#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar Kain Tenun Songket)
_________________________________________________________
__________________
Kata Pengantar
__________________
Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa
Indonesia, yang berarti "mengait" atau "mencungkil"
Demikian wikipedia memberi penjelsan mengenai Tenung Sogket atau Kain
Songket yang merupakan bagian dari budaya, Indonesia, Malaysia, dan
Brunei jika kita meninjau dari kenegaraan atau negri.
Para kawan diman-pun berada...!
Berikut info kelengkapannya dengan dukungan animasi gambar dari video
tayang youtube dengan judul dan alamat :
1. Pengrajin Tenun Songket Palembang
https://www.youtube.com/watch?v=vxmf2Nxxq3g
2. PESONA SONGKET PALEMBANG
https://www.youtube.com/watch?v=WVQWHSZm1zE
Selamat menyimak...!
Bersama lagu khas Palembang dengan caver pesona pesolek Kain Songket
Palembang - Indonesia, sayang selayak.....
Musik....!
____________________________________________
Sekilas info tentang Kain Tenun Songket
____________________________________________
* Pengertian
Songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu dan Minangkabau
di Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Songket digolongkan dalam keluarga
tenunan brokat. Songket ditenun dengan tangan dengan benang emas dan
perak dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi. Benang logam
metalik yang tertenun berlatar kain menimbulkan efek kemilau cemerlang.
* Istilah
Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa
Indonesia, yang berarti "mengait" atau "mencungkil". Hal ini berkaitan
dengan metode pembuatannya; mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun,
dan kemudian menyelipkan benang emas.[1] Selain itu, menurut sementara
orang, kata songket juga mungkin berasal dari kata songka, songkok khas
Palembang yang dipercaya pertama kalinya kebiasaan menenun dengan benang
emas dimulai.
Istilah menyongket berarti ‘menenun dengan benang emas dan perak’.
Songket adalah kain tenun mewah yang biasanya dikenakan saat kenduri,
perayaan atau pesta. Songket dapat dikenakan melilit tubuh seperti
sarung, disampirkan di bahu, atau sebagai destar atau tanjak, hiasan
ikat kepala.
Tanjak adalah semacam topi hiasan kepala yang terbuat dari kain songket
yang lazim dipakai oleh sultan dan pangeran serta bangsawan Kesultanan
Melayu.
Menurut tradisi, kain songket hanya boleh ditenun oleh anak dara atau
gadis remaja; akan tetapi kini kaum lelaki pun turut menenun songket.
Beberapa kain songket tradisional Sumatra memiliki pola yang mengandung
makna tertentu.
(Menyimak info sekitar Kain Tenun Songket)
_________________________________________________________
__________________
Kata Pengantar
__________________
Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa
Indonesia, yang berarti "mengait" atau "mencungkil"
Demikian wikipedia memberi penjelsan mengenai Tenung Sogket atau Kain
Songket yang merupakan bagian dari budaya, Indonesia, Malaysia, dan
Brunei jika kita meninjau dari kenegaraan atau negri.
Para kawan diman-pun berada...!
Berikut info kelengkapannya dengan dukungan animasi gambar dari video
tayang youtube dengan judul dan alamat :
1. Pengrajin Tenun Songket Palembang
https://www.youtube.com/watch?v=vxmf2Nxxq3g
2. PESONA SONGKET PALEMBANG
https://www.youtube.com/watch?v=WVQWHSZm1zE
Selamat menyimak...!
Bersama lagu khas Palembang dengan caver pesona pesolek Kain Songket
Palembang - Indonesia, sayang selayak.....
Musik....!
____________________________________________
Sekilas info tentang Kain Tenun Songket
____________________________________________
* Pengertian
Songket adalah jenis kain tenunan tradisional Melayu dan Minangkabau
di Indonesia, Malaysia, dan Brunei. Songket digolongkan dalam keluarga
tenunan brokat. Songket ditenun dengan tangan dengan benang emas dan
perak dan pada umumnya dikenakan pada acara-acara resmi. Benang logam
metalik yang tertenun berlatar kain menimbulkan efek kemilau cemerlang.
* Istilah
Kata songket berasal dari istilah sungkit dalam bahasa Melayu dan bahasa
Indonesia, yang berarti "mengait" atau "mencungkil". Hal ini berkaitan
dengan metode pembuatannya; mengaitkan dan mengambil sejumput kain tenun,
dan kemudian menyelipkan benang emas.[1] Selain itu, menurut sementara
orang, kata songket juga mungkin berasal dari kata songka, songkok khas
Palembang yang dipercaya pertama kalinya kebiasaan menenun dengan benang
emas dimulai.
Istilah menyongket berarti ‘menenun dengan benang emas dan perak’.
Songket adalah kain tenun mewah yang biasanya dikenakan saat kenduri,
perayaan atau pesta. Songket dapat dikenakan melilit tubuh seperti
sarung, disampirkan di bahu, atau sebagai destar atau tanjak, hiasan
ikat kepala.
Tanjak adalah semacam topi hiasan kepala yang terbuat dari kain songket
yang lazim dipakai oleh sultan dan pangeran serta bangsawan Kesultanan
Melayu.
Menurut tradisi, kain songket hanya boleh ditenun oleh anak dara atau
gadis remaja; akan tetapi kini kaum lelaki pun turut menenun songket.
Beberapa kain songket tradisional Sumatra memiliki pola yang mengandung
makna tertentu.
Nama Produk: Baju Batik Songket Palembang Motif Matahari Hitam Couple Pasangan Terbaru 2022 Kebaya Modern Wanita Pesta Kondangan Kurung Melayu Kekinian
Harga Produk: Rp115.000
Harga Diskon: Rp105.000
Songket harus melalui delapan peringkat sebelum menjadi sepotong kain
dan masih ditenun secara tradisional. Karena penenun biasanya dari
desa, tidak mengherankan bahwa motif-motifnya pun dipolakan dengan
hewan dan tumbuhan setempat. Motif ini seringkali juga dinamai dengan
nama kue khas Melayu seperti serikaya, wajik, dan tepung talam, yang
diduga merupakan penganan kegemaran raja.
* Sejarah
Penenunan songket secara sejarah dikaitkan dengan kawasan permukiman
dan budaya Melayu, dan menurut sementara orang teknik ini diperkenalkan
oleh pedagang India atau Arab. Menurut hikayat rakyat Palembang,
asal mula kain songket adalah dari perdagangan zaman dahulu di antara
Tiongkok dan India.
Orang Tionghoa menyediakan benang sutera sedangkan orang India menyumbang
benang emas dan perak; maka, jadilah songket.[4] Kain songket ditenun
pada alat tenun bingkai Melayu. Pola-pola rumit diciptakan dengan
memperkenalkan benang-benang emas atau perak ekstra dengan penggunaan
sehelai jarum leper. Tidak diketahui secara pasti dari manakah songket
berasal, menurut tradisi Kelantan teknik tenun seperti ini berasal dari
utara, yakni kawasan Kamboja dan Siam yang kemudian berkembang ke
selatan di Pattani, dan akhirnya mencapai Kelantan dan Terengganu
sekitar tahun 1500-an.[6] Industri kecil rumahan tenun songket kini
masih bertahan di pinggiran Kota Bahru dan Terengganu.
Akan tetapi menurut penenun Terengganu,[butuh rujukan] justru para
pedagang Indialah yang memperkenalkan teknik menenun ini pertama kali
di Palembang dan Jambi, yang mungkin telah berlaku sejak zaman Sriwijaya
(abad ke-7 sampai ke-11).
Songket Palembang dikenakan oleh pengantin wanita berbusana pernikahan
adat Aesan Gede Menurut tradisi Indonesia sendiri, kain songket nan
keemasan dikaitkan dengan kegemilangan Sriwijaya, [8][9] kemaharajaan
niaga maritim nan makmur lagi kaya yang bersemi pada abad ke-7 hingga
ke-13 di Sumatera.
Hal ini karena kenyataan bahwa pusat kerajinan songket paling mahsyur
di Indonesia adalah kota Palembang. Songket adalah kain mewah yang
aslinya memerlukan sejumlah emas asli untuk dijadikan benang emas,
kemudian ditenun tangan menjadi kain yang cantik. Secara sejarah
tambang emas di Sumatera terletak di pedalaman Jambi dan dataran
tinggi Minangkabau. Meskipun benang emas ditemukan di reruntuhan situs
Sriwijaya di Sumatera, bersama dengan batu mirah delima yang belum
diasah, serta potongan lempeng emas, hingga kini belum ada bukti pasti
bahwa penenun lokal telah menggunakan benang emas seawal tahun 600-an
hingga 700-an masehi.
Songket mungkin dikembangkan pada kurun waktu yang kemudian di Sumatera.
Songket Palembang merupakan songket terbaik di Indonesia baik diukur
dari segi kualitasnya, yang berjuluk "Ratu Segala Kain". Songket
eksklusif memerlukan di antara satu dan tiga bulan untuk
menyelesaikannya, sedangkan songket biasa hanya memerlukan waktu sekitar
3 hari.
Mulanya kaum laki-laki menggunakan songket sebagai destar, tanjak atau
ikat kepala. Kemudian barulah kaum perempuan Melayu mulai memakai
songket sarung dengan baju kurung.
Dokumentasi mengenai asal usul songket masih tidak jelas, kemungkinan
tenun songket mencapai semenanjung Malaya melalui perkawinan atau
persekutuan antar bangsawan Melayu, karena songket yang berharga kerap
kali dijadikan maskawin atau hantaran dalam suatu perkawinan.
Praktik seperti ini lazim dilakukan oleh negeri-negeri Melayu untuk
mengikat persekutuan strategis. Pusat kerajinan songket terletak di
kerajaan yang secara politik penting karena bahan pembuatannya yang
mahal; benang emas sejatinya memang terbuat dari lembaran emas
murni asli.
Songket sebagai busana diraja juga disebutkan dalam naskah Abdullah
bin Abdul Kadir pada tahun 1849.
* Motif
Songket memiliki motif-motif tradisional yang sudah merupakan ciri
khas budaya wilayah penghasil kerajinan ini. Misalnya motif Saik
Kalamai, Buah Palo, Barantai Putiah, Barantai Merah, Tampuak Manggih,
Salapah, Kunang-kunang, Api-api, Cukie Baserak, Sirangkak, Silala Rabah,
dan Simasam adalah khas songket Pandai Sikek, Minangkabau.[12] Beberapa
pemerintah daerah telah mempatenkan motif songket tradisional mereka.
Dari 71 motif songket yang dimiliki Sumatera Selatan, baru 22 motif
yang terdaftar di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian
Hukum dan Hak Asasi Manusia. Dari 22 motif songket Palembang yang telah
terdaftar di antaranya motif Bungo Intan, Lepus Pulis, Nampan Perak,
dan Limar Beranti. Sementara 49 motif lainnya belum terdaftar, termasuk
motif Berante Berakam pada seragam resmi Sriwijaya Football Club.
Selain motif Berante Berakam, beberapa motif lain yang belum terdaftar
yakni motif Songket Lepus Bintang Berakam, Nago Besaung, Limar Tigo
Negeri Tabur Intan, Limar Tigo Negeri Cantik Manis, Lepus Bintang Penuh,
Limar Penuh Mawar Berkandang, dan sejumlah motif lain.
* Songket kini
Ditinjau dari bahan, cara pembuatan, dan harganya; songket semula adalah
kain mewah para bangsawan yang menujukkan kemuliaan derajat dan martabat
pemakainya.
Akan tetapi kini songket tidak hanya dimaksudkan untuk golongan masyarakat
kaya dan berada semata, karena harganya yang bervariasi; dari yang biasa
dan terbilang murah, hingga yang eksklusif dengan harga yang sangat mahal.
Kini dengan digunakannya benang emas sintetis maka songket pun tidak lagi
luar biasa mahal seperti dahulu kala yang menggunakan emas asli. Meskipun
demikian, songket kualitas terbaik tetap dihargai sebagai bentuk kesenian
yang anggun dan harganya cukup mahal.
Sejak dahulu kala hingga kini, songket adalah pilihan populer untuk busana
adat perkawinan Melayu, Palembang, Minangkabau, Aceh dan Bali. Kain ini
sering diberikan oleh pengantin laki-laki kepada pengantin wanita sebagai
salah satu hantaran persembahan perkawinan.
Pada masa kini, busana resmi laki-laki Melayu pun kerap mengenakan songket
sebagai kain yang dililitkan di atas celana panjang atau menjadi destar,
tanjak, atau ikat kepala. Sedangkan untuk kaum perempuannya songket
dililitkan sebagai kain sarung yang dipadu-padankan dengan kebaya atau
baju kurung.
Meskipun berasal dari kerajinan tradisional, industri songket merupakan
kerajinan yang terus hidup dan dinamis. Para pengrajin songket terutama
di Palembang kini berusaha menciptakan motif-motif baru yang lebih modern
dan pilihan warna-warna yang lebih lembut. Hal ini sebagai upaya agar
songket senantiasa mengikuti zaman dan digemari masyarakat.[9] Sebagai
benda seni, songket pun sering dibingkai dan dijadikan penghias ruangan.
Penerapan kain songket secara modern amat beraneka ragam, mulai dari tas
wanita, songkok, bahkan kantung ponsel.
* Pusat kerajinan songket
Di Indonesia, pusat kerajinan tangan tenun songket dapat ditemukan di Sumatera,
Kalimantan, Bali, Sulawesi, Lombok dan Sumbawa. Di pulau Sumatera pusat kerajinan
songket yang termahsyur dan unggul adalah di daerah Pandai Sikek dan Silungkang,
Minangkabau, Sumatera Barat, serta di Palembang, Sumatera Selatan.
Di Bali, desa pengrajin tenun songket dapat ditemukan di kabupaten Klungkung,
khususnya di desa Sidemen dan Gelgel. Sementara di Lombok, desa Sukarara di
kecamatan Jonggat, kabupaten Lombok Tengah, juga terkenal akan kerajinan
songketnya.
Di luar Indonesia, kawasan pengrajin songket didapati di Malaysia; antara
lain di pesisir timur Semenanjung Malaya khususnya industri rumahan di
pinggiran Kota Bahru, Kelantan dan Terengganu; serta di Brunei.
______________
Penutup
______________
Demikian infonya para kawan sekalian...!
Jika anda adalah pebaca dari Tapanuli Selatan Tanah Angkola, semoga info
ini dapat menjadi masukan guna pengembangan Ulos Angkola atau Songket
Angkola masa depan.
Selamat malam...!
_______________________________________________________________________
Cat. Sumber :
- Wikipedia
- Video tayang dengan judul :
1. Pengrajin Tenun Songket Palembang
https://www.youtube.com/watch?v=vxmf2Nxxq3g
2. PESONA SONGKET PALEMBANG
No comments:
Post a Comment