Tuesday, July 21, 2015

Hari Anak Nasional : Pengertian, Sejarah dan Anak-Anak Tanah Batak

#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info Sekitar Hari Anak Nasional dalam Hubungannya dengan
Anak-Anak Tanah batak, khsusnyan wilayah Angkola dalam banyak
Aspek Kehidupannya)
________________________________________________________________




____________________

Kata Pengantar
____________________

















Ket :
Becak motor di daerah Padang Sidempuan yang digunakan sebagai pengangkut
anak-anak untuk pergi dan pulang sekolah. (Foto: Rachmat Taufiq Siregar)

Jakarta - Walau tampak mini, becak motor ini bisa mengangkut lebih dari
11 anak sekolah dengan tingkat kenyamanan dan keamanan yang beraneka ragam.
.................................................................................................................

Adalah salah satu situs yang memberikan gambaran tentang "Keadaan Anak"
di Tapanuli Selatan Angkola yang penulis temukan dari alamat link :
.................

Lainnya :

Kamis, 09 April 2015
Tapanuli Selatan Mendapatkan DAK Pendidikan Dasar Tahun 2015
Sebesar Rp. 1,6 Miliar

Sipirok (Baringin) - Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan mendapatkan
anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Dasar Tahun 2015
dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebesar Rp. 1.620.308.000,00.

Dana ini akan dipergunakan untuk 7 item mata anggaran pembangunan pada
jenjang SD dan SMP.

Pada tahun 2015 ini fokus pembangunan diarahkan pada pembangunan ruang
kelas baru (RKB), perpustakaan, laboratorium IPA, laboratorium komputer,
pembangunan kantor guru, pembangunan atau pembuatan jamban sekolah dan
pembangunan rumah dinas guru.

Sumber :
http://baringin-sangkunur.blogspot.com/2015/04/tapanuli-selatan-mendapatkan-dak.html

Para pembaca angkolafacebook.blogspot.com yang penulis hormati...!

Dalam rangka "Memperingati Hari Anak Nasional" yang jatuh pada
Tanggal 23 Juli 2015, mohon ijin penulis memberikan pendapat "Seputar
Anak-Anak Tanah Batak, khsusnya yang berada di Angkola".

Tujuannya untuk memperoleh gambaran, seperti apa kira-kira keberadaan
anak-anak di Tanah Angkola pada masa sekarang ini.

Selamat menyimak...!
Lewat lagu pengiringnya, Instrument Batak dengan tanpa pelu penulis
beritahu judulnya.

Musik...!













_____________________________

Sekilas  Pengertian Anak
_____________________________




]











Ket :
Prangko peringatan Hari Anak Nasional

* Pengertian Umum

Anak (jamak: anak-anak) adalah seorang lelaki atau perempuan
yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Anak juga
merupakan keturunan kedua, di mana kata "anak" merujuk pada lawan
dari orang tua, orang dewasa adalah anak dari orang tua mereka,
meskipun mereka telah dewasa.

* Pengertian Secara Psikologi

Menurut psikologi, anak adalah periode pekembangan yang merentang
dari masa bayi hingga usia lima atau enam tahun, periode ini biasanya
disebut dengan periode prasekolah, kemudian berkembang setara dengan
tahun tahun sekolah dasar.

* Pengertian secara UU

Berdasarkan UU Peradilan Anak. Anak dalam UU No.3 tahun 1997 tercantum
dalam pasal 1 ayat (2) yang berbunyi: “ Anak adalah orang dalam
perkara anak nakal yang telah mencapai umur 8 (delapan) tahun
tetapi belum mencapai umur 18 tahun (delapan belas) tahun dan
belum pernah menikah.

Walaupun begitu istilah ini juga sering merujuk pada perkembangan mental
seseorang, walaupun usianya secara biologis dan kronologis seseorang
sudah termasuk dewasa namun apabila perkembangan mentalnya ataukah
urutan umurnya maka seseorang dapat saja diasosiasikan dengan
istilah "anak".
_______________________________________________

Sekilas Sejarah Hari Anak Nasional Dan Dunia
_______________________________________________

Peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh setiap tanggal 23 Juli
ternyata berbeda-beda pada tiap negara. Hari anak yang benar-benar
dirayakan oleh seluruh dunia adalah pada tanggal 20 November.

Tanggal tersebut diumumkan oleh PBB sebagai hari anak-anak sedunia.
Organisasi anak di bawah PBB, yaitu UNICEF untuk pertama kali
menyelenggarakan peringatan hari anak sedunia pada bulan Oktober
tahun 1953.

Tanggal 14 Desember 1954, Majelis Umum PBB lewat sebuah resolusi
mengumumkan satu hari tertentu dalam setahun sebagai hari anak
se-dunia yaitu pada tanggal 20 November.

Sejak tahun 1954 hingga hari ini, jumlah negara yang menyelenggarakan
peringatan hari anak sedunia telah meningkat dari 50 menjadi 150 negara.
Melalui peringatan tersebut, masalah dan problem yang dihadapi anak-anak
di dunia menjadi bahan perhatian negara-negara, organisasi dan lembaga-
lembaga internasional.

Melalui peringatan itu juga, berbagai sumber mengajukan laporan data
statistik terbaru mengenai keadaan anak-anak, masalah dan kesulitan
yang mereka hadapi serta kondisi kesehatan dan kesejahteraan mereka.
Sebagian dari data itu menyingkap realita pahit kehidupan jutaan
anak di seluruh dunia yang hidup serba berkekurangan yang selalu
bergelut dengan krisis makanan, kesehatan, pendidikan dan sebagainya.


Di antara hak-hak asasi manusia adalah hak untuk memperoleh kebebasan,
keadilan dan kedamaian di dunia. Dalam hal ini, anak-anak lebih
memerlukan perhatian, dukungan dan keamanan di banding kelompok
umur yang lain. Masa depan dunia yang lebih baik memerlukan dukungan
kesehatan mental dan keamanan anak-anak.

Berkenaan dengan ini, Majelis Umum PBB mengesahkan sebuah piagam yang
disebutnya sebagai Konvensi Hak Anak-anak Se-Dunia. Seluruh negara di
dunia selain Amerika dan Somalia ikut dalam konvensi tersebut. UNICEF
dengan pengesahan piagam tersebut berarti telah mengambil tindakan
penyamaan seluruh anak di dunia dengan berbagai ragam ras dan etnisnya.
Unicef menegaskan, tanpa diskriminasi apapun, anak-anak di dunia harus
diberi perlindungan khusus oleh seluruh negara di dunia.

Meskipun pengesahan piagam tersebut, merupakan langkah yang cukup
berarti dalam merealisasikan hak anak-anak, akan tetapi para pemimpin
dunia masih merasa perlu untuk menandatangani kesepakatan mengenai
perbaikan kondisi anak-anak dunia dalam sidang tahun 1991.

Namun demikian, sampai awal milineum ketiga ini, kondisi kehidupan
anak-anak dunia masih belum menunjukkan perbaikan yang memuaskan.

Sebelum ini, masyarakat dunia telah menjanjikan akan menjadikan
dekade pertama awal abad 21, sebagai dasawarsa budaya perdamaian dunia
dan menolak kekerasan terhadap anak-anak. Namun, justru pada dasawarsa
ini setiap harinya terdengar berita perang dan kekerasan yang memakan
korban anak-anak. Perang-perang yang meletus akibat dendam dan permusuhan
itu telah merampas rasa aman, penghormatan, kasih sayang dan perhatian
dari anak-anak.

Salah satu contoh nyata ialah anak-anak Palestina yang tertindas, yang
menyaksikan kehancuran rumah-rumah mereka dan ditawannya saudara-saudara
mereka oleh tentara rezim Zionis. Anak-anak ini tidak lagi memiliki
kesempatan belajar dan tak sedikit pula yang gugur sebagai syahid
setelah ditembus peluru tentera Zionis.

Berdasarkan laporan Organisasi Pembela Korban Kekerasan pada dekade lalu,
dalam bentrokan militer yang terjadi di seluruh dunia, sebanyak 30 juta
anak menjadi korbannya dengan berbagai cara. Dalam peperangan-peperangan
itu, sekitar dua juta anak tewas, lebih dari satu juta anak kehilangan
orangtua mereka dan 6 juta anak luka dan cacat. Laporan itu juga menambahkan,
sepanjang masa tersebut 12 juta anak kehilangan tempat tinggal sementara
10 juta anak lainnya mengalami gangguan psikologis hebat. Kondisi yang
menyedihkan terdapat juga pada anak-anak yang dipenjara di sejumlah
negara termasuk Sudan.

Selain dari itu semua setiap tahunnya lebih dari 700 anak menjadi korban
penyeludupan manusia. Mereka diperdagangkan layaknya budak. Dalam hal ini
PBB melaporkan bahwa permintaan akan tenaga kerja murah begitu banyak,
dan kebutuhan akan anak-anak perempuan dan lelaki dalam perniagaan seks
semakin meningkat.

Organisasi buruh dunia dalam laporannya juga menyinggung, sebanyak 245 juta
anak usia 5 hingga 17 tahun di seluruh dunia menjadi tenaga pekerja. Dari
jumlah tersebut, sebanyak 8 juta 400 ribu anak lelaki dan perempuan menjadi
korban aktivitas ilegal seperti perbudakan, penyeludupan manusia, exploitasi
seks dan dipaksa terjun ke medan militer. Perlu juga dicatat bahwa sebanyak
2 juta anak dari jumlah tersebut dimanfaatkan untuk keperluan seks dan
pornografi.

Selain dari perang dan dampak buruknya bagi anak-anak di seluruh dunia,
kemiskinan juga menjadi hal serius yang dihadapi oleh anak-anak. Berlandaskan
laporan Unicef, di dunia saat ini terdapat 2,1 milyar anak. Dari jumlah itu
setiap satu dari empat anak hidup dalam kemiskinan total. Angka ini pada
negara-negara sedang membangun lebih besar dengan perbandingan satu dibanding
tiga orang.

Dari setiap 12 anak di dunia, seorang anak di bawah usia lima tahun
meninggal karena penyakit yang tidak bisa diobati dan 300 juta anak lagi
menanggung kelaparan. 130 juta anak tidak memiliki kesempatan belajar di
sekolah dasar, di mana 60 persen dari jumlah tersebut adalah anak-anak
perempuan. Selain dari ini lebih dari 50 juta anak dan atau 41 persen dari
bayi di seluruh dunia tidak mempunyai akta kelahiran. Secara realitas,
ia tidak termasuk anggota masyarakat dan tidak bisa mendapat hak seperti
anak-anak lain seperti pendidikan dan kesehatan cuma-cuma. Dari sudut ini,
ketika menginjak usia dewasa, dia tentu tidak akan mendapat hak-hak sosial.

Anak-anak seperti ini yang tidak memiliki surat pengenal dengan mudah
menjadi korban penyeludupan anak-anak atau jaringan mafia lainnya.

Inilah realita pahit dan memilukan dari kondisi kehidupan anak-anak di dunia.
Untuk melindungi anak-anak yang merupakan generasi mendatang dunia, seluruh
negara harus bersama-sama memikul tanggungjawab. Dengan demikian, kesulitan
dan problema kehidupan anak-anak akan berhasil ditekan untuk kemudian
melangkah ke arah realisasi hak-hak mereka.

Dalam agama Islam, anak-anak memiliki hak-hak khusus. Islam bahkan
menggolongkan pendidikan anak yang benar sebagai ibadah. Tidak hanya itu,
pandangan kasih sayang juga terhitung sebagai amal kebajikan. Oleh yang
demikian, menghormati kedudukan dan kemuliaan anak-anak adalah perlu di
setiap situasi dan kondisi.

Hak anak-anak, hak keluarga dan hak manusia, sudah dijelaskan dalam
ajaran Islam. Islam telah menjelaskannya lebih lengkap dari apa yang
dipaparkan oleh piagam hak Asasi Manusia atau Konvensi Hak Anak Sedunia.
Salah satu kelebihan Islam ialah selain menyodorkan undang-undang dan metode,
juga menyuguhkan teladan hidup. Nabi Muhammad saaw, berulang kali menekankan
perlunya untuk menghormati hak-hak anak dan memperlakukan mereka dengan kasih
sayang.

Data yang ada menunjukkan bahwa dalam dekade lalu, janji-janji lebih besar
dari realisasi. Negara, organisasi dan lembaga-lembaga internasional serta
seluruh pakar masalah anak harus mengambil pelajaran besar dari pengalaman
dasawarsa lalu, untuk mengambil langkah bagi merealisasikan hak anak-anak.
Karena anak-anak merupakan investasi terbaik bagi sebuah kemajuan dan pembangunan.

Marilah kita hadiahkan secercah harapan dan kegembiraan kepada anak-anak
di dunia yang selama bertahun-tahun menjadi korban utama perang. Dunia
anak-anak harus menjadi sebuah dunia yang sehat, penuh keriangan dan
semangat, bukan dipenuhi dengan pencemaran dan perang atau gangguan
dan kekerasan.
__________________________________________________________________

Sekilas Anak-Anak Tanah Batak Angkola dalam Macam Tinjauan
__________________________________________________________________

* Hal Perhatian Orang Tua Pada Anak

Alhamdulillah...!
Dari hasil pengamatan dan penyimakan pun dari hasil macam perbandingan
dengan kondisi para anak di daerah lainnya di Nusantara ini, pada
umumnya para Anak di Tanah Batak cukup mendapat perhatian dari para
orang tuanya.

Hal ini dapat kita peroleh gambarannya dari jarangnya atau bahkan tidak
adanya anak-nak terlantar apakah jadi pengamen atau jadi peminta-minta
di Tanah Batak.

"Anakki do Hamoraon di au sepertinya terealisasi untuk Tanah Batak,
meski harus di akui terealisasinya sekitar 90-95 %. Karena 5 % lagi
perhatian terhadap anak itu masih dihabiskan di Kode Kopi.

* Hal Perhatian Pemerintah















Ket :
Kantor Bupati di Tanah Angkola yang diharapkan
sebagai "Pemaju dan Peningkat" Pendidikan Anak-anak
Tanah Angkola.


Tentunya kita semua tahu bahwa masalah anak khsusnya dibidang Pendidkan
adalah salah satu masalah dari sekian banyak masalah yang harus dihadapi
Pemda di Tanah Angkola.

Dan semakin menjadi masalah ketika kita semua tahu, bahwa anggaran yang
dikeluarkan untuk hal ini "Terlalu Sedikit" atau "maotik Tu" katanya,
seperti yang anda baca pada kata pengantar di atas.

Bagi penulis dan mungkin bagi yang lainnya, "Soadong Nahot di Tano-on".
Kiranya anggaran ini meski-pun "tidak hot" dapat digunakan atau di
manfaatkan sesuaitu dengan tujuannya. Dipakai semaksimal mungkin itu
kata lainnya, untuk diteruskan dengan saran "Jangan kiranya dikunto-
kunto lagi.

"Majulah pendidikan Anak-Anak Angkola....!"
...dan...
Selamat, "Hari Anak Nasional 2015".













































* Hal Kebahagiaan Masa Bermain Anak

Dapat dikata, masih pantas untuk dikatakan, "Alhamdulillah...!".
Meski dengan fasilitas yang cukup terbatas anak-anak Angkola cukup
puas dengan masa anak-anaknya.

Musik...!

___________________________________________________________

Saran dan Ucapan Terimakasih Pada para orang Tua dan
Anak-Anak Tanah Batak sehubungan dengan Hari Anak Nasional
___________________________________________________________

Jika kita memperhatikan keberadaan anak-anak secara umum, khsusnya
di Negara-Negara yang sedang berperang, benar-benar sungguh
memperihatinkan sebagimana yang penulis gambarkan di atas. Banyak
yang kehilangan orang tuanya dan banyak pula yang tak punya tempat
tinggal hingga tak jarang pula yang mengalami kerusakan mental
atau dalam bahasa bataknya, "Banyak yang Malitondi".

Begitupun pada beberapa anak yang ada di kota-kota besar di Nusantara
ini, benar-benar sungguh memperihatinkan. Banyak yang tak sekolah
hingga menjadi pengamen, pemulung dan peminta-minta dengan tanpa di
ketahui bagaimana keberadaan orang uanya.

Terhadap hal ini penulis ingin berkata, Kiranya Pemerintah RI lebih
memperhatikan para anak-anak ini untuk masa-masa mendatang. Tak
dapat kita pungkiri bahwa keberadaan anak suatu negara akan
mencerminkan keadaan dari pemerintahan itu sendiri'."Selamat Hari
Anak Nasional".

Adapun pada masyarakat Tanah Batak Angkola dan Pemerintah setempat,
penulis ingin berkata :

- Terimakasih pada para orang tua di tanah Batak yang telah mendidik
  dan membesarkan anknya sebatas kemampuan-nya masing-masing.

- Terimakasih juga khsusnya pada para Ibu-Ibu Tanah Batak Angkola
  yang tak lelah-lelahnya, yang tak bosan-bosannya menasehati para
  putra putrinya untuk tetap rajin sekolah.

...pun....

- Terimaksaih pada para Pemda Tanah Batak yang telah memperhatikan
  keberadaan Anak-Anak Tanah Batak, hingga mereka semua dapat bersekolah
  dengan tanpa perkecualian. Semoga...!
____________

Penutup
____________

Demikian yang dapat penulis sampaikan lewat postingan ini. Semoga
dapat memperluas wawasan kita khsusnya dibidang "Hari Anak Nasional".
Tahun 2015.

...dan....

Selamat menyambut datang-nya "Hari Kemerdekaan Republik Indonesia
yang Ke-70". Merdeka...!

Musik untuk anda bersama Anak Sekolah Tanah batak...!
Mulak Maho da Bolanda.,

Musik...!

__________________________________________________________________
Cat : Dikompilasi dari Macam Sumber



No comments:

Post a Comment