#SELAMAT MALAM PARA KAWAN#
(Menyimak info sekitar penjelasan Tema HUT RI Ke-70 oleh Presiden
Republik Indonesia untuk kemudian ditanggapi Perwakilan Masyarakat
Batak dalam bentuk Ilustrasi oleh penulis blog)
______________________________________________________________________
__________________
Kata Pengantar
__________________
Merdeka...merdeka...merdeka...!
Sebelum menulis postingan ini penulis telah terlebih dahulu mempelajari
macam berita yang berhubungan dengan judul ini, al :
http://www.kemenkeu.go.id/Wide/70RI
http://www.kompasiana.com/wardhanahendra/logo-hut-ke-70-ri-revolusioner-tapi-aneh_552cb2d46ea8347f528b4569
http://999-logo.blogspot.com/2015/04/download-logo-vektor-resmi-dirgahayu.html
Dari hasil membaca macam berita diatas, maka penulis-pun terinspirasi
untuk memberikan tanggapan pada pernyataan-pernyataan Pak Presiden pada
saat Mersemikan Logo HUT RI Ke-70 ini di Sabang - Aceh.
Inspirasi penulisan tanggapan ini menjadi semakin kuat ketika penulis
menghubungkan tema Gerakan Nasional "Ayo Kerja" 70 Tahun Indonesia
Merdeka dengan Budaya Batak yang namanya "Marsiurupan". yaitu suatu
ajakan kerja yang sama nilainya dengan istilah sekarang ini yaitu
Gotong Royong.
Nah...!
Setelah penulis merangkainya dalam bentuk pemisahan alinea-alinea
berita untuk ditanggapi, maka saatnya penulis untuk mempostingkannya
di angkolafacebook.blogspot.com ini.
Dan berikut hasil rangkaian pemisahan-pemisahan alinea-nya untuk
kemudian ditanggapi oleh Perwakilan Masyarakat Batak yang mana
perwakilannya adalah penulis sendiri yang dengan sendirinya pula
bagi yang ingin diwakilkan.
Para pembaca angkolafacebook.blogspot.com yang penulis hormati
"Selamat menyimak...!"
____________________________________________________________________
Kutipan Info/Berita dari Mensegneg/Menkeu sekitar Peresmian Logo
HUT RI Ke-70 di Sabang - Aceh untuk kemudian dipilah pada sub judul 2.
_____________________________________________________________________
Para kawan berikut isi kutipannya :
~ Al 1 ~
Tujuh puluh Indonesia Merdeka adalah rakhmat tak ternilai dari Allah
Yang Maha Kuasa. Kita meyakini sebagaimana para Bapak dan Ibu Bangsa
Indonesia meyakini, bahwa Indonesia Merdeka adalah suatu jembatan emas
untuk mewujudkan semua harapan berbangsa dan bernegara, yakni: memiliki
Indonesia yang “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”
~ Al 2 ~
Harapan itu hanya bisa dicapai dengan kerja. Hanya melalui kerja
sebuah bangsa akan meraih kemakmuran dan kejayaannya. Hanya melalui
kerja, bangsa Indonesia akan bisa membangun jiwa dan sekaligus
membangun raganya untuk kejayaan Indonesia Raya. Hanya melalui kerja,
Republik Indonesia akan dapat berdiri kokoh untuk selama-lamanya dan
mampu mewujudkan semua cita-cita mulia yang termaktub dalam Pembukaan
UUD 1945.
~ Al 3 ~
Kerja yang dimaksud bukanlah semata-mata kerja biasa. Kerja haruslah
dilakukan dengan keinsyafan akan kekuatan dari Persatuan Indonesia.
Kerja yang dilakukan dengan gotong royong. Gotong royong dari seluruh
anak bangsa tanpa kecuali. Gotong royong bukan hanya urusan rakyat,
para pemimpin-pun harus mampu memberi contoh bergotong royong dalam
kerja. Karena kita yakin bahwa tantangan besar yang dihadapi bangsa
Indonesia hari ini dalam aras nasional, regional dan global memerlukan
suatu upaya bersama yang melibatkan seluruh rakyat Indonesia dari
Sabang sampai Merauke. Gotong-royong dalam kerja seharusnya menjadi
jiwa gerakan perayaan 70 tahun kemerdekaan Indonesia.
~ Al 4 & 5 ~
Melalui Gerakan Nasional 70 Tahun Indonesia Merdeka, yang dicanangkan
tepat di Nol Kilometer Indonesia di Kota Sabang ini, Presiden Joko
Widodo bertekad menjadikannya sebagai titik tolak mewujudkan cita-cita
kemerdekaan Indonesia dengan gotong royong. Presiden Joko Widodo ingin
menggunakan momentum perayaan 70 tahun Indonesia merdeka untuk
memperbarui tekad dalam mewujudkan harapan seluruh rakyat Indonesia.
Harapan para petani. Harapan para nelayan. Harapan kaum buruh, Harapan
rakyat di kawasan perbatasan dan pulau- pulau terluar. Harapan dari
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dengan keinsyafan
itulah, dari Nol Kilometer Indonesia ini Presiden Joko Widodo menyerukan:
Ayo Kerja! Ayo Kerja! Ayo Kerja! Presiden Joko Widodo mengajak kerja
bersama-sama untuk membuat harapan rakyat itu bisa terwujud. Gerakan
“Ayo Kerja” ini merupakan satu langkah besar mewujudkan impian Indonesia
Merdeka dalam arti sesungguhnya.
~ Al 6,7 dan 8 ~
Ayo kerja bukanlah slogan semata melainkan sebuah pergerakan. Pergerakan apa?
Pergerakan seperti halnya yang pernah dibayangkan oleh Bung Karno,
Bapak Bangsa dan Proklamator Kemerdekaan bahwa “...pergerakan kita
janganlah pergerakan yang kecil-kecilan; pergerakan kita itu haruslah
pada hakekatnya suatu pergerakan yang ingin mengubah sama sekali sifatnya
masyarakat, suatu pergerakan yang ingin menjebol kesakitan-kesakitan
masyarakat sampai kesulur-sulurnya dan akar-akarnya.”
Presiden Joko Widodo memiliki keyakinan yang sama bahwa pergerakan yang
kita ingin bangun adalah pergerakan menjebol mentalitas bangsa yang berada
dalam keterjajahan, ketertindasan, ketidakadilan, ketidak merdekaan
serta membangun mentalitas baru sebagai bangsa yang merdeka 100 persen.
Itulah makna yang paling mendasar dari revolusi mental
Ayo Kerja! Sesungguhnya adalah perwujudan praktis dari gerakan revolusi
mental yang juga dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo sejak awal
pemerintahannya. Revolusi mental itu bukan hanya untuk rakyat namun
harus menjangkau dan mengikat para penyelenggara negara.
Para penyelenggara negara memiliki tanggung jawab moral maupun konstitusional
untuk bekerja jujur, tanpa pamrih, melayani rakyat secara paripurna.
~ Al 9, 10, 11 dan 12 ~
Gerakan Nasional “Ayo Kerja” tidak ingin berhenti pada slogan ataupun
perayaan semata, tapi gerakan ‘Ayo Kerja’ ingin menjadi gerakan nyata
yang diharapkan mampu membangkitkan semangat rakyat dalam mewujudkan impian
Indonesia Merdeka.
Gerakan “Ayo Kerja” juga berupaya mendorong partisipasi seluruh rakyat
Indonesia untuk terlibat, turun tangan secara bersama-sama mewujudkan
impiannya.Dalam pencanangan Gerakan Nasional “Ayo Kerja” ini, Presiden Joko
Widodo menyaksikan pembacaan impian Indonesia 70 Tahun ke depan dari
salah seorang perwakilan anak bangsa di ujung paling barat Indonesia.
Penulisan impian anak bangsa itu akan disimpan secara rapi dalam “Kapsul
Waktu”.
Membayangkan Indonesia 70 Tahun ke depan di harapkan bergulir di seluruh
pelosok Indonesia: mulai dari desa-desa di pedalaman, kampung-kampung
pesisir sampai dengan di kota-kota. Impian seluruh rakyat Indonesia dari
34 Provinsi akan disimpan dalam “Kapsul Waktu” yang rencananya perjalanannya
berakhir di Provinsi Papua, tepatnya di ujung timur Indonesia, Merauke.
Di Merauke inilah Presiden Joko Widodo akan menuliskan impiannya tentang
70 Tahun Indonesia ke depan dan menyimpannya dalam “Kapsul Waktu”.
Membayangkan Indonesia masa depan melalui “Kapsul Waktu”, adalah
menuliskan harapan tentang kemajuan dan kejayaan Indonesia Raya.
Tugas kita bersama untuk bergerak mewujudkannya.
Ayo Kerja!
_________________________________________________________________________
Tanggapan Perwakilan Masyarakat Batak (Bagi yang mau diwakilkan-pen)
pada Pernyataan-pernyataan Presiden RI pada saat Meresmikan Logo
dan menjelaskan tema HUT RI Ke-70 di Titik Nol Indonesia
yaitu Sabang- Aceh
_________________________________________________________________________
Horas...horas...horas...!
Horas Presiden Republik Indonesia...!
Horas kementerian Sekretariat Negara RI dan jajaran-nya
...dan...
Horas juga Masyarakat batak dimanapun berada pada saat
membaca postingan ini.
Merdeka...merdeka...merdeka...!
Mohon ijin pada semua masyarakat Batak, untuk menghubungkan segala
sesuatu yang ada di tanah Batak, khsusnya mengenai kerja untuk dilihat
posisi, status atau kedudukannya sehubungan dengan Tema HUT RI kita
di tahun 2015 ini.
Tujuannya untuk memperoleh gambaran, "Kira-kira sejauh mana pernyataan-
pernyataan Presiden Republik Indonesia sehubungan dengan Tema HUt RI
tahun ini yaitu ajakan "Ayo Kerja" dapat diterapkan.
Sekali lagi Mohon ijin...dan saya Mulai :
* Pernyataan Presiden (Alinea 1) :
Tujuh puluh Indonesia Merdeka adalah rakhmat tak ternilai dari Allah
Yang Maha Kuasa. Kita meyakini sebagaimana para Bapak dan Ibu Bangsa
Indonesia meyakini, bahwa Indonesia Merdeka adalah suatu jembatan emas
untuk mewujudkan semua harapan berbangsa dan bernegara, yakni: memiliki
Indonesia yang “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”
~ Tanggapan Perwakilan masyarakat Batak ~
Setuju pak Priseden...!
bahwa 70 Tahun Indonesia Merdeka adalah Rakhmat tak ternilai dari Tuhan
yang Maha Kuasa yang mana penulis lebih suka dengan istilah Allah Swt.
Kita Tak Bisa Bayangkan jika Belanda yang menjajah Indonesia selama 350
Tahun terus ditambah 70 Tahun lagi. Jika itu terjadi, berarti sampai
Tahun 2015 ini kita belum Merdeka dan Bapak Sendiri yang sekarang ini
Jadi Presiden belum tentu jadi Presiden jika kita masih terjajah.
Iyakan Pak Presiden....?
Sekali lagi...!
Kami masyarakat batak setuju bahwa Kemedekaan ini "Tak ternilai".
Salam hormat kami untuk Pak Presiden. Merdeka...!
________________________________
* Pernyataan Presiden (Alinea 2) :
Harapan itu hanya bisa dicapai dengan kerja. Hanya melalui kerja
sebuah bangsa akan meraih kemakmuran dan kejayaannya. Hanya melalui
kerja, bangsa Indonesia akan bisa membangun jiwa dan sekaligus
membangun raganya untuk kejayaan Indonesia Raya. Hanya melalui kerja,
Republik Indonesia akan dapat berdiri kokoh untuk selama-lamanya dan
mampu mewujudkan semua cita-cita mulia yang termaktub dalam Pembukaan
UUD 1945.
~ Tanggapan Perwakilan masyarakat Batak ~
Betul dan betul Pak Presiden RI...! Beberapa Negara di Dunia ini
seperti Negara .....negara ini....menjadi Bangkrut gara-gara
masyarakatnya tidak mau kerja Keras, maunya cuma bersenang-senang,
pesta-pesta dan poya-poya. Terus terang, kami masyarakat Batak
tidak ingin Negara Republik Indonesia ini mengalami kebangkrutan.
Kami masih ingin menikmati kekayaan alamnya sesederhana apapun atau
sekecil apapun yang kami dapat dari Bumi Pertiwi ini.
Bagi kami Pak Presiden Republik Indonesia, "Biar Hujan Mas di Negeri
orang, Hujan Batu Negeri sendiri lebih enak Negeri sendiri'. Dan
itula sebanya Pak Presiden, kami masyarakat batak tidak terlalu
mendukung yang namanya itu TKW atau Tenaga Kerja Wanita.
Bagi kami masyarakat Batak Pak Presiden, TKW itu adalah "Tewas
Karena Wanita", karena Wanita Batak ditempat kami banyak yang bekbek-
bekbek, sehingga kami putra batak jarang yang umurnya panjang.
Kami orang batak pak Presiden paling kuat 60 Tahun, lebih dari
itu udah payah lah itu. Kerja juga sudah tak bisa diharap lagi.
Iya...! betulnya pak Presiden da...!
________________________________
* Pernyataan Presiden (Alinea 3) :
Kerja yang dimaksud bukanlah semata-mata kerja biasa. Kerja haruslah
dilakukan dengan keinsyafan akan kekuatan dari Persatuan Indonesia.
Kerja yang dilakukan dengan gotong royong. Gotong royong dari seluruh
anak bangsa tanpa kecuali. Gotong royong bukan hanya urusan rakyat,
para pemimpin-pun harus mampu memberi contoh bergotong royong dalam
kerja. Karena kita yakin bahwa tantangan besar yang dihadapi bangsa
Indonesia hari ini dalam aras nasional, regional dan global memerlukan
suatu upaya bersama yang melibatkan seluruh rakyat Indonesia dari
Sabang sampai Merauke. Gotong-royong dalam kerja seharusnya menjadi
jiwa gerakan perayaan 70 tahun kemerdekaan Indonesia.
~ Tanggapan Perwakilan masyarakat Batak ~
Ehem pak Presiden...! Em ma tutu, banamai. Betul la itu...!
Sudah sama tau-nya kita, "Berat sama di jingjing, ringan sama di
pikul". maksud saya Pak Presiden, "Berat sama dipikul, ringan sama
di jinjing".
Di tanah kami pak Preisiden, maksud saya di Tanah batak, tanahnya
para penunggang Kuda ata-pun Battaken pak Presiden, sudah dari dulu
ke dulu-nya kami tahu itu yang namanya "Gotong Royong". Jauh sebelum
Indonesia Merdeka, nenek Moyang kami dari Sianjur mUla-Mula atau
Pusuk Buhit pinggir Dabau Toba sudah mengajari kami yang namanya
"Marsiurupan".
Dalam Prakreknya kira-kira begini Pak Presiden :
- Taro-la si A hari ini Lagi Panen, padinya sudah menguning semua.
harus di potong dalam dua hari agar padinya tidak berjatuhan.
Maka di bantu masyarakat lainnya la dia untuk memanen-nya.
nah...!
- Kalu panennya sudah selesai, maka selanjutnya beliau yang membantu
masyarakat lainnya yang lagi panen.
Begitu seterusnya pak Presiden dalam segala Aspek kehidupan, termasuk
dalam hal yang berhubungan dengan pesta atau Siriaon dalam bahasa kami
ataupun dalam urusan duka atau siluluton. Marsiurupan-nya kami itu
semua pak Presiden.
Dan Marsiurupan ini menjadi sangat kuat dan penting karena ada yang
namanya, "Dalihan Na Tolu" pak Presiden. sebagai simbolisme bahwa
kami orang batak takkan bisa hidup sendirian pak Presiden. Paham
bapak kan...?
Tapi pak Presiden....! Ada tapinya.
Tapinya Pak Presiden, "Itu Dulu...!" kalau sekaranma udah payah Pak
Presiden. bahkan sekarang ini, istilah "Marsiurupan-pun" sudah tak
mengerti orang batak. Karena itu pak Presiden, kami masyarakat batak
setujulah, bahwa kita kerja sekarang ini harus punya ke Insyafan.
"Segala sesuatu perbuatan yang tidak mencerminkan kerja keras meskipun
modern harus di buang jauh-jauh. Dan Kerja Keras ala nenek Moyang kami
masa lalu harus kami tiru kembali. Bagaimana pak Presiden Setuju...?
Ket :
Pak Presiden
_________________________________
* Pernyataan Presiden (Alinea 4 dan 5) :
Melalui Gerakan Nasional 70 Tahun Indonesia Merdeka, yang dicanangkan
tepat di Nol Kilometer Indonesia di Kota Sabang ini, Presiden Joko
Widodo bertekad menjadikannya sebagai titik tolak mewujudkan cita-cita
kemerdekaan Indonesia dengan gotong royong. Presiden Joko Widodo ingin
menggunakan momentum perayaan 70 tahun Indonesia merdeka untuk
memperbarui tekad dalam mewujudkan harapan seluruh rakyat Indonesia.
Harapan para petani. Harapan para nelayan. Harapan kaum buruh, Harapan
rakyat di kawasan perbatasan dan pulau- pulau terluar. Harapan dari
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dengan keinsyafan
itulah, dari Nol Kilometer Indonesia ini Presiden Joko Widodo menyerukan:
Ayo Kerja! Ayo Kerja! Ayo Kerja! Presiden Joko Widodo mengajak kerja
bersama-sama untuk membuat harapan rakyat itu bisa terwujud. Gerakan
“Ayo Kerja” ini merupakan satu langkah besar mewujudkan impian Indonesia
Merdeka dalam arti sesungguhnya.
Ayo kerja bukanlah slogan semata melainkan sebuah pergerakan. Pergerakan apa?
Pergerakan seperti halnya yang pernah dibayangkan oleh Bung Karno,
Bapak Bangsa dan Proklamator Kemerdekaan bahwa “...pergerakan kita
janganlah pergerakan yang kecil-kecilan; pergerakan kita itu haruslah
pada hakekatnya suatu pergerakan yang ingin mengubah sama sekali sifatnya
masyarakat, suatu pergerakan yang ingin menjebol kesakitan-kesakitan
masyarakat sampai kesulur-sulurnya dan akar-akarnya.”
~ Tanggapan Perwakilan masyarakat Batak ~
Kalau soal Pak Presiden harus meresmikan Logo dan Tema HUT RI ke-70 di
Sabang sebagai Tanda titik Nol Indonesia, terserah Bapak-la itu. Bapak
aturlah bagaimana Bagusnya. Kami masyarakat Batak juga tahunya, bahwa
Negara kita tercinta ini dari Sabang sampai Marauke.
Yang kami takutkan, "Kalau saja nanti Sabang dan Marauke itu" tidak lagi
merupakan bagian dari Indonesia. Bagaimana itu pak Presiden jika itu
terjadi...? Dari mana kemana lagi kita menyebut wlayah Indonesia...?
Teringat mengenai harapan petani, harapan nelayan atau harapan siapapun
yang merupakan bagian dari Negara kesatuan Republik Indonesia ini, termasuk
harapannya masyarakat batak sudah seharusnya pula kita wujudkan bersama.
karena itu...!
Melalui Pak Presiden kami ingin berkata, "Agar pepimpin-pemimpin kami di
Tanah Batak sana selalu dipantau kepemimpinannya, jangan sampai kiranya
mereka lupa tugas dan kewajiban mereka. Mereka memperkaya diri mereka
sendiri lewat kekayaan alam tanah batak, sementara kami masyarakat
kecil ini tetap saja seperti pion. Itukan tak adil namanya pak Presiden.
Karena itu...!
Jika Pak Presiden berharap agar kami para Petani, para nelayan ini atau
para buruh lainnya yang harus kerja keras, tanpa dibawah kepemimpinan
yang mendukung terwujudnya harapan kami, bagi kami itu tidak ada artinya.
"Bisa sajakan Pak Presiden, kami masyarakat bawah ini kerja keras banting
Tulang, tapi justru para pemimpin yang mengolah dan mengendalikan hasil
kerja keras kami justru menyia-nyiakannya.
Sudah sama-sama tahunya kita Pak Presiden, "Hasil kerja Keras Petani kita
kadang tak sebanding dengan imbalan yang mereka peroleh". Bagimana mungkin
pak Presiden, kami masyarakat batak Kerja seharian jadi petani, sementara
anak kami sekolah SD-pun tak bisa kami tamatkan. Apa tak sodih itu pak
Presiden...!
Yang menikmati kerja keras kami ini sebenarnya kami para petani ini atau
para Bapak-Bapak yang jadi pemimpin di Negara ini...?
Karena itu pak Presiden...!
Jangan hanya masyarakat yang di bom-bardir untuk kerja keras di Negara ini,
tapi juga para Pempinpin perlu di tatar untuk lebih menghargai para pekerja
keras di negeri ini.
Adil ngak menurut Pak Presiden, seorang warga Negara Indonesia untuk
mendapatkan uang Rp. 700 ribai rupiah harus kerja keras siang malam
menjadi Kuli Panggul, dengan seorang warga Indonesia yang hanya lupa
membawa KTP disuruh menbayar 700 ribai juga. Ini hanya ibaratnya pak
Presiden...!
Pendek kata Pak Presiden...!
Jangan hanya kami masyarakat ini yang harus bekerja keras, tapi juga
para pemimpinnya, karena kita semua hidup dalam suatu Sistem. Dan
prnsif sistem pak Presiden sudah sama kita ketahui yaitu, jika satu
sistem rusak maka rusaklah sistem lainnya.
______________________________________________
~ Pernyataan Al 6,7 dan 8 ~
Ayo kerja bukanlah slogan semata melainkan sebuah pergerakan. Pergerakan apa?
Pergerakan seperti halnya yang pernah dibayangkan oleh Bung Karno,
Bapak Bangsa dan Proklamator Kemerdekaan bahwa “...pergerakan kita
janganlah pergerakan yang kecil-kecilan; pergerakan kita itu haruslah
pada hakekatnya suatu pergerakan yang ingin mengubah sama sekali sifatnya
masyarakat, suatu pergerakan yang ingin menjebol kesakitan-kesakitan
masyarakat sampai kesulur-sulurnya dan akar-akarnya.”
Presiden Joko Widodo memiliki keyakinan yang sama bahwa pergerakan yang
kita ingin bangun adalah pergerakan menjebol mentalitas bangsa yang berada
dalam keterjajahan, ketertindasan, ketidakadilan, ketidak merdekaan
serta membangun mentalitas baru sebagai bangsa yang merdeka 100 persen.
Itulah makna yang paling mendasar dari revolusi mental
Ayo Kerja! Sesungguhnya adalah perwujudan praktis dari gerakan revolusi
mental yang juga dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo sejak awal
pemerintahannya. Revolusi mental itu bukan hanya untuk rakyat namun
harus menjangkau dan mengikat para penyelenggara negara.
Para penyelenggara negara memiliki tanggung jawab moral maupun konstitusional
untuk bekerja jujur, tanpa pamrih, melayani rakyat secara paripurna.
~ Tanggapan Perwakilan masyarakat Batak ~
Pak Presiden yang kami hormati...!
Kalu soal Slogan Pergerakan seperti yang dimaksud oleh Bung Karno, sudah
tidak kami rasakannya itu. Bukannya ikut kami berperang melawan Belanda,
bukannya kami rasa bagaimana sakitnya yang di jajah itu. Tapi para orang
tua kami mungkin merasakan.
Kami masyarakat batak dapat di kata secara umum, "Tidaklah memiliki
mentalitas sebagaimana mentalitas masyarakat yang terjajah. Mentalitas
masyarakat batak malah kebalikan dari mentalitas masyarakat yang terjajah.
Masyarakat batak malah secara umum dapat dikata masyakat dengan mentalitas
"Seperti Raja" untuk tidak disebut seperti "Mentalitasnya Penjajah".
Masyarakat batak secara umum adalah masyarakat yang susah diatur karena
masing-masing merasa dirinya seperti raja.
Karena itu pak Presiden...!
Untuk merobah masyarakat Batak menjadi masyarakat yang pekerja keras,
bukanlah merobah dengan cara menghilangkan Mentalitas seperti orang
yang terjajah tapi justru merobah mentalitas mereka yang seolah seperti
raja.
Dan fakta-fakata di Tanah batak Berkata :
"Mentalitas seperti Raja inilah, salah satu alasan mengapa kerja keras
agak susah dilaksankan masyarakat batak. Jika saja disuruh memilih,
hampir semua pria Batak lebih memilih main-main catur di Kode Kopi dari
pada harus mencangkul di kaki gunung Sibualbuali, atau di pinggiran
Danau Toba.
Karena itu pak Presiden...!
Jika Bapak berkata bahwa Revolusi mental ini bukan hanya berlaku untuk
masyarakat, tapi juga berlaku bagi Penyelenggara Pemerintahan, maka kami
masyarakat Batak sangat menyetujuinya. Titik pak Presiden...!
________________________
* Pernyataan Al 9, 10, 11 dan 12
Gerakan Nasional “Ayo Kerja” tidak ingin berhenti pada slogan ataupun
perayaan semata, tapi gerakan ‘Ayo Kerja’ ingin menjadi gerakan nyata
yang diharapkan mampu membangkitkan semangat rakyat dalam mewujudkan impian
Indonesia Merdeka.
Gerakan “Ayo Kerja” juga berupaya mendorong partisipasi seluruh rakyat
Indonesia untuk terlibat, turun tangan secara bersama-sama mewujudkan
impiannya.Dalam pencanangan Gerakan Nasional “Ayo Kerja” ini, Presiden Joko
Widodo menyaksikan pembacaan impian Indonesia 70 Tahun ke depan dari
salah seorang perwakilan anak bangsa di ujung paling barat Indonesia.
Penulisan impian anak bangsa itu akan disimpan secara rapi dalam “Kapsul
Waktu”.
Membayangkan Indonesia 70 Tahun ke depan di harapkan bergulir di seluruh
pelosok Indonesia: mulai dari desa-desa di pedalaman, kampung-kampung
pesisir sampai dengan di kota-kota. Impian seluruh rakyat Indonesia dari
34 Provinsi akan disimpan dalam “Kapsul Waktu” yang rencananya perjalanannya
berakhir di Provinsi Papua, tepatnya di ujung timur Indonesia, Merauke.
Di Merauke inilah Presiden Joko Widodo akan menuliskan impiannya tentang
70 Tahun Indonesia ke depan dan menyimpannya dalam “Kapsul Waktu”.
Membayangkan Indonesia masa depan melalui “Kapsul Waktu”, adalah
menuliskan harapan tentang kemajuan dan kejayaan Indonesia Raya.
Tugas kita bersama untuk bergerak mewujudkannya.
Ayo Kerja!
~ Tanggapan Perwakilan Masyarakat batak ~
Secara umum Pak Presiden sudah dapatnya kami tangkap apa yang bapak
inginkan dengan "Tema HUT RI Ke-70" ini. Karena itu kami masyarakat
Batak-pun sudah tak dapat berkata-kata lagi.
Kami sadar, apa yang Bapak inginkan bukanlah sesuatu yang mudah untuk
dilaksanakan, hal ini mengingat banyaknya faktor penghambat yang
sesungguhnya pada saat ini "TIdak saja lagi datang dari mentalitas hasil
pertinggal dari masa penjajahan Belanda dan Jepang". Tapi juga datang
dari mentalitas bangsa Indonesia yang sudah terlalu terpakau dengan
kemakmuran Bangsa lain, hingga kerja keranya-pun tidak lagi digunakan
untuk kemakmuran dan kesejahteraan bangsa ini, tapi digunakan untuk
kemakmuran dan kesejahteraan Negara lain.
Pak Presiden RI yang kami hormati...!
Istilah "Kapsul Waktu" dalam mencapai Cita-cita bangsa sesungguhnya
suatu istilah yang "Berbau konotatif", sadar atau tidak sadar kita,
sesungguhnya kita telah memberi tanda bahwa "Kita juga ragu dengan
apa yang kita harapkan". dan kita terus berharap agar kita terhindar
pula dari keragu-raguan akan pencapaian cita-cita bangsa ini.
Dan jika itu sesuatu yang kita alami, mungkin Tema kerja keras kita di
HUT RI 70 Tahun Indonesia merdeka ini, perlu kita dukung dengan "Do'a"
Karena kita semua tahu, "Kerja Keras kita akan lebih mudah terlaksana
jika do'a selalu mendapinginya".
"Bekerja Sambil Berdo'a" itu maksud saya Pak Presiden dalam menjawab
"Kapsul Waktu" yang Bapak inginkan.
Ket :
Mazzada wazada
Karena itu...!
Mari sama kita Dukung "Tema AYO Kerja HUT RI Ke-70 ini" dengan Do'a
sesuai agama dan kepercayaan kita masing-masing. Mari...mari...mari...!
Ya Allah Ya Tuhan Kami...!
Mudahkan kami masyarakat Indonesia ini dalam mewujudkan Tema HUT RI ke-
70 kami yaitu "Ayo Kerja" sebagaimana yang dimaksudkan oleh Bapak Presiden
kami. Amin ya Allah.
Ya Allah Ya Tuhan Kami...!
Dalam rangka memperingati HUT RI Ke-70 kami ini, hindarkan kami dari
mara bahaya, dari hal-hal yang mengambarkan kepoya-poyaan dari hal-hal
yang menjauhkan kami dari persatuan. Dan dari hal-hal yang menjauhkan
kami mengingat-Mu. Amin ya robbal Alamin.
Ya Allah ya Tuhan Kami...!
Berikan semangat kerja Gotong Royong pada masyarakat kami ini, semangat
kerja Marsiurupan, semangat kerja marsipature huta nabe, hingga tujuan
kami berbangsa dan bernegara ini lebih mudah kami capai. Amin...!
Ya Allah ya Tuhan kami
Tempatkan pahlawan-pahlawan kami, pahlawan yang rela mati demi
kemerdekaan Negara Republik Indonesia ini di tempat yang di ridhoi-Mu.
Amin ya Rabbal Alamin...!
________________
Penutup
________________
Demikian yang dapat disampaikan lewat postingan ini para prmbaca
angkolafacebook.blogspot.com sekalian. Kurang lebihnya penulis minta
maaf dan jika ada yang mau memberi komentar, penulis persilahkan.
Selamat malam...dan...
Merdeka...merdeka...merdeka...!
____________________________________________________________________________
Cat :
Cat :
Yang berhubungan dengan Hari Kemerdekaan di Balog ini :
Bab 1 : Berisi Tema dan Logo HUT RI Ke-69 Thn.2014
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/08/hut-ri-ke-69-tema-logo-makna-dirgahayu.html
Bab 2 : Berisi Macam Video Lagu-Lagu Perjuangan Tanah Batak
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/08/hut-ri-ke-69-mulak-maho-da-bolanda-sian.html
Bab 3 : Berisi Tari Selendang Sutra di SMA Negeri Sipirok
http://angkolafacebook.blogspot.com/2012/09/selendang-sutra.html
Bab 4 : Berisi Macam Animasi Bendera Merah putih
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/08/macam-animasi-bendera-merah-putih.html
Bab 5 : Berisi Sejarah Sisingamangaraja
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/08/hut-ri-ke-69-mengenang-sisingamangaraja.html
Bab 6 : Berisi Sejarah Boru Sisingamangaraja
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/08/hut-ri-ke-69-mengenang-lopian-boru.html
Bab 7 : Berisi Lagu Perjuangan Nasional
http://angkolafacebook.blogspot.com/2013/05/10-video-musik-lagu-lagu-nasional.html
Bab 8 : Berisi Macam Lirik Lagu Perjuangan Tanah Batak
http://angkolafacebook.blogspot.com/2012/08/butet-sisingamangaraja-sekka-nauli-doli.html
Bab 9 : Berisi pendapat tentang Lagu Kijom Angkola dalam hubungannya dengan Perjuangan
http://angkolafacebook.blogspot.com/2012/02/kijom_28.html
Bab 10 : Berisi sejarah Kepahlawanan Sahala muda Pakpahan
http://angkolafacebook.blogspot.com/2012/02/jenderal-spoor-pemakamannyapara-dongan.html
Bab 11 : Lago dan Tema HUT RI Ke-70 Thn 2015
http://angkolafacebook.blogspot.com/2015/07/hut-ri-ke-70-thn-2015-kritik-dan-saran.html
(Menyimak info sekitar penjelasan Tema HUT RI Ke-70 oleh Presiden
Republik Indonesia untuk kemudian ditanggapi Perwakilan Masyarakat
Batak dalam bentuk Ilustrasi oleh penulis blog)
______________________________________________________________________
__________________
Kata Pengantar
__________________
Merdeka...merdeka...merdeka...!
Sebelum menulis postingan ini penulis telah terlebih dahulu mempelajari
macam berita yang berhubungan dengan judul ini, al :
http://www.kemenkeu.go.id/Wide/70RI
http://www.kompasiana.com/wardhanahendra/logo-hut-ke-70-ri-revolusioner-tapi-aneh_552cb2d46ea8347f528b4569
http://999-logo.blogspot.com/2015/04/download-logo-vektor-resmi-dirgahayu.html
Dari hasil membaca macam berita diatas, maka penulis-pun terinspirasi
untuk memberikan tanggapan pada pernyataan-pernyataan Pak Presiden pada
saat Mersemikan Logo HUT RI Ke-70 ini di Sabang - Aceh.
Inspirasi penulisan tanggapan ini menjadi semakin kuat ketika penulis
menghubungkan tema Gerakan Nasional "Ayo Kerja" 70 Tahun Indonesia
Merdeka dengan Budaya Batak yang namanya "Marsiurupan". yaitu suatu
ajakan kerja yang sama nilainya dengan istilah sekarang ini yaitu
Gotong Royong.
Nah...!
Setelah penulis merangkainya dalam bentuk pemisahan alinea-alinea
berita untuk ditanggapi, maka saatnya penulis untuk mempostingkannya
di angkolafacebook.blogspot.com ini.
Dan berikut hasil rangkaian pemisahan-pemisahan alinea-nya untuk
kemudian ditanggapi oleh Perwakilan Masyarakat Batak yang mana
perwakilannya adalah penulis sendiri yang dengan sendirinya pula
bagi yang ingin diwakilkan.
Para pembaca angkolafacebook.blogspot.com yang penulis hormati
"Selamat menyimak...!"
____________________________________________________________________
Kutipan Info/Berita dari Mensegneg/Menkeu sekitar Peresmian Logo
HUT RI Ke-70 di Sabang - Aceh untuk kemudian dipilah pada sub judul 2.
_____________________________________________________________________
Para kawan berikut isi kutipannya :
~ Al 1 ~
Tujuh puluh Indonesia Merdeka adalah rakhmat tak ternilai dari Allah
Yang Maha Kuasa. Kita meyakini sebagaimana para Bapak dan Ibu Bangsa
Indonesia meyakini, bahwa Indonesia Merdeka adalah suatu jembatan emas
untuk mewujudkan semua harapan berbangsa dan bernegara, yakni: memiliki
Indonesia yang “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”
~ Al 2 ~
Harapan itu hanya bisa dicapai dengan kerja. Hanya melalui kerja
sebuah bangsa akan meraih kemakmuran dan kejayaannya. Hanya melalui
kerja, bangsa Indonesia akan bisa membangun jiwa dan sekaligus
membangun raganya untuk kejayaan Indonesia Raya. Hanya melalui kerja,
Republik Indonesia akan dapat berdiri kokoh untuk selama-lamanya dan
mampu mewujudkan semua cita-cita mulia yang termaktub dalam Pembukaan
UUD 1945.
~ Al 3 ~
Kerja yang dimaksud bukanlah semata-mata kerja biasa. Kerja haruslah
dilakukan dengan keinsyafan akan kekuatan dari Persatuan Indonesia.
Kerja yang dilakukan dengan gotong royong. Gotong royong dari seluruh
anak bangsa tanpa kecuali. Gotong royong bukan hanya urusan rakyat,
para pemimpin-pun harus mampu memberi contoh bergotong royong dalam
kerja. Karena kita yakin bahwa tantangan besar yang dihadapi bangsa
Indonesia hari ini dalam aras nasional, regional dan global memerlukan
suatu upaya bersama yang melibatkan seluruh rakyat Indonesia dari
Sabang sampai Merauke. Gotong-royong dalam kerja seharusnya menjadi
jiwa gerakan perayaan 70 tahun kemerdekaan Indonesia.
~ Al 4 & 5 ~
Melalui Gerakan Nasional 70 Tahun Indonesia Merdeka, yang dicanangkan
tepat di Nol Kilometer Indonesia di Kota Sabang ini, Presiden Joko
Widodo bertekad menjadikannya sebagai titik tolak mewujudkan cita-cita
kemerdekaan Indonesia dengan gotong royong. Presiden Joko Widodo ingin
menggunakan momentum perayaan 70 tahun Indonesia merdeka untuk
memperbarui tekad dalam mewujudkan harapan seluruh rakyat Indonesia.
Harapan para petani. Harapan para nelayan. Harapan kaum buruh, Harapan
rakyat di kawasan perbatasan dan pulau- pulau terluar. Harapan dari
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dengan keinsyafan
itulah, dari Nol Kilometer Indonesia ini Presiden Joko Widodo menyerukan:
Ayo Kerja! Ayo Kerja! Ayo Kerja! Presiden Joko Widodo mengajak kerja
bersama-sama untuk membuat harapan rakyat itu bisa terwujud. Gerakan
“Ayo Kerja” ini merupakan satu langkah besar mewujudkan impian Indonesia
Merdeka dalam arti sesungguhnya.
~ Al 6,7 dan 8 ~
Ayo kerja bukanlah slogan semata melainkan sebuah pergerakan. Pergerakan apa?
Pergerakan seperti halnya yang pernah dibayangkan oleh Bung Karno,
Bapak Bangsa dan Proklamator Kemerdekaan bahwa “...pergerakan kita
janganlah pergerakan yang kecil-kecilan; pergerakan kita itu haruslah
pada hakekatnya suatu pergerakan yang ingin mengubah sama sekali sifatnya
masyarakat, suatu pergerakan yang ingin menjebol kesakitan-kesakitan
masyarakat sampai kesulur-sulurnya dan akar-akarnya.”
Presiden Joko Widodo memiliki keyakinan yang sama bahwa pergerakan yang
kita ingin bangun adalah pergerakan menjebol mentalitas bangsa yang berada
dalam keterjajahan, ketertindasan, ketidakadilan, ketidak merdekaan
serta membangun mentalitas baru sebagai bangsa yang merdeka 100 persen.
Itulah makna yang paling mendasar dari revolusi mental
Ayo Kerja! Sesungguhnya adalah perwujudan praktis dari gerakan revolusi
mental yang juga dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo sejak awal
pemerintahannya. Revolusi mental itu bukan hanya untuk rakyat namun
harus menjangkau dan mengikat para penyelenggara negara.
Para penyelenggara negara memiliki tanggung jawab moral maupun konstitusional
untuk bekerja jujur, tanpa pamrih, melayani rakyat secara paripurna.
~ Al 9, 10, 11 dan 12 ~
Gerakan Nasional “Ayo Kerja” tidak ingin berhenti pada slogan ataupun
perayaan semata, tapi gerakan ‘Ayo Kerja’ ingin menjadi gerakan nyata
yang diharapkan mampu membangkitkan semangat rakyat dalam mewujudkan impian
Indonesia Merdeka.
Gerakan “Ayo Kerja” juga berupaya mendorong partisipasi seluruh rakyat
Indonesia untuk terlibat, turun tangan secara bersama-sama mewujudkan
impiannya.Dalam pencanangan Gerakan Nasional “Ayo Kerja” ini, Presiden Joko
Widodo menyaksikan pembacaan impian Indonesia 70 Tahun ke depan dari
salah seorang perwakilan anak bangsa di ujung paling barat Indonesia.
Penulisan impian anak bangsa itu akan disimpan secara rapi dalam “Kapsul
Waktu”.
Membayangkan Indonesia 70 Tahun ke depan di harapkan bergulir di seluruh
pelosok Indonesia: mulai dari desa-desa di pedalaman, kampung-kampung
pesisir sampai dengan di kota-kota. Impian seluruh rakyat Indonesia dari
34 Provinsi akan disimpan dalam “Kapsul Waktu” yang rencananya perjalanannya
berakhir di Provinsi Papua, tepatnya di ujung timur Indonesia, Merauke.
Di Merauke inilah Presiden Joko Widodo akan menuliskan impiannya tentang
70 Tahun Indonesia ke depan dan menyimpannya dalam “Kapsul Waktu”.
Membayangkan Indonesia masa depan melalui “Kapsul Waktu”, adalah
menuliskan harapan tentang kemajuan dan kejayaan Indonesia Raya.
Tugas kita bersama untuk bergerak mewujudkannya.
Ayo Kerja!
_________________________________________________________________________
Tanggapan Perwakilan Masyarakat Batak (Bagi yang mau diwakilkan-pen)
pada Pernyataan-pernyataan Presiden RI pada saat Meresmikan Logo
dan menjelaskan tema HUT RI Ke-70 di Titik Nol Indonesia
yaitu Sabang- Aceh
_________________________________________________________________________
Horas...horas...horas...!
Horas Presiden Republik Indonesia...!
Horas kementerian Sekretariat Negara RI dan jajaran-nya
...dan...
Horas juga Masyarakat batak dimanapun berada pada saat
membaca postingan ini.
Merdeka...merdeka...merdeka...!
Mohon ijin pada semua masyarakat Batak, untuk menghubungkan segala
sesuatu yang ada di tanah Batak, khsusnya mengenai kerja untuk dilihat
posisi, status atau kedudukannya sehubungan dengan Tema HUT RI kita
di tahun 2015 ini.
Tujuannya untuk memperoleh gambaran, "Kira-kira sejauh mana pernyataan-
pernyataan Presiden Republik Indonesia sehubungan dengan Tema HUt RI
tahun ini yaitu ajakan "Ayo Kerja" dapat diterapkan.
Sekali lagi Mohon ijin...dan saya Mulai :
* Pernyataan Presiden (Alinea 1) :
Tujuh puluh Indonesia Merdeka adalah rakhmat tak ternilai dari Allah
Yang Maha Kuasa. Kita meyakini sebagaimana para Bapak dan Ibu Bangsa
Indonesia meyakini, bahwa Indonesia Merdeka adalah suatu jembatan emas
untuk mewujudkan semua harapan berbangsa dan bernegara, yakni: memiliki
Indonesia yang “melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.”
~ Tanggapan Perwakilan masyarakat Batak ~
Setuju pak Priseden...!
bahwa 70 Tahun Indonesia Merdeka adalah Rakhmat tak ternilai dari Tuhan
yang Maha Kuasa yang mana penulis lebih suka dengan istilah Allah Swt.
Kita Tak Bisa Bayangkan jika Belanda yang menjajah Indonesia selama 350
Tahun terus ditambah 70 Tahun lagi. Jika itu terjadi, berarti sampai
Tahun 2015 ini kita belum Merdeka dan Bapak Sendiri yang sekarang ini
Jadi Presiden belum tentu jadi Presiden jika kita masih terjajah.
Iyakan Pak Presiden....?
Sekali lagi...!
Kami masyarakat batak setuju bahwa Kemedekaan ini "Tak ternilai".
Salam hormat kami untuk Pak Presiden. Merdeka...!
________________________________
* Pernyataan Presiden (Alinea 2) :
Harapan itu hanya bisa dicapai dengan kerja. Hanya melalui kerja
sebuah bangsa akan meraih kemakmuran dan kejayaannya. Hanya melalui
kerja, bangsa Indonesia akan bisa membangun jiwa dan sekaligus
membangun raganya untuk kejayaan Indonesia Raya. Hanya melalui kerja,
Republik Indonesia akan dapat berdiri kokoh untuk selama-lamanya dan
mampu mewujudkan semua cita-cita mulia yang termaktub dalam Pembukaan
UUD 1945.
~ Tanggapan Perwakilan masyarakat Batak ~
Betul dan betul Pak Presiden RI...! Beberapa Negara di Dunia ini
seperti Negara .....negara ini....menjadi Bangkrut gara-gara
masyarakatnya tidak mau kerja Keras, maunya cuma bersenang-senang,
pesta-pesta dan poya-poya. Terus terang, kami masyarakat Batak
tidak ingin Negara Republik Indonesia ini mengalami kebangkrutan.
Kami masih ingin menikmati kekayaan alamnya sesederhana apapun atau
sekecil apapun yang kami dapat dari Bumi Pertiwi ini.
Bagi kami Pak Presiden Republik Indonesia, "Biar Hujan Mas di Negeri
orang, Hujan Batu Negeri sendiri lebih enak Negeri sendiri'. Dan
itula sebanya Pak Presiden, kami masyarakat batak tidak terlalu
mendukung yang namanya itu TKW atau Tenaga Kerja Wanita.
Bagi kami masyarakat Batak Pak Presiden, TKW itu adalah "Tewas
Karena Wanita", karena Wanita Batak ditempat kami banyak yang bekbek-
bekbek, sehingga kami putra batak jarang yang umurnya panjang.
Kami orang batak pak Presiden paling kuat 60 Tahun, lebih dari
itu udah payah lah itu. Kerja juga sudah tak bisa diharap lagi.
Iya...! betulnya pak Presiden da...!
________________________________
* Pernyataan Presiden (Alinea 3) :
Kerja yang dimaksud bukanlah semata-mata kerja biasa. Kerja haruslah
dilakukan dengan keinsyafan akan kekuatan dari Persatuan Indonesia.
Kerja yang dilakukan dengan gotong royong. Gotong royong dari seluruh
anak bangsa tanpa kecuali. Gotong royong bukan hanya urusan rakyat,
para pemimpin-pun harus mampu memberi contoh bergotong royong dalam
kerja. Karena kita yakin bahwa tantangan besar yang dihadapi bangsa
Indonesia hari ini dalam aras nasional, regional dan global memerlukan
suatu upaya bersama yang melibatkan seluruh rakyat Indonesia dari
Sabang sampai Merauke. Gotong-royong dalam kerja seharusnya menjadi
jiwa gerakan perayaan 70 tahun kemerdekaan Indonesia.
~ Tanggapan Perwakilan masyarakat Batak ~
Ehem pak Presiden...! Em ma tutu, banamai. Betul la itu...!
Sudah sama tau-nya kita, "Berat sama di jingjing, ringan sama di
pikul". maksud saya Pak Presiden, "Berat sama dipikul, ringan sama
di jinjing".
Di tanah kami pak Preisiden, maksud saya di Tanah batak, tanahnya
para penunggang Kuda ata-pun Battaken pak Presiden, sudah dari dulu
ke dulu-nya kami tahu itu yang namanya "Gotong Royong". Jauh sebelum
Indonesia Merdeka, nenek Moyang kami dari Sianjur mUla-Mula atau
Pusuk Buhit pinggir Dabau Toba sudah mengajari kami yang namanya
"Marsiurupan".
Dalam Prakreknya kira-kira begini Pak Presiden :
- Taro-la si A hari ini Lagi Panen, padinya sudah menguning semua.
harus di potong dalam dua hari agar padinya tidak berjatuhan.
Maka di bantu masyarakat lainnya la dia untuk memanen-nya.
nah...!
- Kalu panennya sudah selesai, maka selanjutnya beliau yang membantu
masyarakat lainnya yang lagi panen.
Begitu seterusnya pak Presiden dalam segala Aspek kehidupan, termasuk
dalam hal yang berhubungan dengan pesta atau Siriaon dalam bahasa kami
ataupun dalam urusan duka atau siluluton. Marsiurupan-nya kami itu
semua pak Presiden.
Dan Marsiurupan ini menjadi sangat kuat dan penting karena ada yang
namanya, "Dalihan Na Tolu" pak Presiden. sebagai simbolisme bahwa
kami orang batak takkan bisa hidup sendirian pak Presiden. Paham
bapak kan...?
Tapi pak Presiden....! Ada tapinya.
Tapinya Pak Presiden, "Itu Dulu...!" kalau sekaranma udah payah Pak
Presiden. bahkan sekarang ini, istilah "Marsiurupan-pun" sudah tak
mengerti orang batak. Karena itu pak Presiden, kami masyarakat batak
setujulah, bahwa kita kerja sekarang ini harus punya ke Insyafan.
"Segala sesuatu perbuatan yang tidak mencerminkan kerja keras meskipun
modern harus di buang jauh-jauh. Dan Kerja Keras ala nenek Moyang kami
masa lalu harus kami tiru kembali. Bagaimana pak Presiden Setuju...?
Ket :
Pak Presiden
_________________________________
* Pernyataan Presiden (Alinea 4 dan 5) :
Melalui Gerakan Nasional 70 Tahun Indonesia Merdeka, yang dicanangkan
tepat di Nol Kilometer Indonesia di Kota Sabang ini, Presiden Joko
Widodo bertekad menjadikannya sebagai titik tolak mewujudkan cita-cita
kemerdekaan Indonesia dengan gotong royong. Presiden Joko Widodo ingin
menggunakan momentum perayaan 70 tahun Indonesia merdeka untuk
memperbarui tekad dalam mewujudkan harapan seluruh rakyat Indonesia.
Harapan para petani. Harapan para nelayan. Harapan kaum buruh, Harapan
rakyat di kawasan perbatasan dan pulau- pulau terluar. Harapan dari
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia. Dengan keinsyafan
itulah, dari Nol Kilometer Indonesia ini Presiden Joko Widodo menyerukan:
Ayo Kerja! Ayo Kerja! Ayo Kerja! Presiden Joko Widodo mengajak kerja
bersama-sama untuk membuat harapan rakyat itu bisa terwujud. Gerakan
“Ayo Kerja” ini merupakan satu langkah besar mewujudkan impian Indonesia
Merdeka dalam arti sesungguhnya.
Ayo kerja bukanlah slogan semata melainkan sebuah pergerakan. Pergerakan apa?
Pergerakan seperti halnya yang pernah dibayangkan oleh Bung Karno,
Bapak Bangsa dan Proklamator Kemerdekaan bahwa “...pergerakan kita
janganlah pergerakan yang kecil-kecilan; pergerakan kita itu haruslah
pada hakekatnya suatu pergerakan yang ingin mengubah sama sekali sifatnya
masyarakat, suatu pergerakan yang ingin menjebol kesakitan-kesakitan
masyarakat sampai kesulur-sulurnya dan akar-akarnya.”
~ Tanggapan Perwakilan masyarakat Batak ~
Kalau soal Pak Presiden harus meresmikan Logo dan Tema HUT RI ke-70 di
Sabang sebagai Tanda titik Nol Indonesia, terserah Bapak-la itu. Bapak
aturlah bagaimana Bagusnya. Kami masyarakat Batak juga tahunya, bahwa
Negara kita tercinta ini dari Sabang sampai Marauke.
Yang kami takutkan, "Kalau saja nanti Sabang dan Marauke itu" tidak lagi
merupakan bagian dari Indonesia. Bagaimana itu pak Presiden jika itu
terjadi...? Dari mana kemana lagi kita menyebut wlayah Indonesia...?
Teringat mengenai harapan petani, harapan nelayan atau harapan siapapun
yang merupakan bagian dari Negara kesatuan Republik Indonesia ini, termasuk
harapannya masyarakat batak sudah seharusnya pula kita wujudkan bersama.
karena itu...!
Melalui Pak Presiden kami ingin berkata, "Agar pepimpin-pemimpin kami di
Tanah Batak sana selalu dipantau kepemimpinannya, jangan sampai kiranya
mereka lupa tugas dan kewajiban mereka. Mereka memperkaya diri mereka
sendiri lewat kekayaan alam tanah batak, sementara kami masyarakat
kecil ini tetap saja seperti pion. Itukan tak adil namanya pak Presiden.
Karena itu...!
Jika Pak Presiden berharap agar kami para Petani, para nelayan ini atau
para buruh lainnya yang harus kerja keras, tanpa dibawah kepemimpinan
yang mendukung terwujudnya harapan kami, bagi kami itu tidak ada artinya.
"Bisa sajakan Pak Presiden, kami masyarakat bawah ini kerja keras banting
Tulang, tapi justru para pemimpin yang mengolah dan mengendalikan hasil
kerja keras kami justru menyia-nyiakannya.
Sudah sama-sama tahunya kita Pak Presiden, "Hasil kerja Keras Petani kita
kadang tak sebanding dengan imbalan yang mereka peroleh". Bagimana mungkin
pak Presiden, kami masyarakat batak Kerja seharian jadi petani, sementara
anak kami sekolah SD-pun tak bisa kami tamatkan. Apa tak sodih itu pak
Presiden...!
Yang menikmati kerja keras kami ini sebenarnya kami para petani ini atau
para Bapak-Bapak yang jadi pemimpin di Negara ini...?
Karena itu pak Presiden...!
Jangan hanya masyarakat yang di bom-bardir untuk kerja keras di Negara ini,
tapi juga para Pempinpin perlu di tatar untuk lebih menghargai para pekerja
keras di negeri ini.
Adil ngak menurut Pak Presiden, seorang warga Negara Indonesia untuk
mendapatkan uang Rp. 700 ribai rupiah harus kerja keras siang malam
menjadi Kuli Panggul, dengan seorang warga Indonesia yang hanya lupa
membawa KTP disuruh menbayar 700 ribai juga. Ini hanya ibaratnya pak
Presiden...!
Pendek kata Pak Presiden...!
Jangan hanya kami masyarakat ini yang harus bekerja keras, tapi juga
para pemimpinnya, karena kita semua hidup dalam suatu Sistem. Dan
prnsif sistem pak Presiden sudah sama kita ketahui yaitu, jika satu
sistem rusak maka rusaklah sistem lainnya.
______________________________________________
~ Pernyataan Al 6,7 dan 8 ~
Ayo kerja bukanlah slogan semata melainkan sebuah pergerakan. Pergerakan apa?
Pergerakan seperti halnya yang pernah dibayangkan oleh Bung Karno,
Bapak Bangsa dan Proklamator Kemerdekaan bahwa “...pergerakan kita
janganlah pergerakan yang kecil-kecilan; pergerakan kita itu haruslah
pada hakekatnya suatu pergerakan yang ingin mengubah sama sekali sifatnya
masyarakat, suatu pergerakan yang ingin menjebol kesakitan-kesakitan
masyarakat sampai kesulur-sulurnya dan akar-akarnya.”
Presiden Joko Widodo memiliki keyakinan yang sama bahwa pergerakan yang
kita ingin bangun adalah pergerakan menjebol mentalitas bangsa yang berada
dalam keterjajahan, ketertindasan, ketidakadilan, ketidak merdekaan
serta membangun mentalitas baru sebagai bangsa yang merdeka 100 persen.
Itulah makna yang paling mendasar dari revolusi mental
Ayo Kerja! Sesungguhnya adalah perwujudan praktis dari gerakan revolusi
mental yang juga dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo sejak awal
pemerintahannya. Revolusi mental itu bukan hanya untuk rakyat namun
harus menjangkau dan mengikat para penyelenggara negara.
Para penyelenggara negara memiliki tanggung jawab moral maupun konstitusional
untuk bekerja jujur, tanpa pamrih, melayani rakyat secara paripurna.
~ Tanggapan Perwakilan masyarakat Batak ~
Pak Presiden yang kami hormati...!
Kalu soal Slogan Pergerakan seperti yang dimaksud oleh Bung Karno, sudah
tidak kami rasakannya itu. Bukannya ikut kami berperang melawan Belanda,
bukannya kami rasa bagaimana sakitnya yang di jajah itu. Tapi para orang
tua kami mungkin merasakan.
Kami masyarakat batak dapat di kata secara umum, "Tidaklah memiliki
mentalitas sebagaimana mentalitas masyarakat yang terjajah. Mentalitas
masyarakat batak malah kebalikan dari mentalitas masyarakat yang terjajah.
Masyarakat batak malah secara umum dapat dikata masyakat dengan mentalitas
"Seperti Raja" untuk tidak disebut seperti "Mentalitasnya Penjajah".
Masyarakat batak secara umum adalah masyarakat yang susah diatur karena
masing-masing merasa dirinya seperti raja.
Karena itu pak Presiden...!
Untuk merobah masyarakat Batak menjadi masyarakat yang pekerja keras,
bukanlah merobah dengan cara menghilangkan Mentalitas seperti orang
yang terjajah tapi justru merobah mentalitas mereka yang seolah seperti
raja.
Dan fakta-fakata di Tanah batak Berkata :
"Mentalitas seperti Raja inilah, salah satu alasan mengapa kerja keras
agak susah dilaksankan masyarakat batak. Jika saja disuruh memilih,
hampir semua pria Batak lebih memilih main-main catur di Kode Kopi dari
pada harus mencangkul di kaki gunung Sibualbuali, atau di pinggiran
Danau Toba.
Karena itu pak Presiden...!
Jika Bapak berkata bahwa Revolusi mental ini bukan hanya berlaku untuk
masyarakat, tapi juga berlaku bagi Penyelenggara Pemerintahan, maka kami
masyarakat Batak sangat menyetujuinya. Titik pak Presiden...!
________________________
* Pernyataan Al 9, 10, 11 dan 12
Gerakan Nasional “Ayo Kerja” tidak ingin berhenti pada slogan ataupun
perayaan semata, tapi gerakan ‘Ayo Kerja’ ingin menjadi gerakan nyata
yang diharapkan mampu membangkitkan semangat rakyat dalam mewujudkan impian
Indonesia Merdeka.
Gerakan “Ayo Kerja” juga berupaya mendorong partisipasi seluruh rakyat
Indonesia untuk terlibat, turun tangan secara bersama-sama mewujudkan
impiannya.Dalam pencanangan Gerakan Nasional “Ayo Kerja” ini, Presiden Joko
Widodo menyaksikan pembacaan impian Indonesia 70 Tahun ke depan dari
salah seorang perwakilan anak bangsa di ujung paling barat Indonesia.
Penulisan impian anak bangsa itu akan disimpan secara rapi dalam “Kapsul
Waktu”.
Membayangkan Indonesia 70 Tahun ke depan di harapkan bergulir di seluruh
pelosok Indonesia: mulai dari desa-desa di pedalaman, kampung-kampung
pesisir sampai dengan di kota-kota. Impian seluruh rakyat Indonesia dari
34 Provinsi akan disimpan dalam “Kapsul Waktu” yang rencananya perjalanannya
berakhir di Provinsi Papua, tepatnya di ujung timur Indonesia, Merauke.
Di Merauke inilah Presiden Joko Widodo akan menuliskan impiannya tentang
70 Tahun Indonesia ke depan dan menyimpannya dalam “Kapsul Waktu”.
Membayangkan Indonesia masa depan melalui “Kapsul Waktu”, adalah
menuliskan harapan tentang kemajuan dan kejayaan Indonesia Raya.
Tugas kita bersama untuk bergerak mewujudkannya.
Ayo Kerja!
~ Tanggapan Perwakilan Masyarakat batak ~
Secara umum Pak Presiden sudah dapatnya kami tangkap apa yang bapak
inginkan dengan "Tema HUT RI Ke-70" ini. Karena itu kami masyarakat
Batak-pun sudah tak dapat berkata-kata lagi.
Kami sadar, apa yang Bapak inginkan bukanlah sesuatu yang mudah untuk
dilaksanakan, hal ini mengingat banyaknya faktor penghambat yang
sesungguhnya pada saat ini "TIdak saja lagi datang dari mentalitas hasil
pertinggal dari masa penjajahan Belanda dan Jepang". Tapi juga datang
dari mentalitas bangsa Indonesia yang sudah terlalu terpakau dengan
kemakmuran Bangsa lain, hingga kerja keranya-pun tidak lagi digunakan
untuk kemakmuran dan kesejahteraan bangsa ini, tapi digunakan untuk
kemakmuran dan kesejahteraan Negara lain.
Pak Presiden RI yang kami hormati...!
Istilah "Kapsul Waktu" dalam mencapai Cita-cita bangsa sesungguhnya
suatu istilah yang "Berbau konotatif", sadar atau tidak sadar kita,
sesungguhnya kita telah memberi tanda bahwa "Kita juga ragu dengan
apa yang kita harapkan". dan kita terus berharap agar kita terhindar
pula dari keragu-raguan akan pencapaian cita-cita bangsa ini.
Dan jika itu sesuatu yang kita alami, mungkin Tema kerja keras kita di
HUT RI 70 Tahun Indonesia merdeka ini, perlu kita dukung dengan "Do'a"
Karena kita semua tahu, "Kerja Keras kita akan lebih mudah terlaksana
jika do'a selalu mendapinginya".
"Bekerja Sambil Berdo'a" itu maksud saya Pak Presiden dalam menjawab
"Kapsul Waktu" yang Bapak inginkan.
Ket :
Mazzada wazada
Karena itu...!
Mari sama kita Dukung "Tema AYO Kerja HUT RI Ke-70 ini" dengan Do'a
sesuai agama dan kepercayaan kita masing-masing. Mari...mari...mari...!
Ya Allah Ya Tuhan Kami...!
Mudahkan kami masyarakat Indonesia ini dalam mewujudkan Tema HUT RI ke-
70 kami yaitu "Ayo Kerja" sebagaimana yang dimaksudkan oleh Bapak Presiden
kami. Amin ya Allah.
Ya Allah Ya Tuhan Kami...!
Dalam rangka memperingati HUT RI Ke-70 kami ini, hindarkan kami dari
mara bahaya, dari hal-hal yang mengambarkan kepoya-poyaan dari hal-hal
yang menjauhkan kami dari persatuan. Dan dari hal-hal yang menjauhkan
kami mengingat-Mu. Amin ya robbal Alamin.
Ya Allah ya Tuhan Kami...!
Berikan semangat kerja Gotong Royong pada masyarakat kami ini, semangat
kerja Marsiurupan, semangat kerja marsipature huta nabe, hingga tujuan
kami berbangsa dan bernegara ini lebih mudah kami capai. Amin...!
Ya Allah ya Tuhan kami
Tempatkan pahlawan-pahlawan kami, pahlawan yang rela mati demi
kemerdekaan Negara Republik Indonesia ini di tempat yang di ridhoi-Mu.
Amin ya Rabbal Alamin...!
________________
Penutup
________________
Demikian yang dapat disampaikan lewat postingan ini para prmbaca
angkolafacebook.blogspot.com sekalian. Kurang lebihnya penulis minta
maaf dan jika ada yang mau memberi komentar, penulis persilahkan.
Selamat malam...dan...
Merdeka...merdeka...merdeka...!
____________________________________________________________________________
Cat :
Cat :
Yang berhubungan dengan Hari Kemerdekaan di Balog ini :
Bab 1 : Berisi Tema dan Logo HUT RI Ke-69 Thn.2014
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/08/hut-ri-ke-69-tema-logo-makna-dirgahayu.html
Bab 2 : Berisi Macam Video Lagu-Lagu Perjuangan Tanah Batak
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/08/hut-ri-ke-69-mulak-maho-da-bolanda-sian.html
Bab 3 : Berisi Tari Selendang Sutra di SMA Negeri Sipirok
http://angkolafacebook.blogspot.com/2012/09/selendang-sutra.html
Bab 4 : Berisi Macam Animasi Bendera Merah putih
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/08/macam-animasi-bendera-merah-putih.html
Bab 5 : Berisi Sejarah Sisingamangaraja
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/08/hut-ri-ke-69-mengenang-sisingamangaraja.html
Bab 6 : Berisi Sejarah Boru Sisingamangaraja
http://angkolafacebook.blogspot.com/2014/08/hut-ri-ke-69-mengenang-lopian-boru.html
Bab 7 : Berisi Lagu Perjuangan Nasional
http://angkolafacebook.blogspot.com/2013/05/10-video-musik-lagu-lagu-nasional.html
Bab 8 : Berisi Macam Lirik Lagu Perjuangan Tanah Batak
http://angkolafacebook.blogspot.com/2012/08/butet-sisingamangaraja-sekka-nauli-doli.html
Bab 9 : Berisi pendapat tentang Lagu Kijom Angkola dalam hubungannya dengan Perjuangan
http://angkolafacebook.blogspot.com/2012/02/kijom_28.html
Bab 10 : Berisi sejarah Kepahlawanan Sahala muda Pakpahan
http://angkolafacebook.blogspot.com/2012/02/jenderal-spoor-pemakamannyapara-dongan.html
Bab 11 : Lago dan Tema HUT RI Ke-70 Thn 2015
http://angkolafacebook.blogspot.com/2015/07/hut-ri-ke-70-thn-2015-kritik-dan-saran.html
No comments:
Post a Comment