
______________________________

Kantor Pusat :

Jl. Paske No. 4A Hutasuhut
Sipirok
Telp.

Cabang Medan :

Jl Sisingamangaraja 8
Timbang Deli, Medan Amplas
Medan 20148 Sumatera Utara
 (061) 7879113


Cabang Palembang :

Pondok Timur Indah Ii Blok F No.20 No. - Rt.06/07
INDONESIA
Phone : 2182601489

 _____________________

Trayek Sipirok Nauli
_____________________

- Padang Sidempuan
- Sipirok
- Tarutung
- P. Siantar
- Medan
- Jambi
- Pekan Baru PP
____________________

Ucapan Terimakasah
____________________























_______________________________________________________

Saran bagi para koum khsusnya para pengelola transportasi
Sipirok Nauli dan Sibualbuali di huta hatubuan
_______________________________________________________

Generasi setingkat abang Siahaan untuk Sipirok Nauli tentunya
telah berlalu. Inda terlibat behalai, harana matobang attong,
itu yang penulis dengar.

Begitupun untuk generasi setingkat nenek Nurdin dengan panggilan
Mayor, pun lainnya yang jumlahnya tentu cukup banyak karena
Sibualbuali memang dari sononya bukan dimonopoli satu orang.

Sekarang ini, sepertinya mulai tergambar dengan jelas pengelo-
laanya turun pada anaknya masing-masing, pada generasi
penerusnya.

Di masa-masa Nenek Mayor dkk dalam pengelolaan Sibualbuali
sepertinya "tidak ada tergambar persaingan tidak sehat antara
mereka dengan pengelola Sipirok Nauli.

Kiranya hal ini tetap berlanjut pada generasi penerusnya,
"Tetap dalam persaingan sehat, karena sesungguhnya para
pengelola Si pirok Nauli dengan Sibualbuali adalah orang-
orang yang berkoum.
__________

Penutup
__________

1. Mengikuti sejarah perkembangan dunia transportasi di Tapanuli
Selatan najolo memang benar-benar seru, tak terkecuali tranportasi
yang berasal dari Sipirok (Lihat Tapanuli Selatan Dalam Angka) ;

2. Si bualbuali sebagai vionir utama pembuka jalur untuk pulau
Sumatra tak dapat di pungkiri :

3. Mawar Selatan pada masa jaya juga tak dapat kita lupakan
perannya dalam memajukan perekonomian di Tapsel najolo ;

4. Antar Lintas Sumatra atau ALS untuk kita sebut sebagai raja
jalanan pulau sumatra sampai saat ini tak dapat pula kita bantah.

5. Taxi kita, sebagai motor tercepat dalam mengantar penumpangnya
ke tujuan juga patut kita acungkan jempol ;

6. Fakta berkata, "Sipirok Nauli" ternyata salah satu transportasi
dari Tapanuli Selatan yang maju pesat bagaikan anak panah yang keluar
dari busurnya. Dan terjadi justru pada saat transportasi lainnya
sedang mundur tu bolakang dalam 20 taon terakhir on.

Namanya tidak lagi dikenal hanya sebatas antar Tapanuli. Tapi
sudah antar kota dan antar provinsi. Kurang lebih 28 taon jasanya
telah tertanam dalam memajukan perekonomian, khsusnya di Sipirok
Angkola.

 




"Terimakasih untukmu Sipirok Nauli dan teruslah rodamu berputar
dan berputar dan berputar dan berputar seiring dengan berputarnya
roda perekonomian di Sipirok ke arah yang lebih baik hingga kita
semua selau dapat berkata, "Syukur...!".

Marsukurma selalu
marsukurma selalu
o ale manusia

Di nikmat ni Tuhan
di nikmat ni Tuhan
na dilehenna.....




Selamat malam para dongan...! Tetaplah sehat dan semangat. Pun...!
Mohon maaf jika ada tulisan yang kurang berkenan. Silkan silakan...!
Jika ada pendapat yang ingin di sapkan disampaikan.

Horas...horas...horas...!
___________________________________________________________________
Cat :
*Postingan ini tidaklah dikonfirmasi pada CV. Sipirok Nauli (Hanya
tulisan pengalaman, pengamatan dan pimikiran). Jika pembaca ingin
mengetahui sejarah yang sesungguhnya silakan menghubungi pihak
yang berkompeten.
http://3youngf.blogspot.com/

PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

2 comments:

  1. Bagus juga tulisan mu bah amang Lindung, botul de amang ho anak ni Abang Alm. Lobe Jattung ate. idia alamat munu di Bogor.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha...trims udai. Di Jl. Kranji No.68 Muara Beres, Sukahati, Cibinong. Ro halak udai marmayam.....

      Delete