Sunday, October 20, 2013

Sejarah Kesultanan Melayu Lingga - Riau



#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak sejarah Kesultanan Melayu Lingga - Riau)
_____________________________________________________










__________________

Pengantar :
__________________









Lewat link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2013/09/macam-lagu-dan-info-sekitar-melayu-deli.html
pembaca angkola facebook.blogspot.com sedikit banyak akan dapat
mengetahui "Sejarah Melayu Deli - Medan".

Sedangkan lewat link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2013/09/dari-istana-siak-indra-pura-pakan-baru.html
embaca angkola.facebook.blogspot.com sedikit banyak akan dapat pula
mengetahui "Sejarah Melayu Pakan Baru".

Setelah mengulas kedua sejarah Melayu di atas, malam ini penulis
tertarik pula untuk mengetahui "Bagaiamana pula sejarahnya Melayu
Lingga - Riau". Hal ini terasa penting mengingat adanya bung Regar
dengan ibu suku Melayu yang tetap memilih tinggal di Kabupaten
Lingga Riau. Beliau adalah "Abdul Rahman Siregar" anak dari adik
penulis  yang bernama Muhammad Nur Siregar.

Ketika hal ini penulis konfiramsi pada Muhammad Nur Siregar, mengapa
beliau memberikan nama anaknya "Abdulrahman" beliau menjawab :

"Saya salut akan sepakterjang dari Sultan Abdur Rahman Syah, sebagai
Sultan kerajaan Lingga Riau pada masa yang telah berlalu" Katannya.

"Bagaimana pula hebatnya sultan Abdurrahman Syah ini dan bagaimana
pula dengan sultan-sultan lainnya. Serta bagaimana berakhirnya
kesultanan ini dan apa saja yang menjadi bukti dari keberadaan
kesultanan ini" adalah hal-hal yang mau penulis jawab lewat
postingan ini.

Dan cara penjawabannya penulis ramu seolah-olah terjadi tanya jawab
antara ananda "Abdul Rahman Siregar dengan Uwanya " Sekarang beliau
duduk di kelas 3 SD di Kepulauan Mepar, Lingga-Riau.

Selamat menyimak...!
___________________________________

Sekilas Sejarah Kesultanan Lingga
___________________________________

*Hal Kesultanan Lingga yang terbentuk dari Kesultanan 
  Malaka dan Johor

Rahman Srg :
Bagimana asal muasal berkirinya kerajaan Daik Lingga ini wa...?

Uwa :
Kerajaan Daik Lingga Riau pada awalnya masuk dalam kesultanan
Malaka. Yang kemudian pecah dan masuk lagi pada kesultanan Johor.

Rahman Srg :
Bagaimana kesultanan Daik Lingga ini wa, dalam kekuasaan  kesultanan
Johor...?

Uwa :
Menurut Traktat London 1824, Kesultanan Johor  dibagi 2, yaitu
sebagaian masuk dalam willayah Britania sebagian lagi (Daik Lingga)
masuk dalam wila yah Belanda.

*Hal proses pengangkatan Sultan Pertamanya dan nama-nama Sultan
selama berdirinya kesultanan Daik Lingga

Rahman Srg :
Bagaimana wa, selanjutnya kesultanan ini setelah berdiri sendiri
meskipun dalam pengaruh Belanda...?

Uwa :
Man, karena sudah berdiri sendiri, maka diangkatlah Sultannya yang
pertama yaitu Sultan Abdul Rahman Syah (I) yang masa pemerintahannya
dari tahun 1812-1832.

Selanjutnya Sultan Muhammad Syah (1832-1841), Sultan Mahmud Muzafar
Syah (1841-1857), Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II (1857-1883)
dan Sultan Abdurrakhman Muazzam Syah (1883-1911)".

*Hal Sultan Terakhirnya yaitu Sultan Abdurrakhman 
  Muazzam Syah (II) (1883-1911)





Rahman Srg :
Wa...! Sultan 1-4 tentunya sudah sangat susah mendapatkan ceritanya,
kita masuk aja wa, pada sultan terakhirnya. Bagaimana  beliau Sultan
terakhit ini diangkat menjadi Sultan wa...?

Uwa :
Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II (1857-1883) punya anak 2 orang.
Satu bernama Husain sebagai putra tertua dan satu lagi bernama
Abdulrahman.

Ketika orang tua mereka ini wafat, anaknya si Husein justru sedang
melangsungkan pernikahan di Pahang, malaysia sekarang. Sedangkan
Abdulrahman ada di tempat.

Hal lainnya, karena Kesultanan ini juga masih dalam pengaruh Britania
dan Belanda, maka Britania mendukung putra tertua yaitu  Husain,
sedangkan Belanda mendukung adik tirinya, Abdul Rahman.

Menurut adat Istana Kesultanan Lingga, seseorang pangeran raja hanya
bisa menjadi Sultan sekiranya dia berada di samping Sultan ketika
mangkat. Dengan demkian Abdulrahmanlah yang di angkat menjadi Sultan
Daik Lingga dengan gelar Sultan Abdurrakhman Muazzam Syah (II).

*Hal Masa Kekuasaan Sultan Abdurrakhman Muazzam Syah (II).







Rahman Srg :
Bagaimana wa, ringkasan kejadian pada masa Sultan Abdurrakhman
Muazzam Syah (II)...?

Uwa :
Pada masa beliau tentunya Kesultanannya tidak lepas dari pengaruh
Belanda. Banyak peraturan Belanda yang menurut penilaian  Sultan
ini yang merugikan kesultanannya. Dan semua ini harus distujuinya
agar kesultanannya tetap mendapat dukungan dari Belanda.

Karena tidak ingin menandatangani kontrak yang membatasi kekuasaannya
Sultan Abdul Rahman Muazzam Syah II meninggalkan kesultananya dan hijrah
ke Singapura.

Dan akibatnya Pemerintah Hindia Belanda memakzulkan Sultan Abdul Rahman
II ini absentia 3 Februari 1911, dan resmi memerintah langsung pada
tahun 1913.

Rahman Srg :
Jadi wa...! Sejak tahun 1911 Kesutanan Daik Lingga itu sudah tidak
punya Sultan, pantaslah kalau begitu kalau istana-istana dari
Kesultanan ini di robohkan Belanda. Tapikan masih ada pertinggalnya
ya wa...?

Uwa :
Ya masih ada. Ini antara lain pertinggalnya sekaligus sebagai bukti
bahwa kesultanan ini pernah ada di Daik Lingga :

*Hal Bukti Kejayaan Kesultanan Daik Lingga - Riau

1. Mesjid Jamik Daik








Mesjid Jamik terletak di kampung Darat, Daik Lingga, dibangun pada
masa pemerintahan Sultan Muhammad Riayat Syah (1761-1812) pada masa
awal beliau memindahkan pusat kerajaan dari Bintan ke Lingga.

Sumber tempatan menyebutkan bahwa bangunan mesjid ini dimulai sekitar
tahun 1803, dimana bangunan aslinya seluruhnya terbuat dari kayu.
Kemudian setelah Mesjid Penyengat selesai dibangun, maka bangunan
Mesjid Jamik ini dirombak dan dibangun lagi dari beton.

Mesjid ini di dalam ruang utamanya tidaklah mempergunakan tiang
penyangga kubah atau lotengnya. Pada mimbarnya terdapat tulisan yang
terpahat dalam aksara Arab-Melayu (Jawi), berisi :

“Muhammad SAW. Pada 1212 H hari bulan Rabiul Awal kepada hari Isnen
membuat mimbar di dalam negeri Semarang Tammatulkalam.” Tulisan ini
memberi petunjuk, bahwa mimbar yang indah ini dibuat di Semarang, Jawa
Tengah dengan memasukan motif-motif ukiran tradisional Melayu.

2. Bekas Istana Damnah










Yang tersisa dari bangunan yang dahulunya sangat megah ini hanyalah
tangga muka, tiang-tiang dari sebahagian tembok pagarnya yang
seluruhnya terbuat dari beton. Sekarang puing istana ini terletak
dalam hutan belantara yang disebut kampung Damnah.

Istana Damnah didirikan oleh Raja Muhammad Yusuf AI-Ahmadi, Yang
Dipertuan Muda Riau X (1857-1899). Dalam tahun 1860 olehnya didirikan
istana Damnah untuk kediaman Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II,
dimana sebelumnya Sultan ini di Istana Kota Baru tak berjauhan dari
pabrik sagu yang didirikannya.

3. Gedung Bilik 44


Yang disebut gedung bilik 44 adalah pondasi gedung yang akan dibangun
oleh Sultan Mahmud Muzafar Syah. Gedung ini baru dikerjakan pondasinya
saja karena Sultan keburu dipecat Belanda tahun 1812. Lokasinya
terletak di lereng gunung Daik.

Walaupun gedung ini belum sempat berdiri, tetapi dari pondasinya
yang berjumlah 44 itu sudah dapat kita bayangkan betapa besarnya
minat Sultan Mahmud untuk membangun negerinya. Di gedung ini, menurut
rencana Sultan akan ditempatkan para pengrajin yang ada di kerajaan
Riau-Lingga, supaya mereka dapat bekerja lebih tenang serta
mengembangkan keahliannya. Namun cita-cita Sultan Mahmud terkandas
oleh penjajah asing.

4. Kubu Pertahanan

Daik sebagai pusat kerajaan Riau-Lingga tentulah memerlukan pengawalan
ketat. Perairan selat Malaka yang masa silam selalu ramai dengan
desingan peluru dan asap mesiu. Untuk menjaga berbagai kemungkinan
dalam pertempuran, di Daik Lingga dan sekitarnya didirikan kubu-kubu
yang kokoh dengan persenjataan lengkap menurut keadaan zamannya, yang
terdapat di pulau Mepar, Kubu Bukit Ceneng dan Kubu Kuala Daik.

5. Makam Bukit Cengkeh



Di Bukit Cengkeh, Daik, terdapat kompleks makam raja-raja Riau-Lingga.
Bangunan ini dulunya amat indah, bentuknya segi delapan dengan kubah
bergaya arsitektur Turki. Kini makam ini sudah runtuh, yang tersisa
hanya sebagian dindingnya dan pagar beton kelilingnya. Di kompleks
makam ini terdapat pusara : Sultan Abdurrakhman Syah (1812-1832),
beberapa anggota keluarga kerajaan Riau-Lingga.

Makam ini tidaklah sulit dicapai karena terletak di pinggir jalan
raya, di atas Bukit Cengkeh yang indah pemandangannya.

6. Makam Merah

Disebut makam merah karena warna cat bangunannya merah, tiangnya
terbuat dari besi, pagarnya dari besi dan atapnya seng tebal.
Makam ini tidak berdinding dan atapnya berbentuk segi empat melingkari
makam. Makam ini letaknya tidaklah berapa jauh dari bekas istana Damnah.

Makam ini terkenal bukanlah karena bangunan makamnya, tetapi karena
yang dimakamkan disini adalah Raja Muhammad Yusuf Yang Dipertuan
Muda Riau X.

7. Rumah Datuk Laksemana Daik

Bangunan tua ini terletak di kampung Bugis, berbentuk limas penuh.
Rumah ini selain pernah ditempati oleh Datuk Laksemana Daik,pernah
pula ditempati oleh Datuk Kaya pulau Mepar, karena beliau ini menantu
Datuk Laksemana. Rumah ini masih agak baik dan ditempati oleh keluarga
Datuk Laksemana dan Datuk Kaya Daik.

Di rumah ini masih tersimpan sisa-sisa benda milik Datuk Laksemana
dan Datuk Kaya, seperti : beberapa jenis pakatan kebesaran Datuk
Kaya dan Datuk Laksemana, benda-benda upacara adat, motifmotif
tenunan, batik, ukiran-ukiran dan sebagainya.
_______________________________________________________

Macam photo album keluarga dan anak-anak Daik Lingga 
(Kenang-kenangan Dok. penulis)
_______________________________________________________









_________

Penutup
_________

Demikian info sekitar tanah Bunda Melayu, khususnya dibidang
Sejarah Daik Lingga. Semoga para perantau tanah Batak, khususnya
yang dari Sipirok Tapsel sana dapat beradaftasi dengan lingkungan
Provinsi pemilik pulau terbanyak di Nusantara ini. Dan tentunya
dengan tetap tidak melupakan budaya batak itu sendiri.

"Dimana langit di junjung di situ tanah di pijak" itu kata lainnya.
Dan terhadap langit, pun tanah pijakan ini, maka orang batak itupun
macam-macam kelahiran, kehidupan dan kematiannya :

1. Ada yang lahir, besar, menikah dan mati tetap di tanah batak
2. Ada yang lahir di tanah batak, besar ditanah Jawa, tapi
   menikah beliau kembali ke tanah batak untuk kemudian meninggal
   di tanah jawa
3. Ada yang lahir dan besar di tanah batak. Setelah besar belia
   justru menikah di tanah bunda melayu pun meninggal di sana.
4. Pun ada yang lahir di tanah batak, tapi besar dan menikahnya
   justru di tanah kalimantan. Hebatnya bisa pula dia justru
   meninggal di luar negeri.

Bagaimana dengan pembaca angkola facebook.blogspot.com, khsusnya
yang lahir di tanah  batak.  Sudahkah anda tahu dimana anda akan
meninggal...? Hahahaha....

Kelahiran, kematian dan jodoh hanya Tuhan yang tahu.

Jayalah tanah Bunda Melayu dan tak mungkin hilang di bumi.

Selamat malam...!
_________________________________________________________
Cat. Sumber :
*http://www.riau.go.id
dan macam situs lainnya
*Postingan ini juga bagian dari link :
http://angkolafacebook.blogspot.com/2013/10/riau-tanah-bunda-melayu-takkan-hilang.html


PopAds.net - The Best Popunder Adnetwork

No comments:

Post a Comment