#SELAMAT PAGI TAPANULI#
(Sekilas Pendapat Pada Pergaulan Muda Mudi Tapanuli)
_______________________________________________________________Dongan ale dongan, dongan na dua tolu...! kali ini saya tertarik untuk tahu lebih banyak mengenai pergaulan muda mudi atau paergaulan naposo nauli bulung ni halak hita. Dan untuk tahu ini, tulisan inipun saya susun.
Dan semoga pula tulisan ini menambah pengetahuan bagi yang belum tahu dan mengingatkan bagi yang sudah tahu. Tahu dan pengetahuan bahasa filsafatnya, agar lebih mantap tulisan ini.
Hahahahaha...banyak bangat tahunya ate. Olo nikkudo. Nikkudo musedo nimmu, nanggo nimmu ate. Ah...! nahebat ma tulisanon ate. Saroha-roha ate. Olo ate. Pandok ni ate-ate ate. Hahahaha. Sate ate. Tabo ate. Naong ate. Ison ate. olo ate. Hahahaha.
________________________
PENGANTAR SAOTIK ATE
________________________
Seperti kita ketahui, salah satu tahap atau masa yang harus dilalui seseorang sebelum disebut sebagai orang yang sudah menikah atau orang tua adalah "Masa Remaja" yang dalam bahasa Tapanulinya disebut "Masa Naposo Nauli Bulung".
Pada masa ini seorang pria akan menunjukkan ketertarikannya pada wanita ataupun sebaliknya. Ketika ketertarikan ini timbul atau muncul dalam diri seseorang maka timbullah suatu keinginan untuk ketemu secara berulang-ulang. Hahaha... sian dia musedo hub oto on.
Pertemuan atas dasar ketertarikan dua insan lawan jenis ini di Tapanuli sesuai dengan wilayahnya di istilahkan dengan :
1. Marhallet (Taput)
2. Martandang (Angkola/Padang Bolak)
*Keta hita martandang tu julu-juluan. Tubagas ni da tulang martangga simini. Nauli do
boruna...dst na)
3. Margandak (Padang Bolak/Angkola/Mandailing)
4. Mangepek (Betak Na Mandailingpe, Nahuboto)
Dongan naposo nauli bulung, ito boru tulang pagar ni huta, dalam praktek martandang ini pada masa yang telah berlalu ada yang namanya "Marhusip". Apa marhusip dan bagaimana seluk beluknya akan menjadi kelanjutan dari tulisan ini. Madung ? Kakakakaka...kkk...madungggggggg...!
____________________________
PENGERTIAN MARKUSIP ATE
____________________________
Markusip manurut au, manurut au doba adalah suatu cara berkomunikasi antara seorang pemuda dengan pajuan hatinya. Cara yang dimaksud adalah pembicaraan seorang pemuda diluar rumah dengan pujaan hatinya di dalam rumah/kamar dengan cara berbisik-bisik karena dilaksanakan di malam hari.
_______________________
ALASAN MARKUSIP ATE
_______________________
Dongan ale dongan, anggi ale anggi, anggi boruni tulang. Berikut beberapa alasan mengapa markusip ini dilaksanakan :
- Seperti kita ketahui adat Batak itu bukanlah sembarang adat. Aturan-aturan main dalam kehidupan bermasyarakatnya cukup jelas. Dan sepertinya masyarakat sepakat pada aturan main (Norma Adat) meskipun aturan tersebut tidak dituliskan.
- Menurut hemat saya, jika seorang laki-laki berkunjung ke rumah pujaan hatinya secara terbuka/diketahui umum/di lihat orang, bukanlah suatu perbuatan baik (Bisa jadi memalukan, pada masa lampau).
- Masuknya agama kristen dan Islam ke tanah Batak sepertinya tidak menentang kegiatan markusip ini (tidak bertentangan dengan ajaran agama islam-pen)
- Mengacu pada ke-tiga uraian diatas, maka timbullah kesepakatan dalam anggota masyarakat Batak untuk melaksanakan satu cara berkomunikasi muda-mudi yang disebut "Markusip".
________________________________
MARKUSIP DALAM PRAKTEK ATE
_________________________________
- Seorang pemuda mendatangi rumah pacarnya/halletnya di malam hari (Bisa jadi sebelum dunia dalam berita, bahasa najolona. Hahahah....) untuk kemudian duduk manis di samping/luar kamar halletnya.
- Sang hallet menunggu didalam kamarnya tanpa melaksanakan komunikasi tatap muka/face to face bahasana aso keren.
- Keduanya saling berbicara tentang topik yang mereka sukai.
- Kecenderungan Pembicaraan bernilai sastra, karena umpasa atau pantun pada jaman dahulu untuk menyampaikan isi hati sangat diperlukan.
_______________________________
PANTUN DALAM MARKUSIP ATE
_______________________________
Dongan ale dongan, dongan siporeban...! Berikut karang-karangan pembicaraan seorang anak namboru dengan borutulangnya dalam komunikasi markusip. Agar lebih seru kita bikin aja si anak namboru bayo regarnya dan si boru hutahusut boru tulangnya. Hahahahaha...bisa bisa aja sibayoregar ini bah : _______________________________________
Si Bayo Regar :
Halo-halo sian carang boru tulang
ipake dakdanak mangkuling-kuling
halo-halo hudokkon boru ni tulang
aso markusipjo dohot makkuling
(Kakakakak...rayuan pertama dope on dengan saksi rongit-rongit yang nakal. Mambego on attong tottu mikim si boru tulang, sonang rohania. Tai nabisa di ida sianak namboru parmikim nai. Harana so natarida halakna. Begitupun attong lek dijawab ma) ________________________________________________________
Si Boru Hutasuhut :
Siskamling da nak namboru markeliling
markeliling ditonga borngin madung
hubege anak namboru makkuling
aso dipasidung dopak sobagas borngin
(Olo tehe, naroha ni si anak namboru. Torus di sambut muse mattong) ____________________________________________________
Si Bayo Regar :
Habang ambaroba boru tulang
nahabang tu tulason
marsapa jolo au boru ni tulang
bia noma ujung ni pargaulattaon
(Kakakakaka...kkk..ninna partata ni boru tulang asok dibagasan roha. Marpikir attong boru tulang on. Idia huboto bia ujung nion, tai napaittehon do iba. Ninna muse rohania, sambil mabalosna)
_____________________________________________________
Si Boru Hutasuhut :
Manjujung ma simanjujung anak namboru
sai di paitte ari-ari nagot ro
muda got dipaujungma pargaulattaon anak namboru
aso di paujungma habis manyuan taon nagot ro
(Mambegeon, marpikir atttong si anak namboru. "Na naleleng dope paitte on" naroha nia. Anggo songoni di pangido majo abit aso bisa ubat ni lungun narohania muse) _____________________________________________________
Si Bayo Regar :
Sai tujolo di tulakkon boru ni tulang
sai tu pudi mambolakangkon
sai majolo hata hudokkon boru ni tulang
lehen bojolo ubat ni lungunkon
______________________________________________
Si Boru Hutasuhut :
Manetek ilu anak namboru haran ni lungun
paitte ari nagot ro saulakon
Indon abit anak namboru ubat ni lungun
simpan jeges sampai ketemu saulakon
__________________________________________
Dongan ale dongan...! untuk mangalehennya maka di buka si boru tulang mattong jendelai. Tapi karena terlalu terburu- buru maka jendela itupun mardorek. Mambege dorekanon, tiba tiba Nantulang berkata, "Butet...! ahade namardoreki ligi jo" ninna.
"Olo Uma", kata si boru tulang pula untuk kemudian berbisik pada anak namborunya, "mangeong boho".
"Ngeong...ngeong... ngeong...ngeong...ngeong" sambut si anak namboru. Pada saat yang samapula, sianak namboru manakkup abit nai liheni tusia untuk kemudian pulang dan terus mengeong demi terciptanya keamanan yang kondusip sampai kerumahnya :
"Ngeong...ngeong... ngeong...ngeong...ngeong...ngeong ...
Ngeong...ngeong... ngeong...ngeong...ngeong...ngeong ...
Ngeong...ngeong... ngeong...ngeong...ngeong...ngeong ...
Ngeong...ngeong... ngeong...ngeong...ngeong...ngeong ...
Ngeong...ngeong... ngeong...ngeong...ngeong...ngeong ...
Ngeong...ngeong... ngeong...ngeong...ngeong...ngeong ..." _________________________________________________________
Dongan ale dongan, dongan saparmayaman, dongan boruni tulang...! Demikian gambaran markusip ala najolo. Semoga memberi manfaat untuk kita semua guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai "Markusip".
Dan sebagai penutup, saya ikutkan video markusip dari you tube ini. Selamat pagi dan Selamat beraktivitas. Rasa senang bahagia semoga bersama kita semua. Botima Ate,
aso hu enter.
Enter...!(rfs)
__________________________________________________________
Cat : Sampai 14 Mei 2013 dilihat 195 kali
Inspirasi penulisan dari Group FB Siregar-Harahap dan Bale-Bale Partandangan.
dan Arman B. Hasibuan Kreasindo juga Soel Baahri Siregar. http://youtu.be/62ZyzbTvvA8
* Sampai 1 Januari 2013 dilihat 110 kali
No comments:
Post a Comment