Friday, March 16, 2012

"MANGGETCER"

#SELAMAT PAGI TAPANULI#
(Sekilas Pendapat Pada Psikologi Pendidikan Anak) _______________________________________________________________
      Dongan ale dongan...! mari mempelajari salah satu perbuatan remaja halak hita yaitu manggetcer. Perbuatan yang tidak disukai para orang tua ini kita pelajari ulang hingga kita lebih bijaksana kedepan dalam membimbing keluarga kita masing-masing. Bukankah kita akan jadi orang tu juga...! atau memang sudah jadi orang tua ?

Dongan ale dongan...! Ahhh.....hhh...kata orang tua pada orang tua "Tidak Mudah Jadi Orang tua, orang tua. Orang tua tidak diukur dari ke orang tuaan. " orang tua. "Banyak orang tua tapi tidak orang tua-orang tua" ninna, dengan kalimat pendekna, "Jadilah orang tua yang bisa jadi panutan". Hatcim...! Hatcim...! Hatcim...! barang dapur : ______________________

Pangertian Manggetcer
______________________

Jika istilah "Manggercer" ini kita cari di KBBI, bisa di pastikan tidak akan ketemu. Jika di Kamus Bahasa Batak bisa jadi ada, tapi sayang kamusnya saya tak punya. Karena itu hanya pemahaman yang bisa saya katakan yaitu Manggetcer adalah sejenis perbuatan nakal remaja nihalak hita kepada sinadongan (hasil pertanian/perkebunan) ni ke luargana (orangtuana) dengan cara manggadis/menjual sinadongan tersebut untuk keperluannya sendiri. Secara umum lebih sering dilakukan pada penjualan sebagian hasil giling padi/eme ni orangtuanya.
___________________________

Macam Alasan Manggetcer
___________________________
Dongan ale dongan, berikut "asumsinya" aso keren tulisanon. Padahal maksudku "Dugaan" do :

* Mangidup
Remaja Halak Hita bahat nasala mengenai cara marpikir soal mangidupon. Bahat mandokkon "Demi pergaulan" saro melayuna. "Pabahat Dongan" bahasa hitana.
Artina Dison, demi pergaulani tak jarang mambaen para remaja jadi "Manggetcer". Harana tidak seorangpun orang tua halak hita menyediakan anggaran mangidup tu anakna dalam usia remaja. apalagi namarsikola dope.

* Mangan Uang Sikola
Tentunya bukan rahasia lagi, sebagian anak sikola tingkat SMP/SMA mangan uang sikola nai lehen ni orang tuana. Hal on manimbulkan perasaan marsala tu sianak, hingga ia merasa porlu manggottina. Untuk manggottion tak jarang pula dilakukan manggetcer.

* Martandang
Martandang Sudah tentu bagian hidup dari mereka yang dalam usia remaja. Mereka yang suka berlebihan memanfaatkan masa remaja ini bisa jadi manggetcer akan dilakukan. Dan dari hasil pengamatan jarang sekali orangtua halak hita menyediakan anggaran martandang untuk anaknya.

* Hiburan
Demi hiburan seperti menonton bioskop, menonton/bertaruh sepakbola bisa saja menjadi alasan pada masa lampau. Dan bukan tidak mungkin untuk sekarang ini dilakukan juga demi hiburan lewat internet

* Judi
Hal ini yang berresiko tinggi, berbuatan kadang tidak lagi manggetcer, tapi sudah manggadis (maksud penulis berbuatan diatas manggetcer). Dan peluang untuk dilakukan berulang-ulang sangat besar.
_________________________________________

Trik dan Teknik Manggetcer Ulang Tardapot _________________________________________ Kakakakakaka...kkk...hahahahaha...darimana pula saya tahu bagaimana trik dan tehniknya. Emangnya saya ini "Panggetcer". apa ? Dongan ale dongan...! bia mattong
ate :

- Orang tua terkadang menyerahkan urusan "Menggiling Padi" pada anaknya. Dan secara umum pula, orang tua tidaklah menghitung secara terperinci ukuran berapa kaleng/belek padi yang dijemur. Sebagian malah sangat abstrak dengan mangatakan "3 bide", begitupun lebih banyak mengukurnya dengan 'Jumlah karung".

- Dengan kondisi seperti itu, otomatis memberi peluang sama anak untuk manggetcer. Dan hal ini akan semakin kuat dengan adanya alasan dalam diri sianak, seperti :

1. "Eme-eme ni aya, iba anak ni aya, dohot muse dope karejo aha salana di getcerkon" nina.

2. "Aya naholitan, ulang be uma. Saribu do di pangido, satonga ari batubekbek, igercerkon noma on so sidung" ninna muse joloi sian sebagian.

3. "Abang nabahatan hepengna, sian diai anggo na mangetcer. Margotijo manggetcer" ninna muse joloi sian baribaan.

4. Dll. (Silakan membayang bagi yang pernah melakukan, anda lebih tahu tentunya).
____________________________________________________________
Pendidikan Keluarga Halak Hita Dalam Tinjauan adat dan Agama ____________________________________________________________

Tinjauan Adat :
- Jelas tidak menghendakinya, jika ada anak yang ketahuan maka akan dimarahi orangtuanya. Dan tak jarang diberikan sanksi. Bisa bentuk marah lisan dan tindakan di pukul.
- Istilah "Anakki do Hamoraon diau" tidaklah ditafsirkan para orang tua rela saja terhadap semua perbuatan anaknya.
- "Dang dao tu bis sian bonana" adalah alasan yang kuat bagi orang tua untuk meberikan sanksi ini.

Tinjauan Agama :
Pendidikan anak dalam Islam, menurut Sahabat Ali bin Abitahalib ra, dapat dibagi menjadi 3 tahapan/ penggolongan usia:
1. Tahap BERMAIN (“la-ibuhum”/ajaklah mereka bermain),
dari lahir sampai kira-kira 7 tahun.
2. Tahap PENANAMAN DISIPLIN (“addibuhum”/ajarilah mereka adab)
dari kira-kira 7 tahun sampai 14 tahun.
3. Tahap KEMITRAAN (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai sahabat)
kira-kira mulai 14 tahun ke atas.

Dengan demikian, menghindari anak dari manggetcer masuk dalam pendidikan anak tahab satu dan dua dengan fokus pada pengajaran disiplin dalam "Addibuhum". ___________________

Kesimpulan + Solusi
___________________
- "Purpar pe pande dorpi bahen tu dimposna do" ning halak hita anggia. Artina dison, sadia malope partukang kayu pature hayu, anggo nung martukang ia, lek natong mai mambaen gaor.

- Artina muse, bope nahurang cocok dirasa dongan masalah manggetceron di "statuskon/di bikin status", lek pacocok-cocok masongoni ate. harana lektong do martujuan aso rap tu napadebe hita on, tu dipposna hitaon.

- Tu para orang tua, aso lek tapardiatehonbe, parange ni anak tabe, hingga tarhindar sian "Manggetceron" apalagi cara manggetcer jamanon madung canggih. Bukan tidak mungkin, untuk masa mendatang bukan eme lagi yang di getcer anak, tapi doppet anda langsung, celengan anda langsung, rekening anda langsung. Botima anggia. Jangan sampai anak "Hamoraon" itu jadi "Hamuraan/sibaen gaor".

Kakakakaka..kkk... Enter...! Selamat Pagi Selamat Beraktifitas.(rfs)

No comments:

Post a Comment