#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Pohon Natal)
___________________________________________________________________
____________________
Kata Pengantar
____________________
Tentunya kita semua telah mengenal "Pohon Natal" khususnya para ummat
muslim Tanah Batak Angkola. Pohon ini secara umum disebut pohon pinus
atau cemara, sedangkan dalam bahasa Batak Lebih dikenal dengan nama
pohon Anturmangan".
Para kawan diman-pun berada...!
Berikut info yang berhubungan dengan pohon natal.
Selamat menyimak...!
____________________________________________________________________
Sekilas info tentang macam hal yang berhubungan dengan Pohon Natal
____________________________________________________________________
* Pemahaman Umum
Kebiasaan memasang pohon Natal sebagai dekorasi dimulai dari Jerman.
Pemasangan pohon Natal yang umumnya dari pohon cemara, atau mengadaptasi
bentuk pohon cemara, itu dimulai pada abad ke-16.
Saat penduduk Jerman menyebar ke berbagai wilayah termasuk Amerika,
mereka pun kerap memasang cemara yang tergolong pohon evergreen untuk
dekorasi Natal di dalam rumah.
Dari catatan yang ada, orang Jerman di Pennsylvania Amerika Serikat
memajang pohon Natal untuk pertama kalinya pada tahun 1830-an.
Pohon Natal bukanlah suatu keharusan di gereja maupun dirumah sebab
ini hanya merupakan simbol agar kehidupan rohani kita selalu bertumbuh
dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain "evergreen".
Pohon Natal (cemara) ini juga melambangkan "hidup kekal", sebab pada
umumnya di musim salju hampir semua pohon rontok daunnya, kecuali
pohon cemara yang selalu hijau daunnya.
Pemasangan pohon cemara, baik asli maupun yang terbuat dari plastik,
di tengah kota atau di tempat-tempat umum pun menjadi pemandangan biasa
menjelang Natal. Salah satu yang terbesar adalah pohon yang ada di
Rockefeller Center di 5th Avenue New York Amerika Serikat.
* Legenda
Ada beberapa legenda/cerita yang beredar di kalangan orang Kristen sendiri
mengenai asal mula pohon natal.
* Santo Bonifacius
Menurut sebuah legenda, rohaniawan Inggris bernama Santo Bonifasius
yang memimpin beberapa gereja di Jerman dan Perancis dalam perjalanannya
bertemu dengan sekelompok orang yang akan mempersembahkan seorang anak
kepada dewa Thor di sebuah pohon ek.
Untuk menghentikan perbuatan jahat mereka, secara ajaib Santo Bonifasius
merobohkan pohon ek tersebut dengan pukulan tangannya. Setelah kejadian
yang menakjubkan tersebut di tempat pohon ek yang roboh tumbuhlah
sebuah pohon cemara.
Martin Luther dan pohon cemaranya
Cerita lain mengisahkan kejadian saat Martin Luther, tokoh Reformasi Gereja,
sedang berjalan-jalan di hutan pada suatu malam. Terkesan dengan keindahan
gemerlap jutaan bintang di angkasa yang sinarnya menembus cabang-cabang
pohon cemara di hutan, Martin Luther menebang sebuah pohon cemara kecil
dan membawanya pulang pada keluarganya di rumah. Untuk menciptakan
gemerlap bintang seperti yang dilihatnya di hutan, Martin Luther
memasang lilin-lilin pada tiap cabang pohon cemara tersebut.
* Kontroversi
Terlepas dari kebenaran kisah-kisah di atas, hingga hari ini pemasangan
Pohon Natal masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan umat Kristen.
Bagi orang-orang yang tidak berkenan dengan pohon Natal, mengisahkan bahwa
pada zaman dahulu bangsa Romawi menggunakan pohon cemara untuk perayaan
Saturnalia, mereka menghiasinya dengan hiasan-hiasan kecil dan topeng-topeng
kecil, karena pada tgl 25 Desember ini adalah hari kelahiran dewa matahari,
Mithras, yang asal mulanya dari Dewa Matahari Iran yang kemudian dipuja
di Roma.
Demikian pula hari Minggu adalah hari untuk menyembah dewa matahari
sesuai dari arti kata Zondag, Sunday atau Sonntag. Perlu diketahui juga
bahwa dewa-dewa matahari lainnya, seperti Osiris, dewa matahari orang Mesir,
dilahirkan pada tanggal 27 Desember. Demikian pula Dewa matahari Horus
dan Apollo lahir pada tanggal 28 Desember.
Maka dari itu ada aliran-aliran gereja tertentu yang mengharamkan tradisi
pohon Natal, sebab mereka menganggap ini sebagai pemujaan dewa matahari.
Pemasangan pohon itu dianggap sebagai bentuk penyembahan berhala.
Reaksi penolakan itu bahkan awalnya sempat diwarnai keputusan pemerintah
Jerman untuk mendenda siapa pun yang memasang pohon cemara sebagai
pohon Natal.
Hal itu mulai berubah, saat gambar Ratu Victoria dari Inggris, Pangeran
Albert dari Jerman, dan anak-anaknya dengan latar pohon cemara,
diilustrasikan di London News. Karena sosok Victoria yang sangat populer,
pemuatan gambar itu di media massa pun membuat pohon cemara menjadi pilihan
lazim sebagai pohon Natal.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menemukan bahwa
pohon Natal dapat menjadi rumah bagi 25000 ekor serangga. Jenis serangga
yang mendiami pohon Natal diantaranya Collembola, Psocoptera, tungau, ngengat
dan laba-laba.
Seharusnya mereka berhibernasi di musim dingin, namun dengan keberadaan
sebuah pohon dan adanya kehangatan dari api unggun maupun pemanas ruangan,
mereka menjadi percaya bahwa musim semi telah tiba sehingga berkembang biak
di pohon dan sekitarnya.
* Tradisi
Setelah masyarakat AS mengikuti jejak Inggris menggunakan pohon cemara
pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, industri pun semakin berkembang
dan merambah ke berbagai negara. Termasuk industri berbagai hiasan pohon
Natal seperti bola-bola yang digantung, pernak-pernik Santa Claus, tinsel
(semacam tali berumbai yang dililitkan ke pohon), dan lainnya.
Karena penggunaan pohon cemara merupakan tradisi Eropa, ekspresi sukacita
yang dilambangkan dengan berbagai dekorasi itu berbeda-beda di setiap negara.
Indonesia dan Filipina menjadi negara yang sangat terpengaruh tradisi
Eropa itu sampai akhirnya para umat Kristen membeli pohon buatan tapi
yang penting berbentuk cemara.
Di Afrika Selatan keberadaan pohon Natal bukanlah sesuatu yang umum.
Sementara masyarakat India, lebih memilih pohon mangga dan pohon pisang.
* Hiasan Natal
Hiasan Natal adalah salah satu dekorasi yang digunakan pada waktu Natal.
Warna tradisional yang digunakan untuk menggambarkan suasana Natal adalah
hijau pinus, putih salju, dan merah hati. Biru dan putih juga sering
digunakan untuk mewakili suasana musim dingin, atau bahkan suasana Hanukkah,
yang dirayakan pada waktu yang hampir bersamaan. Warna emas dan perak juga
sangat umum digunakan, serta warna-warna metalik lainnya.
Sedangkan ikon-ikon musim dingin yang digunakan biasanya adalah kepingan
salju, manusia salju, bongkahan es, serta penguin dan beruang kutub.
Jenis hiasan Natal yang digunakan berbeda di tiap-tiap negara, tergantung
pada tradisi dan sumber daya yang tersedia.
* Ritual
Pohon Natal dikatakan sebagai bentuk tradisi dan ritual pagan Kristiani yang
mengelilingi titik balik matahari musim dingin, termasuk penggunaan dahan
cemara dalam ritual, dan penggunaan pohon sebagai hiasan Natal diadaptasi
dari ritual pagan.
Istilah "Christmas tree" (pohon Natal) pertama kali digunakan pada tahun
1835, yang berasal dari bahasa Jerman. Tradisi penggunaan pohon sebagai
hiasan Natal modern diyakini dimulai di Jerman pada abad ke-18,
meskipun benyak yang berpendapat bahwa Martin Luther telah memulai
tradisi ini pada abad ke-16.
Dari Jerman, tradisi ini kemudian diperkenalkan di Inggris; di negara ini,
penggunaan pohon sebagai hiasan Natal pertama kali diperkenalkan oleh Ratu
Charlotte, istri Raja George III, dan kemudian semakin populer pada masa
pemerintahan Ratu Victoria.
Foto Ratu Victoria dengan hiasan cemara yang terkenal diterbitkan di
Amerika Serikat pada tahun 1840, sekaligus memperkenalkan tradisi ini
ke kalangan warga Amerika.[5] Pohon Natal bisa dihiasi dengan lampu
dan ornamen.
* Karangan Bunga
Sejak abad ke-19, poinsettia, tanaman asli dari Meksiko, telah sering
dikaitkan dengan perayaan Natal. Tanaman Natal populer lainnya termasuk
holly, mistletoe, ivy, amarilis merah, dan kaktus Natal. Bersama pohon
Natal, interior rumah dihiasi dengan tanaman-tanaman ini, kadang dilengkapi
juga dengan karangan bunga dan dedaunan cemara. Penggunaan pinus di dalam
pot juga populer, namun tanaman ini membutuhkan cahaya matahari, dan
penggunaannya sebagai tanaman hias sangat tidak dianjurkan.
Karangan bunga untuk hiasan Natal bisa terbuat dari tumbuhan nyata atau
hanya berupa cabang konifer buatan. Beberapa jenis cemara juga bisa
digunakan sebagai karangan bunga, yang dirangkai bersama buah pinus
dan berri, serta dihiasi dengan ornamen Natal seperti lonceng.
* Luar ruangan
Hiasan Natal di sebuah rumah di Dublin, California
Di Amerika Utara dan Selatan, Australia, dan Eropa, sudah menjadi tradisi
untuk menghiasi bagian luar rumah dengan lampu-lampu, dan kadang juga
dilengkapi dengan kereta salju, manusia salju, dan ikon-ikon Natal lainnya.
Simbol-simbol Natal akan digantung di dekat lampu-lampu jalan dan pohon
Natal diletakkan di alun-alun kota
* Lain-lain
Kaus kaki Natal yang digantung di kepala tempat tidur.
Di Dunia Barat, gulungan kertas berwarna cerah dengan motif Natal ataupun
motif umum diproduksi sebagai pembungkus hadiah. Ilustrasi Desa Natal juga
menjadi tradisi di banyak rumah selama musim ini. Dekorasi Natal lainnya
termasuk lonceng, lilin, permen tongkat, garland, kaus kaki, karangan
bunga, dan miniatur malaikat. Di sebagian besar negara, representasi
gua Natal sangat populer. Terdapat beberapa gereja yang masih menampilkan
drama kelahiran Yesus yang diperankan oleh relawan, dan bahkan dengan
menggunakan hewan hidup.
Salah satu benda lainnya yang paling populer saat Natal adalah kaus kaki.
Menurut legenda, Santo Nicolas akan menyelinap masuk melalui cerobong asap
dan menyelipkan emas ke dalam kaus kaki yang tergantung di perapian.
* Galeri Animasi
_____________
Penutup
_____________
Demikian infonya para kawan sekalian...!
"Selamat Natal dan Tahun Baru 2016"
Selamat Malam...!
_________________________________________________________________________
Cat :
http://amzn.to/1VW0ktU
(Menyimak info sekitar Pohon Natal)
___________________________________________________________________
Kata Pengantar
____________________
Tentunya kita semua telah mengenal "Pohon Natal" khususnya para ummat
muslim Tanah Batak Angkola. Pohon ini secara umum disebut pohon pinus
atau cemara, sedangkan dalam bahasa Batak Lebih dikenal dengan nama
pohon Anturmangan".
Para kawan diman-pun berada...!
Berikut info yang berhubungan dengan pohon natal.
Selamat menyimak...!
____________________________________________________________________
Sekilas info tentang macam hal yang berhubungan dengan Pohon Natal
____________________________________________________________________
* Pemahaman Umum
Kebiasaan memasang pohon Natal sebagai dekorasi dimulai dari Jerman.
Pemasangan pohon Natal yang umumnya dari pohon cemara, atau mengadaptasi
bentuk pohon cemara, itu dimulai pada abad ke-16.
Saat penduduk Jerman menyebar ke berbagai wilayah termasuk Amerika,
mereka pun kerap memasang cemara yang tergolong pohon evergreen untuk
dekorasi Natal di dalam rumah.
Dari catatan yang ada, orang Jerman di Pennsylvania Amerika Serikat
memajang pohon Natal untuk pertama kalinya pada tahun 1830-an.
Pohon Natal bukanlah suatu keharusan di gereja maupun dirumah sebab
ini hanya merupakan simbol agar kehidupan rohani kita selalu bertumbuh
dan menjadi saksi yang indah bagi orang lain "evergreen".
Pohon Natal (cemara) ini juga melambangkan "hidup kekal", sebab pada
umumnya di musim salju hampir semua pohon rontok daunnya, kecuali
pohon cemara yang selalu hijau daunnya.
Pemasangan pohon cemara, baik asli maupun yang terbuat dari plastik,
di tengah kota atau di tempat-tempat umum pun menjadi pemandangan biasa
menjelang Natal. Salah satu yang terbesar adalah pohon yang ada di
Rockefeller Center di 5th Avenue New York Amerika Serikat.
* Legenda
Ada beberapa legenda/cerita yang beredar di kalangan orang Kristen sendiri
mengenai asal mula pohon natal.
* Santo Bonifacius
Menurut sebuah legenda, rohaniawan Inggris bernama Santo Bonifasius
yang memimpin beberapa gereja di Jerman dan Perancis dalam perjalanannya
bertemu dengan sekelompok orang yang akan mempersembahkan seorang anak
kepada dewa Thor di sebuah pohon ek.
Untuk menghentikan perbuatan jahat mereka, secara ajaib Santo Bonifasius
merobohkan pohon ek tersebut dengan pukulan tangannya. Setelah kejadian
yang menakjubkan tersebut di tempat pohon ek yang roboh tumbuhlah
sebuah pohon cemara.
Martin Luther dan pohon cemaranya
Cerita lain mengisahkan kejadian saat Martin Luther, tokoh Reformasi Gereja,
sedang berjalan-jalan di hutan pada suatu malam. Terkesan dengan keindahan
gemerlap jutaan bintang di angkasa yang sinarnya menembus cabang-cabang
pohon cemara di hutan, Martin Luther menebang sebuah pohon cemara kecil
dan membawanya pulang pada keluarganya di rumah. Untuk menciptakan
gemerlap bintang seperti yang dilihatnya di hutan, Martin Luther
memasang lilin-lilin pada tiap cabang pohon cemara tersebut.
* Kontroversi
Terlepas dari kebenaran kisah-kisah di atas, hingga hari ini pemasangan
Pohon Natal masih menimbulkan pro dan kontra di kalangan umat Kristen.
Bagi orang-orang yang tidak berkenan dengan pohon Natal, mengisahkan bahwa
pada zaman dahulu bangsa Romawi menggunakan pohon cemara untuk perayaan
Saturnalia, mereka menghiasinya dengan hiasan-hiasan kecil dan topeng-topeng
kecil, karena pada tgl 25 Desember ini adalah hari kelahiran dewa matahari,
Mithras, yang asal mulanya dari Dewa Matahari Iran yang kemudian dipuja
di Roma.
Demikian pula hari Minggu adalah hari untuk menyembah dewa matahari
sesuai dari arti kata Zondag, Sunday atau Sonntag. Perlu diketahui juga
bahwa dewa-dewa matahari lainnya, seperti Osiris, dewa matahari orang Mesir,
dilahirkan pada tanggal 27 Desember. Demikian pula Dewa matahari Horus
dan Apollo lahir pada tanggal 28 Desember.
Maka dari itu ada aliran-aliran gereja tertentu yang mengharamkan tradisi
pohon Natal, sebab mereka menganggap ini sebagai pemujaan dewa matahari.
Pemasangan pohon itu dianggap sebagai bentuk penyembahan berhala.
Reaksi penolakan itu bahkan awalnya sempat diwarnai keputusan pemerintah
Jerman untuk mendenda siapa pun yang memasang pohon cemara sebagai
pohon Natal.
Hal itu mulai berubah, saat gambar Ratu Victoria dari Inggris, Pangeran
Albert dari Jerman, dan anak-anaknya dengan latar pohon cemara,
diilustrasikan di London News. Karena sosok Victoria yang sangat populer,
pemuatan gambar itu di media massa pun membuat pohon cemara menjadi pilihan
lazim sebagai pohon Natal.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menemukan bahwa
pohon Natal dapat menjadi rumah bagi 25000 ekor serangga. Jenis serangga
yang mendiami pohon Natal diantaranya Collembola, Psocoptera, tungau, ngengat
dan laba-laba.
Seharusnya mereka berhibernasi di musim dingin, namun dengan keberadaan
sebuah pohon dan adanya kehangatan dari api unggun maupun pemanas ruangan,
mereka menjadi percaya bahwa musim semi telah tiba sehingga berkembang biak
di pohon dan sekitarnya.
* Tradisi
Setelah masyarakat AS mengikuti jejak Inggris menggunakan pohon cemara
pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, industri pun semakin berkembang
dan merambah ke berbagai negara. Termasuk industri berbagai hiasan pohon
Natal seperti bola-bola yang digantung, pernak-pernik Santa Claus, tinsel
(semacam tali berumbai yang dililitkan ke pohon), dan lainnya.
Karena penggunaan pohon cemara merupakan tradisi Eropa, ekspresi sukacita
yang dilambangkan dengan berbagai dekorasi itu berbeda-beda di setiap negara.
Indonesia dan Filipina menjadi negara yang sangat terpengaruh tradisi
Eropa itu sampai akhirnya para umat Kristen membeli pohon buatan tapi
yang penting berbentuk cemara.
Di Afrika Selatan keberadaan pohon Natal bukanlah sesuatu yang umum.
Sementara masyarakat India, lebih memilih pohon mangga dan pohon pisang.
* Hiasan Natal
Hiasan Natal adalah salah satu dekorasi yang digunakan pada waktu Natal.
Warna tradisional yang digunakan untuk menggambarkan suasana Natal adalah
hijau pinus, putih salju, dan merah hati. Biru dan putih juga sering
digunakan untuk mewakili suasana musim dingin, atau bahkan suasana Hanukkah,
yang dirayakan pada waktu yang hampir bersamaan. Warna emas dan perak juga
sangat umum digunakan, serta warna-warna metalik lainnya.
Sedangkan ikon-ikon musim dingin yang digunakan biasanya adalah kepingan
salju, manusia salju, bongkahan es, serta penguin dan beruang kutub.
Jenis hiasan Natal yang digunakan berbeda di tiap-tiap negara, tergantung
pada tradisi dan sumber daya yang tersedia.
* Ritual
Pohon Natal dikatakan sebagai bentuk tradisi dan ritual pagan Kristiani yang
mengelilingi titik balik matahari musim dingin, termasuk penggunaan dahan
cemara dalam ritual, dan penggunaan pohon sebagai hiasan Natal diadaptasi
dari ritual pagan.
Istilah "Christmas tree" (pohon Natal) pertama kali digunakan pada tahun
1835, yang berasal dari bahasa Jerman. Tradisi penggunaan pohon sebagai
hiasan Natal modern diyakini dimulai di Jerman pada abad ke-18,
meskipun benyak yang berpendapat bahwa Martin Luther telah memulai
tradisi ini pada abad ke-16.
Dari Jerman, tradisi ini kemudian diperkenalkan di Inggris; di negara ini,
penggunaan pohon sebagai hiasan Natal pertama kali diperkenalkan oleh Ratu
Charlotte, istri Raja George III, dan kemudian semakin populer pada masa
pemerintahan Ratu Victoria.
Foto Ratu Victoria dengan hiasan cemara yang terkenal diterbitkan di
Amerika Serikat pada tahun 1840, sekaligus memperkenalkan tradisi ini
ke kalangan warga Amerika.[5] Pohon Natal bisa dihiasi dengan lampu
dan ornamen.
* Karangan Bunga
Sejak abad ke-19, poinsettia, tanaman asli dari Meksiko, telah sering
dikaitkan dengan perayaan Natal. Tanaman Natal populer lainnya termasuk
holly, mistletoe, ivy, amarilis merah, dan kaktus Natal. Bersama pohon
Natal, interior rumah dihiasi dengan tanaman-tanaman ini, kadang dilengkapi
juga dengan karangan bunga dan dedaunan cemara. Penggunaan pinus di dalam
pot juga populer, namun tanaman ini membutuhkan cahaya matahari, dan
penggunaannya sebagai tanaman hias sangat tidak dianjurkan.
Karangan bunga untuk hiasan Natal bisa terbuat dari tumbuhan nyata atau
hanya berupa cabang konifer buatan. Beberapa jenis cemara juga bisa
digunakan sebagai karangan bunga, yang dirangkai bersama buah pinus
dan berri, serta dihiasi dengan ornamen Natal seperti lonceng.
* Luar ruangan
Hiasan Natal di sebuah rumah di Dublin, California
Di Amerika Utara dan Selatan, Australia, dan Eropa, sudah menjadi tradisi
untuk menghiasi bagian luar rumah dengan lampu-lampu, dan kadang juga
dilengkapi dengan kereta salju, manusia salju, dan ikon-ikon Natal lainnya.
Simbol-simbol Natal akan digantung di dekat lampu-lampu jalan dan pohon
Natal diletakkan di alun-alun kota
* Lain-lain
Kaus kaki Natal yang digantung di kepala tempat tidur.
Di Dunia Barat, gulungan kertas berwarna cerah dengan motif Natal ataupun
motif umum diproduksi sebagai pembungkus hadiah. Ilustrasi Desa Natal juga
menjadi tradisi di banyak rumah selama musim ini. Dekorasi Natal lainnya
termasuk lonceng, lilin, permen tongkat, garland, kaus kaki, karangan
bunga, dan miniatur malaikat. Di sebagian besar negara, representasi
gua Natal sangat populer. Terdapat beberapa gereja yang masih menampilkan
drama kelahiran Yesus yang diperankan oleh relawan, dan bahkan dengan
menggunakan hewan hidup.
Salah satu benda lainnya yang paling populer saat Natal adalah kaus kaki.
Menurut legenda, Santo Nicolas akan menyelinap masuk melalui cerobong asap
dan menyelipkan emas ke dalam kaus kaki yang tergantung di perapian.
* Galeri Animasi
_____________
Penutup
_____________
Demikian infonya para kawan sekalian...!
"Selamat Natal dan Tahun Baru 2016"
Selamat Malam...!
_________________________________________________________________________
Cat :
No comments:
Post a Comment