Saturday, October 18, 2014

Resensi dan Saran : Buku Tuanku Rao (Buku Partakkangan ni Utara Selatan)


#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar buku "Tuanku Rao" Karangan Mangaraja Onggang
Parlindungan terbitan "LKiS" tahun 2007 sekaligus menyarankan ketersediaannya
di Perpustakaan-perpustakaan Angkola dan Mandahiling)
________________________________________________________________










___________________

Kata Pengantar
___________________

Horas...horas...horas...!

Setelah membaca buku "tuanku Rao" sususunan Mangaraja Onggang Parlindungan
Siregar, penulis ingin berkata, "Nyaris 90 % Sejarah Tanah Batak yang tertulis
di dunia maya ini khususnya untuk wilayah Tapanuli Selatan bersumber dari
buku ini".

"Bagaimana sebenarnya gambaran buku ini...? adalah isi dari postingan ini
yang sengaja penulis resensi dalam bentuk ilustrasi proses tanya jawab
antara macam marga di tanah batak.

Dengan resensi ini penulis berharap, "Kiranya buku Tuanku Rao ini disediakan
di perpustakaan-perpustakaan Angkola dan Mandailing sebagai salah satu sumber
pengetahuan sejarah yang memang sangat penting untuk generasi mendatang.

Berikut "Resensi dan "Saran" kelengkapannya lewat ilustrtasi Tanya Jawab
di Kode Kopi  "Habang tu Langit" Sipirok - Tapanuli Selatan antara macam
marga-marga tanah batak.

"Selamat menyimak...!"


_____________________________________

Hal Buku Partangkangan (Pertengkaran)
______________________________________
























Disuatu sore, ja Regar memasuki suatu Lopo kopi yang mana
para kawan-kawannya telah ada di lopo kopi tersebut
terlebih dahulu, maka bercomentarlah ja Pane terlebih dahulu :

Ja Pane :

Buku apa yang kau pegang itu Ja Regar...?

Ja Regar :

Buku "Tuanku Rao". Kenapa rupanya...?

Ja Lubis :

Apa...! Buku Tuanku Rao, itukan buka partakkangan (Pertengkaran) ni halak
hita itu. Tak habis-habis protes orang sama buku itu khusunya orang Toba
atau Tapanuli Utara.

Ja Hutasuhut :

Ya betul...! Bahkan Hamka telah menulis tanggapan pula pada buku itu
dengan judul "Antara Fakta dan Hayal Tuanku Rao " terbitan Bulan
Bintang 1974.

Ja Regar :

Wau...! Tau pula kalian ya. Padahal bukunya belum kalian baca. Hebat
kalianba...!

Ja Hasibuan :

Potong cerita duluba...! Apa itu resensi Regar...?

Ja Regar :

Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai
sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik,
film, kaset, CD, VCD, maupun DVD.

Sedangkan tujuannya adalah menyampaikan kepada para
pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut
mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak
_________________________________________________________

Hal Pengarang yang tidak memakai Marga pada buku-nya
_________________________________________________________

















Ja Rambe :

Teringatnya Regar...! Siapa pengarang buku itu dan bagaimana dia bisa
terbit...?

Ja Regar :

Pengarangnya Ir. Mangaraja Onggang Parlindungan yang sebenarnya ditujukan
khusus untuk dua anaknya yaitu 1. Baduraman Dorpi Parlindungan Siregar dan
2. Feli Hendrito Parlindungan Siregar.

Ja Hasibuan :

Kalau begitu, Mangaraja Onggang Parlindungan itu Siregarnya marganya
itu ate Regar...?

Ja Regar :

Macam mana kau ini Hasibuan, kalau bapaknya Siregar otomatisnya
Ayahnya Siregar.

Ja Hasibuan :

Maksud saya Regar, pengarang buku itu tidak mencantumkan Marganya di
bukunya itu. Mengapa...begitunya Regar...!

Regar :

Dari hasil membaca buku tersebut tak ada pula alasannya diberitahunya
Hasibuan. Begitupun dapatnya itu dimaklumi jika buku tersebut diinginkan
penulisnya agar buku dibaca sebanyak mungkin orang termasuk di luar
suku batak itu sendiri.

_________________________________________________________________

Hal Penyusun Buku yang Bukan Pengarang dan larangan Penerbitan buku
_________________________________________________________________

Ja Panjaitan :

Buku "Tuanku Rao-i" dikarang apa disusun itu Regar...!

Ja Regar :

Disusun la pula. Penulis atau penyusunnya itu atau si Mangaraja Onggang
Parlindungan Siregar itu bukanlah pengarang, bukan pula sastrawan seperti
si Budi Parlindungan Hutasuhut. Belia itu adalah seorang Insinyur dibidang
pelor atau peluru (AD) atau hanya seorang ahli senjata dari Angkatan Darat.

Ja Dasopang :

Kalau begitu...! Apapun yang disusunnya sesungguhnya bukanlah pendapat
pribadinya, tapi sesuatu yang ditulis berdasarkan fakta dan data yang
ada padanya.

Ja Ritonga :

Oke kahang Regar...! Hal seperti itu sebenarnya dapat dibuktikan lewat
sejarah itu sendiri. Maksud saya begini...! Kita manusia inikan khsusnya
halak hita sangat menjungjung tingga harkat dan martabat keluarga kita,
karena itulah mengapa kita tidak suka kalau orang lain menjelekkan nama
keluarga kita. Bagimana dengan si M.O Parlindungan Siregar tersebut...?

Ja Regar :

Dia juga demikian, pihak keluarganya sesungguhnya tidak setuju buku
tersebut diterbitkan, karena dengan menerbitkannya maka segala macam
kejelekan keluarganya akan dikemukakan. Seperti kisahnya Tuanku Lelo
yang merupakan kakakek dari M.O Parlindungan tersebut.
_________________________________________________________________

Hal Buku Tuanku Rao Pertama Kali terbit dan Tanggapan Pembacanya
_________________________________________________________________

Ja Matondang :

Kapan pertama kalinya buku partangkangan (Tuanku Rao) ini diterbitkan
Regar...? dan bagaimana pula terbitan berikutnya...?

Ja Regar :

Terbit pertama kali pada tahun 1964 dan penerbit Tandjung Pengharapan.
Sedangkan keduanya, setelah 43 tahun kemudian, tahun 2007 dan
penerbitnya LKiS

Ja Harahap : 

Apa respon pembaca setelah buku itu diterbitkan Regar...?

Ja Regar :

Saya tidak tahuba...! Yang pasti buku itu pada akhirnya ditarik dari
peredaran oleh penyusunnnya sendiri yaitu Mangaraja Onggang Parlindungan.

Ja Hasibuan :

Saya pikir itu dapat dimaklumi. Asumsi saya ditarik bukan karena isinya
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, tapi karena situasi negara kita
juga pada saat itu sedang kacau. Jadi bukan tidak mungkin isi buku tersebut
bisa dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk membikin lebih kacau negara
kita ini. (1965 - G30S PKI).

_________________________________________

Hal Penerbitan Buku Kedua kalinya
_________________________________________

Ja Hutasuhut :

Kalau sudah ditarik penyusunnya dari peredaran tahun 1964. Mengapa lagi
diterbitkan Regar tahun 2007...?

Ja Regar :

Yah...! Begitulah Hutasuhut hidup ini. Kadang apa yang kita ketahui menjadi
bebannya bagi kita jika tidak disampaikan pada orang lain apalagi pada yang
membutuhkan.

Beban ini sebenarnya datang dari Jenderal Tahi Bonar Simatupang. Setelah
beliau bengetahui isi buku, maka beliau berpendapat bahwa buku tersebut
cukup banyak mengandung fakta. Katanya pula buku Tuanku Rao ini
"Illuminating" yang sinonim dengan terang benderang. yang jika saya pula
yang memberi pendapat adalah buku yang layak dipercaya.

Ja Tanjung :

Ada hal lainnya Regar...?

Ja Regar :

Ada Tanjung...! Karena didukung juga oleh masyarakat muslim Tano Batak
Tapanuli Selatan. Mereka berpendapat dengan terbitnya buku ini nama Tuanku
Rao yang merupakan "Wali Susuhunan" akan terpulihkan.

Ja Pasaribu :

Maksudnya Regar...?

Regar :

Tak dapat dipastikan...! Tapi ada gambaran bahwa "Tuanku Rao" adalah orang
yang tidak disukai oleh orang-orang Tapanuli Utara.

Ja Sormin :

Oke Regar kahang...! Dapat dipahami. Saya juga suka buku itu, sudah saya baca
itu. Dan saya senang buku ini terbit kembali. Tentang para saudara dari Taput
suka tak suka merekala itu. Yang pasti  "Jika sejarah bukan suatu yang perlu
dipercaya lantas apa yang perlu dipercaya". 
__________________________

Hal sumber Penyusunan buku
__________________________

Ja Batubara :

Woe....Regar...! Darimana dapat Mangaraja Onggang Parlindungan data atau
bahan-bahan penyusunan buku tersebut bukanan dia itu Insinyur. Apa mungkin
dia itu Insinyur Sejarah...?

Ja Regar :

Ah...kau ini Batubara. Mana pula ada Insinyur Sejarah. Coba kau pelajari
dulu gelar-gelar akademik Indonesia dari jaman Baholak sampai sekarang.
ini.

Ja Daulay :

Sumbernya itu dulu sampaikan. Jangan kau bikin rarat (Tidak terarah)
regar...?

Ja Regar :

Sumber penyusunannya dari "Capita Selecta Collection Sutan Martua Radja"
atau yang disebut penyusunnya "Collection SMR".

Ja Nasution : 

Siapa pula penyusun Collection SMR itu Regar...?

Ja Regar :

Ayah dari Mangaraja Onggang Parlindungan ini atau penyusun buku ini.

_________________________________________________

Hal  Collection SMR yang layak di Percaya karena hasiil
pengumpulan data-data Sejarah dari ahli sejarah Tanah
Batak Masa lampau
_________________________________________________


Ja Pane :

Tadi kau bilang Regar sumber data penyusunan buka ini dapat
dipercaya. Apa alasannya...?

Ja Regar :

Ya...! Karena Colection SMR ini sesungguhnya hasil pengumpulan
data dari SMR sendiri bersama kawan-kawannya yang antara
l;ain :

1. Willem Iskandar
2. Guru Batak

dan

3. Residence Portman

Ja Lubis :

Oke...oke...oke...! Dan kalau tidak salah data tersebut dikumpulkan
kurang lebih selama 90 tahun.
__________________________________________

Hal Penulisan Buku Tanku Rao (Pemakaian Bahasa)
__________________________________________

Ja Simatupang :

Bagimana tentang cara penulisan dalam buku terbitan 2007 ini Regar, apakah
sama isinya dengan terbitan pertamanya yang kau bilang sudah diterbitkan
tahun 1964...?

Ja Regar :

Isinya sama...! Dan memang disengaja sama, karena pewarisnya yaitu anak-
anak dari Mangaraja Onggang Parlindungan ini menginginkan masyarakatlah
atau pembacanya yang mengadakan penilaian.

Ja Panggabean :

Ya...! Saya juga sudah pernah baca isi buku itu. Bahkan bahasanyapun
campuraduk. Ada kalimat yang menggunakan ejaan lama, Ejaan yang 
disempurnakan dan dengan sendirinya beberapa kalimat menggunakan bahasa
batak. Begitupun...! Cukup banyak kalimat yang menggunakan bahasa
Inggiris. Perkiraan saya ini disebabkan adanya penilaian dari penyusunnya
bahwa suatu peristiwa mungkin lebih tepat jika dituliskan dalam bahasa
Inggiris.

Begitupun menurut penulisnya lebih ditujukan pada anak-anaknnya agar
lebih menyukai bahasa Inggiris.

Ja Tupang :

Kalau begitu Regar, "Susah juga dicerna buku tersebut kalau kita membacanya
tidak pelan-pelan atau mungkin harus di ulang-ulang hingga timbul pemahaman
yang tak salah paham.

Regar :

Yah...! Betul. Karena itu saya juga membacanya pelan-pelan saja. Karena itu
saya juga belum banyak tahu mengenai buku ini.

______________________

Hal Isi Buku (Daftar isi)
_____________________





















Ja Harianja :

Bagaimana Regar mengenai daftar isinya...! Apakah hanya mengenai Sejarah
Tanah Batak...? dan berapa halaman...?

Ja Regar :

Isinya benar-benar luas dan dalam Harianja. Sebagian besar mengenai tanah batak
dalam hubungannya dengan Singamangaraja IX, X, XI dan IX. Dengan Sorimangaraja
dengan Tuanku Tambusai, dengan Tuanku Imambonjol, dll. Ketebalannya mencapai
692 Halaman.

Ja Nasution :

Wau...! mungkin perlu waktu 3 bulan untuk membacanya.

Ja Regar :

Ya...! Penyeusun buku itu malah menyarankan agar sebelum membacanya
terlebih dahulu membaca "Bimillahirrahmanirrahim:.
______________________________________________________________

Hal orang Toba (Tapanuli Utara) yang tak suka pada isi buku "Tuanku Rao"
(Mutlak pendapat pribadi penulis angkolablog.spot.com setelah menyimak isi
buku dan beberapa tulisan orang Tapanuli utara di Internet tentang Tuanku
Rao).
_______________________________________________________________

Salam hormat untuk para koum dari Tapanuli Utara....!

Horas...horas....horas...!

Dapat dikatakan kurang lebih 4 tahun sudah saya melanglang buana di dunia
maya atau internet ini lewat macam program atau aplikasi khsusnya website
atau blog atau Faceboook.

Dan pada semua info yang saya baca yang menurut hemat saya adalah info-info
yang berasal dari Tapanuli Utara dapat saya asumsikan, "Kalian para saudara
yang mungkin masih separoppungan atau mungkin masih sabutuha banyak (lebih
dari satu orang) tidak suka pada buku Tuanku Rao ini. Dan ini sangat saya
rasakan pada tulisan-tulisan kalian yang mengarah pada "Sejarah Masuknya
Islam ke Tanah batak yang sudah sama kita ketahui Tuanku Raolah yang
membawanya lewat perang Padri".

Begitupun...!

Menurut hemat saya, jika dihubungkan dengan "Buku Tuanku Rao" alasannya
bukan hanya itu saja tapi juga berkisar di :

1. Buku Tuanku Rao ini sesungguhnya buku yang berbau Islam. Beberapa tulisan
memasukkan kata kata islami seperti Bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillah,
allohuakbar, dll, sedangkan kalian sendiri mayoritas beragama Kristen.
(Mudah-mudahan tidak ini pula yang menjadi alasan kalian mengapa membakar
masjid sampai 3 x di Samosir dan tidak memberi ijin mendirikan masjid
di Pahae-pen).

2. Pada umumnya kalian hanya suka pada cerita Sisingamangaraja ke XII karena
beliau seorang Pahlawan Nasional. Buku Tuanku Rao ini memberi cerita tentang
Sisingamangaraja IX, X, dan XI yang sesungguhnya berisi cerita tentang
ketidak baikan Sisingamangaraja tersebut

3. Buku ini juga memberi gambaran secara jelas-jelas atau memberitahu lewat
pendahuluannya bahwa para saudara orang Taput bisa saja tidak suka pada
buku ini atas dibukannya beberapa cerita sejarah termasuk cerita asal-usul
siapa sebenarnya Tuanku Rao.

4. Jika kisah Tuanku Rao atau kisah Pongkinangolngolan Sinambela adalah
sesuatu fakta maka sebenarnya hancurnya tanah batak Utara pada masa Lamapau
bukanlah hancur disebabkan oleh orang lain tapi hancur disebabkan oleh
keturunan Sinambela itu sendiri (Tuanku Rao = Keturunan Sisingamangaraja X
yang dibenamkan /di Hukum di Danau Toba untuk kemudian balas dendam
dengan nama Tuanku Rao).

5. Jika kisah ini juga suatu kebenaran, "Sesungguhnya pula para saudara
orang Tapanuli Utara tidak punya alasan untuk tidak menyukai Marga Siregar
karena adanya kisah Jatengger Siregar (Jatengger Siregar bukanlah pipimpinan
utama pada saat menyerang Tapanuli Utara untuk balas dendam pada Sisinga
mangaraja XI tapi mengikuti pasukan Tuanku Rao = Pongkinangolnglolan
Sinambela. Artinya jika tidak ada cerita Tuanku Rao maka tidak ada pula
cerita Jatengger Siregar.

Demikian gambaran pendapat saya untuk menjawab semua situs Tapanuli Utara
yang mengkomentari buku Tuanku Rao atas ketidak sukaannya.

...dan...

Pendapat ini tidak pula didasari karena saya orang Tapanuli Selatan atau
karena saya orang Islam. Terlepas dari semua itu kita adalah satu, sedarah,
serasa dan sepenanggungan lewat darah keturunan "Si Raja Batak". Dan saya
yakin kita semua adalah orang yang belajar Sejarah bukan pelaku sejarah.

Sekali lagi...!

Horas...horas....horas....

Salam hormat untuk para saudara Tano Tapanuli Utara khsusnya ummat
Kristianinya.

__________________________________________

Hal Sistem Penulisan Buku Tuanku Rao
__________________________________________

Ja Simbolon :

Dari hasil parsikolaan cara penulisan sejarah itu anatara lain nikku majo :

1. Sistem "Jan Romeejen" yang mana Sejarah ditulis benar-benar apa adanya
tanpa perlu melihat apa akibatnya bagi pembaca. Etika dan estetika sepertinya
tidak diperlukan dalam penulisan ini.

2. Ada pula namanya sitem "Max Weber" yang mana sejarah tersebut sama sekali
tidak memasukkan pendapat pribadi penulisnya dia hanya menulis berdasarkan
fakta yang ada, tidak menambah dan tidak mengurangi. Juga sangat menekankan
pada tahun-tahun kejadian peristiwa sejarah.

3. Dan ada pula sistim "Bolanda" yah sistim dimana sejarah ditulis sesuai
kepentingan diri atau organisasi penulis sejarah itu sendiri. Dengan kata
lain sejarah bisa dibikin-bikin, dipalsukan dan di pengkolkan. Maksud  saya
dipelgokkan (=Tidak lurus).

Jadi...!

Yang manado Regar yang dipakai si Mangaraja Onggang ini dalam penulisan
buku Tuanku Rao ini.

Ja Regar :

Yang dipakainya "Sitem Max Weber ja Simbolon dengan pendekatan
grundlic Deutsch.

Ja Napitupulu :

Kalau begitu Regar si M.o Parlindungan sebagai penyusun sesungguhnya
tidak memasukkan pendapatnya pada sejarah tersebut. Belia menulis apa
adanya. Dan tidak ada maksud untuk memecah belah masyarakat Tanah
Batak. Apa iya Regar

Ja Regar :

Ya...! Sependapat ja Napit. Dan sistem Max Weber ini jelas jauh lebih
dapat dipercaya daripada sistem lainnya. Dan menurut saya sangat cocok
dan sesui dengan norma-norma adat dan agama tanah batak saat ini.
___________________________________________

Saran Bagi Perpustakaan-Perpustakaan Tanah Batak
khusunya Angkola dan Mandahiling
___________________________________________

Mengacu pada ilustrasi Resensi diatas maka penulis ingin
menyaranakan agar buku ini disediakan oleh pihak-pihak
yang berkopetent di setiap Perpustaskaan Tanah Batak
khsusnya Angkola dan Mandahiling.

Sunggguh sangat penting...!

Penting....! Penting....! Penting...!
__________

Penutup
__________

Tanpa perlu berkata banyak lagi, penulis masih tetap ingin berkata :

"Mari sama jadikan sejarah sebagai pengetahuan bagi kita bersama untuk
saling menghargai dan menghormati diantara kita halak Batak. Dan Jangan
jadikan sejarah sebagai bahan untuk saling membenci.

Karena sesungguhnya....!

Jika sejarah bisa dirobah maka menulis akan merobah sejarah tanah batak itu
menjadi sejarah yang enak-enak semua seperti enaknya ombus-ombus Siborong-
borong dan tabonya salak Sidippuan.

Ketabo...ketabo....
ketabo dongan.....tu....

Musik...!
Ah....lamakalipun....!

Musik.....kkkkk.....kkkk......



Para kawan...!

Selamat malam...!
_______________________________________________________________________________
Cat :
* Proses tanya jawab diatas adalah hasil olah info dari buku Tuanku Rao
pada isi kata pengantarnya dan Pendahuluannya (Bukan dikarang)

* Terimakasih pada  bung Regar Parau Sorat pun Abang Ritingo Silangge - Sipirok
yang telah meminjamkan buku ini pada penulis.



PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork


No comments:

Post a Comment