(Mangaligi Harapan ni Orang Tua tu Anakna Lewat Lagu Tapsel)
_________________________________________________________________
Dongan ale dongan...! pagi ini, ingin rasanya mengulas dikit mengenai lagu "Sikoci Maroban Bonang" ini. Saya pikir lagu ini cukup menarik dengan adanya lirik "Roda amang roda jait, sikocian maroban bonang. Loja amang-loja markattcit, andingan namuli sonang".
Hehehehe....sepintas terasa olehku, keindahan sastra Tapanuli itu. Berikut liriknya para kawan :
_________________________________________________________________
Vokal : Hsb Sosa
Cipt. Marapi Loting
Marsak-marsak
marsak-marsak peda au
di hangoluanon
holan mangaluli
ngolu ni gellengki
Marsak-marsak
marsak-marsak peda au
di hangoluanon
holan mangaluli
sonang ni rohai
Lopja-loja
loja loja peda au
namarusahoi
asalma dapot au
ngolu ni gellengki
Lopja-loja
loja loja peda au
tudolok tu lomabngi
asalma dapot au sonang ni rohai
Kehe manyogot mulak potang
karejo au mambanting tulang
namur boratdo pananggungan
pamatang on pe mur matobang
Ringas-ringgas maho amang
da na sikolai
omang anakku
si nuan tunaski
Ringas-ringgas maho inang
namarsipodai
o inang borukku
si luam buyuki
__________________________________________________________________
Dongan ale dongan...! Jika kita mendengar irama suling pada lagu ini, benar-benar sangat menyentuh perasaan, kondisi alam tapanuli itu sepertinya tergambar lewat iramanya.
Gambaran tersebut, kiranya dapat menyentuh perasaan kita untuk tidak melupakan tano hasorangan, tano hatubuan. Dengan tidak melupakannya, kiranya pula kasih sayang kita pada orang tua dapat lebih kita tingkatkan.
Jasa-jasanya tidak kita lupakan, dan jika saja diantara kita ada yang mampu membagi sebagian rezekinya, tentu akan sangat menyenangkan bagi mereka. Mungkin bukan jumlah yang jadi hitungan, tapi perhatian yang sering diharapkan.
Semoga para dongan, khususnya yang didaerah perantau, panjang umur, tetaplah sehat, murah dan barokah nian rezekinya dan horas.
Engo engo me dagena
Mulih me gelah kena
Bage me nindu rupa agi kakana
_______________________________
Sekilas Tentang Lagu Piso Surit
_______________________________
Dongan ale dongan...!
- Lagu Piso Surit adalah lagu daerah Karo yang mengisahkan
penantian seorang gadis pada kekasihnya. Suasana dalam
penantian ini digambarkan sang penciptanya seperti Piso
Surit yang memangil-manggil :
- Piso Surit adalah nama burung yang sering kita dengar
berkicau dipinggiran sawah/kebun (Pitcala Mungkin dalam
bahasa Batak Angkolanya. Jika salah mohon diberitahu)
- Lagu ini diciptakan Djaga Depari
dan telah dinyanyikan baik dalam musik tradional maupun modern (Vicky Sianipar)
___________________________________________________________
Berikut arti konotatifnya para Boru Tulang :
Bait I :
Menceritakan tentang sang gadis yang sering sekali tidak
mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan kekasihnya dan
selalu teringat akan kekasihnya itu sehingga mengandaikan
dirinya sebagai burung Piso Surit yang selalu berkicau
sendu.
Bait II :
Mengisahkan sang gadis ini selalu menanyakan keadaan dan
keberadaan kekasihnya sambil menangis dalam penantiannya.
Bait III :
Sang gadis mengatakan di dalam hatinya kepada kekasihnya
untuk segera pulang dan menyudahi penantiannya.
Bait IV
:
Sang gadis merasa sangat kesepian/sendiri walaupun berada
ditengah-tengah orang banyak. Dia merasa hidupnya hampa
tanpa sang kekasih.
_____________
Kesimpulan
_____________
Dongan ale dongan :
- Kiranya lagu ini memberikan pengajaran bagi kita bahwa
kasih sayang itu sangat berharga karena itu tak jarang
pengorbanan itu sendiri menjadi bagian dari kasih sayang.
Hehehehe....mulak boho kakanda nai tano perantauan , tangihon lungun ni anggimon
Engo engo me dagena
Mulih me gelah kena
Bage me nindu rupa agi kakana
- Ini alamat lagunya para kawan http://youtu.be/dHxwwngf8yk
- Selamat Pagi dan Selamat Berlibur. Enter...!(rfs)
___________________________________________________________
Rijahum Hutasuhut dan 2 orang lainnya menyukai ini.
(Melihat Sejarah Imam Bukhari & Imam Muslim
Sebagai Tokoh Penghimpun Hadist)
______________________________________________________________
As.Wr. wb.
Dongan ale dongan...! Pada Jum'at pagi ini, senang rasanya
menyajikan Sejarah Tokoh Penghimpun Hadist khususnya Iman
Bukhari dan Muslim. Tujuannya jelas untuk mengingatkan bagi
yang telah lupa dan memberitahu untuk jadi pengetahuan bagi
yang belum tahu. Berikut uraiannya mengenai Iman Bukhari :
__________________
Lahir & Wafat :
__________________
- Imam Bukhari dilahirkan pada malam Jum'at tanggal 13 Syawwal
194 H/810 M di Bukhara, sebuah kota di Uzbekistan, bekas wilayah
Uni Soviet.
- Ayahnya bernama Ismail bin Ibrahim, salah seorang ulama hadis
ternama pada masanya.
- Pakar hadits kharismatik ini wafat hari Sabtu malam 1 Syawwal
256 H pada usia 62 tahun 13 hari di Khartank, sebuah kampung yang
tidak jauh dari kota Samarkand.
- Sebelum wafat, Imam Bukhari berpesan agar jenazahnya dikafani
tiga helai kain, tanpa baju dan sorban. Jenazahnya dimakamkan
setelah shalat Zuhur, bertepatan dengan perayan
kemenangan kaum Muslimin di Idul Fitri saat itu.
________________
Masa Belajar :
________________
- Sejak kecil Imam Bukhari telah mencurahkan perhatiannya
mempelajari hadis dan ilmu hadis. Pada usia 10 tahun, Bukhari
sudah banyak menghafal hadis. Bukhar dikenal rajin, tekun dan
juga sangat cerdas. Sehingga tidak mengherankan, sebelum usia
16 tahun Bukhari berhasil menghafal dua buah kitab hadis secara
utuh karya Imam Ibnu al-Mubarak dan kitab Imam Waki'.
- Bukhari juga tidak hanya menghafalkan matan hadis dan kitab-kitab
ulama terdahulu, namun Bukhari juga mengenal secara rinci biografi
para perawi hadis, lengkap dengan data tanggal lahir, tahun wafat
dan tempat lahir mereka.
- Tahun 210 H, saat genap berusia 16 tahun, Bukhari bersama ibu dan
saudaranya pergi ke Baitullah untuk menunaikan ibadah haji. selain
untuk menunaikan ibadah haji, Bukhari juga menetap di Hijaz, Mekkah
selama 6 tahun.
- Di kota itulah dia menempa diri untuk mereguk ilmu yang
diinginkan. Kadangkala dia pergi ke Madinah. Di kedua kota suci
itulah Imam Bukhari menulis sebagian karyanya dan menyusun dasar-
dasar al-Jami’ al-Sahih
______________
Guru & Murid
______________
Melihat kepakaran Imam Bukhari dari kegigihannya mendalami hadits,
sederet nama besar para pakar hadits pernah ia kunjungi untuk belajar.
“Aku menulis hadits dari 1.080 guru, yang semuanya adalah ahli hadis
yang berpendirian bahwa iman itu adalah ucapan dan perbuatan.”
Di antara para guru itu adalah Ali bin al-Madini, Ahmad bin Hanbal,
Yahya bin Ma’in, Muhammad bin Yusuf al-Firyabi, Maki bin Ibrahim
al-Balkhi, Abdullah bin Usman al-Marwazi, Abdullah bin Musa al-'
Abbasi, Abu 'Asim al-Syaibani, Muhammad bin Abdullah al-Anshari,
Muhammad bin Yusuf al-Baykandi dan Ibnu Rahawaih. Jumlah guru yang
hadisnya diriwayatkan dalam kitab sahihnya sebanyak 289 guru.
- Hal ini dapat kita peroleh dari jumlah guru beliau yang riwayatnya
terdapat dalam Shahih Bukhari. (Muhammad Muhammad Abu Syuhbah:314-315).
- Selain memiliki sekian banyak guru, Imam Bukhari juga meninggalkan
sederet murid-murid yang juga pakar di bidang hadits. Diantara
murid-muridnya, yang paling terkenal adalah Imam Muslim bin Hajjaj,
Imam al-Tirmizi, Imam Abu Zur'ah, Imam Ibnu Khuzaimah, Imam Abu
Dawud, Imam al-Nasa'I, Imam Muhammad bin Yusuf al-Firyabi, Ibrahim
bin Mi’yal al-Nasafi, Hammad bin Syakir al-Nasawi dan Mansur bin
Muhammad al-Bazdawi.
_____________________________
Di Uji 10 Pakar Ilmu Hadits :
______________________________
- Dongan ale dongan...! Padamasa naung lewat anggia, ungada do Iman
Bukharion di uji sappulu pakar ilmu hadits. Masing masing manyiapkon
parsapaan mengenai hadis setelah hadisi di baen tar balik, sangape
diacak urutanna.
- Tanyata sude parsapaan mengenai hadison bisa dijawab ia dengan
benar. Dohot hata na lain, iboto ia hadis nasala (Dibalik/diacak)
dohot nabenar.
_________________________________
Macam Pandapot tu Iman Bukhari :
_________________________________
- Imam Abu Hatim al-Razi misalnya, berkata: “Khurasan belum pernah
melahirkan seorang yang melebihi Bukhari. Di Irak pun tidak ada
yang melebihi darinya."
- Demikina juga dengan Imam Muslim pernah mencium di antara kedua
mata Imam Bukhari seraya berkata: “Guru, biarkan aku mencium kedua
kakimu. Engkaulah Imam ahli hadis dan dokter penyakit hadis.”
- Ibnu Hajar al-Asqalani pernah berujar: “Seandainya pintu pujian
dan sanjungan masih terbuka bagi generasi sesudahnya, niscaya kertas
dan nafas akan habis. Karena ia (Imam Bukhari) bagaikan laut yang
tak berpantai.”
- Imam Ibnu Ishaq bin Rawahaih, salah seorang guru Bukhari
mengatakan: "Seandainya Imam Bukhari hidup pada masa al-Hasan,
pasti akan banyak orang yang membutuhkannya dalam ilmu hadis
serta mengetahui kealiman dan kefaqihannya.
_____________________
Macam Hasil karyanya
_____________________
Sebagai salah seorang ulama yang produktif menulis, Imam Bukhari
telah menyumbangkan sejumlah karya kepada umat Islam, diantaranya:
1)al-Tarikh al-Shagir
2)al-Tarikh al-Awsath
3)al-Dhu'afa
4)Kitab al-Kuna
5)al-Adab al-Mufrad
6)al-Jami' al-Shahih (yang kemudian dikenal dengan Shahih al-Bukhari)
7)Raf'u al-Yadain fi al-Shalat
8)Khair al-Kalam fi al-Qira'at Khalfa al-Imam
9)al-Asyribah
10)Asami al-Sahabah
11)Birr al-Walidain
12)Khalq Af'al al-'Ibad
13)al-'Ilal fi al-Hadis
14)al-Musnad al-Kabir
15)al-Wihdan
16)al-Mabsuth
17)al-Hibah
18)al-Fawaid
19)Qadhaya al-Sahabat wa al-Tabi'in
20)al-Tafsir al-Kabir
____________________________________________________________________________
Kesimpulan
____________
- Dongan ale dongan...! Dengan demikian kita punya gambaran yang lebih
jelas mengenai siapa Iman Bukhari dan tentunya akan lebih jelas lagi
jika kitab-kitab karangan beliau ini kita pelajari.
- Semoga keimanan dan ketaqwaan kita pada Allah Swt lebih dapat ditingkatkan.
- Selamat Pagi di Hari Jum'at dan Selamat beraktivitas. Oya...! Insya Allah
uraian mengenai Imam Muslim akan ada di "angkolafacebook.blogspot.com" Hal
Agama.
Enter...! Wassalam.(rfs)
________________________________________________________________
3 orang menyukai ini
(Mangulang Kaji Pelajaran Bahasa Indonesia Tentang
Sastra melayu)
___________________________________________________________
Dongan ale dongan...dongan sasudena, mari mengulang
kaji yang mungkin sudah terlupakan tentang Sastra Melayu
yaitu gurindam 12.
T ujuannya, bisa saja untuk mendapatkan jawaban, jika suatu saat anak kita bertanya tentang hal ini.
___________________________________
PENGERTIAN GURINDAM MAJO ATE
___________________________________
- Gurindam ninna boru tulang, bentuk puisi melayu lama dohot
ciri-cirina :
1. Cuma dua baris kalimatdo, dohot irama di akhir kalimat
hampir sarupo.
2. Kalimat partama tarsongon parsapaan, sedangkan paduana
attong jawabanna.
Contona boru tulang aso jelas :
* Molo gut-gut iba tuhalak
dalan na maon aso malarat
* Akkon naholong do roha niba tu uma niba
harana uma niba do mangalahirkon iba
* Muda adong jolma hobbina manghujat
tarmasuk maon golongan panjahat
* Muda bahat jolma murdao sian Tuhan
bisa mambaen turun murka ni Tuhan
_______________
RAJA ALI HAJI
_______________
- Raja Ali Haji Goarna namenciptahon gurindamon.
- Raja on tarmasuk sastarawan nomor sada nai maon untuk
halak hita melayu.
- Asal nia attong sian Pulau Penyegat, sangape pulau
pandoit molo tabahasa hitahon.
___________________________________________
ALASAN IDOKKON GURINDAM DUA BOLAS
___________________________________________
- Satiop pasal adong beberapa kalimat (tidak menentu) tai selalu
dalam bentuk marpasang (adong sapa-sapana adong jawabna).
- Harana bentukna berpasang, maka attong satiop pasang hanya
dua baris
- Isini pasal-pasali manyangkut ibadah, kewajiban orang tua pada
anaknya, kewajiban ni raja, masalah kemasyarakatan, budi perkerti,
de el-el.
________________________
ISI NI PASAL-PASALNA
________________________
Dongan ale dongan...! sada pe tabaen conto pasalna :
Garindam 12, Pasal 1
Barang siapa tiada memegang agama
Segala-gala tiada boleh dibilang nama
Barang siapa mengenal yang empat
Maka yaitulah orang yang ma’rifat
Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyalah
Barang siapa mengenal diri
Maka telah mengenal akan TuhanYang bahri
Barang siapa mengenal dunia
Tahulah ia barang yang terpedaya
Barang siapa mengenal akhirat
Tahulah ia dunia mudharat
Ima anggia, isi pasal sadana. Pandapotku mangenai pasalon :
- 2 baris pertama; Jika orang sudah beragama tapi tidak
melaksanakan ajarannya, sama saja dengan tidak beragama/
tidak ada nama. Tarsongoni madai ate ?
- 2 baris kedua; penulis tidak bisa beri pendapat, karena
tidak paham dengan syarat makrifat yang mungkin ada empat.
Dalam narohakkku pengertian ni on. Olo...?
- 2 baris ketiga; Kita disebut mengenal Allah jika kita
melaksanakan seluruh ajarannya, al : Rukun Islam/Iman.
- 2 baris keempat; Tuhan yang menciptakan alam dan isinya
termasuk manusia, dan semuanya tidak ada yang kekal tau hanya
sementara/bahri.
Dongan Boru ni tulang...! ima anggia. Singkat carito muda
namar carito mahita on, kesimpulan nomada.
_____________
Kesimpulan
_____________
Aha mattong ate nagot simpulkonon sian tulisanon. Anggo
narohakku naong beda. Songonima songoni arti ni gurindam,
botima. Muda adang attong diattara dongan na ingin mambaen
Gurindam Angkola, sangape Gurindam Sipirok, aha sala ni-i.
Pambaeni songoni kele, napala na adong da manakkup hitai
kele. Ne Botul, boru tulang.
Botul doda borutulang. Olo
Botul. Botul mada boru tulang.
Kakakakakaka...kkk...kkk...Sepakbokele, Selamat Pagi dan
Aktivitas Kele.
Enter...!(rfs)
__________________________________________________________________
Bob Moiz Siregar, Rahmad Saleh Hasibuan dan 2 orang lainnya menyukai ini.
(Memahami Semboyan Tapis di Mandailing, Laok di Angkola,
Gugut di Padang Bolak, Burju di Toba pun Mencari Jawaban Benarkah Batak itu Kasar)
_________________________________________________________________
Dongan ale dongan...! Semboyan/slogan atau hata-hata seperti
yang tertulis di atas perkiraan saya hanya populer untuk masyarakat
jaman dahulu (bisa jadi sebelum saya lahir atau menek dope) Hahahaha...
sehingga saya juga agak yakin sebagian besar kita termasuk saya
kurang paham maksud dari hal diatas.
Dan sakali nai dan, dan komandan...! untuk dapat kita pahami
maka tulisan inipun dibuat dan di posting lewat status FB maun
blog. Oke Djon..! Oke Coy...! Oke botul (borutulang)...! Oke ambur
(anaknamboru)...! Cocok lanjut, tak cocok krtik. Ne ido anggia ?
Oya...! dengan memahami tulisan ini, kiranya kita bisa meyakinkan orang bahwa "Tidak Benar Orang Batak Itu Kasar" atau memang
benarnya "orang batak itu kasar ?"
Kakakakakakak...kkk...kkk... jawabannya ada pada kesimpulan,
"tup" masuk sub judul :
______________________
Tapis di Mandailing
______________________
- Dongan...! dalam salah satu situs Budaya Batak "Tapis artinya
saringan atau filter".
- Jadi, Tapis di Mandailing artinya orang mandailing itu dalam
setiap pembicaraanya memilter/menyaring/menseleksi setiap hata
yang mau di ucapkannya. (tidak berarti sub suku yang lain
tidak memilter/hanya kecenderungan-pen).
- Karena dalam pengucapan disaring, maka dalam penggunaan bahasa
orang mandailing itu lebih lemah lembut dibanding yang lain.
Contoh pembanding:
* Sian dia do langaho tainggggggg...gggggggggg ! (Mandailing)-pen
* Sian dia deho anggia ! (Angkola)-pen
* Sian dia ho...! (Toba)-pen
- Makna lainya, Tapis Mandailing itu sinonim dengan hati boleh
panas tapi kepala harus dingin.
_________________
Laok di Angkola
_________________
- Dongan...! Karena kita lebih terbiasa dengan ucapan loak,
maka perlu saya ingatkan bahwa kita berbicara mengenai "Laok"
bukan anggia "Loak". Ulang marsalaan mada. Hahahaha...
ipe nanggo loak dalam bahasa Indonesia.
- Dalam arti harfiah "Laok" itu sama dengan "Campur".
- Laok disini tidak pula diartikan secara harfiah/denotatif
tapi secara konotatif.
- Karena itu, Laok Angkola maksudnya orang Angkola itu ramah-
ramah dalam pergaulannya/murah hati/baik-baik atau senang
bersahabat (Hanya kecenderungan doda anggia narohakku-pen).
________________________
Gugut di Padang Bolak
________________________
- Dongan...! dalam hal inipun gugut bukanlah artinya dengki,
tapi kunyah, karena gugut itu dalam arti harfiah sama dengan
mengunyah. (menggugut=mengunyah-pen)
- Gugut di Padang Bolak itu artinya, orang padang bolak itu
sangat hati-hati dlam memilih teman, dia bisa menjauh dari
seorang kawan jika dikiranya lebih pintar dari beliau.
- Dan hal ini, disebabkan adanya kekuatiran takut dilecehkan
temannya pada suatu saat.
- Makna lainnya, orang Padang Bolak itu sangat memperhitungkan untung ruginya dalam berteman. (Hanya kecenderungan mungkin-
pen)
___________________
Burju di Toba
___________________
- Dongan...! Burju arti harafiahnya baik hati.
- Jadi, burju di Toba maksudnya orang toba itu baik-baik,
sama ucapan dan perbuatan atau tidak lain dibibir lain
dihati (Hanya kecenderungan, bukan berarti yang lain tidak
burju-pen).
- Bisa juga maksudnya lekas berterus terang mengungkpakan
ketidaksenangannya atau ketidak setujuannya terhadap sesuatu
atau mengeritik seseorang, tetapi sampai di situ saja, tidak
disimpan di dalam hati, tiada dendam.
______________
Kesimpulan
______________
Dongan ale dongan ...! setelah menguraikan hal di atas saya
berpikir :
- Semboyan/Slogan/Hata diatas tidaklah berlaku universal ataupun
mutlak dan tidak pula sepenuhnya menggambarkan sebagai cerminan
dari setiap sub etnis suku batak.
- Kalaupun ada kecenderungan, menurut hemat saya sangat kecil
karena saya pribadi perpikir sifat/tabiat dari sesorang itu
sangat dipengaruhi orang tua, pendidikan, pengalaman, lingkungan
dimana seseorang di bentuk (komunikasi personal atau interpersonal).
- Jadi, kepribadian tidakmutlak dipengarhui etnis
- Uraian diatas secara umum, telah memberikan gambaran kepribadian
umum orang batak itu tidaklah diciptakan kasar dari segi perkataan
maupun perbuatan. Malah sebaliknya, usaha untuk menjadi orang
batak yang halus, berbudi pekerti, baik hati, lemah lembut sungguh
telah dilaksanakan.
- Dan sebagai buktinya, semboyan-semboyan dalam uraian di atas
- Karena itu, darimana datangnya anggia istilah "Orang batak itu
kasar" apanya yang kasar sekarang ? Emang suku lain tidak kasar ?
yang benar dong puang. Iya...cobala dulu anggia kita pikir, apanya
yang kasar ? Apa karena kita punya istilah panyaor-nyaorkon, suku
lain juga punyakok. Apa karena istilak "Batak" itu sendiri terkesan
kasar. Toh artinya penunggang kudado. Tai sude do suku adong kudona. Halak jawa malah kudo ni halai bisa mangan kaco, hita duhut-duhutdo.
- Begitupun, tidak inginnya saya disebut orang halus. Malah dari
pada orang halus lebih baik orang kasar. Tarsongon umpasa ni
halak hitai " Risi-risi hata nijolma, lambok-lambok hatani begu".
dari pada jadi begu, nagonanma anggia jadi jolma, bope nakasar.
Kakakakakakak...kkk...kkk...
- Kalau benar batak itu kasar tidak akan bertahan mereka di tanah
perantauan, tano sileban, tano sihadaoan .
- Kalau benar orang batak itu kasar, semua uang negara ini udah
mereka bawa ke tanah batak (Tak usahpun ada martabe-pen)
- Kalau benar orang batak itu kasar, boru melayu, jawa, sunda atau
ambon tidak akan ada yang mau sama orang batak. Nyatanya dongan...!
marsiradu halai, ne botul anggia ? Sampe-sampe boru halak hita
bahat jadina maranak namboru holan di nipi.
- Kakakakakakak...kkk...kkk...dari pada maranak namboru holan di
nipi, ibalos borutulangi muse, kawin halai dohot halak jawa, ambon
melayu...hahahaha...sada-sada narohania.
- Huentermaba...! jadi marappalan muse lalu tulisanon.
Enter...! Selamat Pagi Selamat Beraktivitas.
Tuhan noma napaboto-boto on sudeda.(rfs).
________________________________________________________________
Sumber : Situs Budaya Batak, lupa goarnaba dan info-info dari
Group Marsipature Ate-ate Nabe.
Alguba Sajo Pe Tie dan Rizki Hannisyah Siregar menyukai ini.
(Mangaligi Komunikasi Parjagal Ubat di Ari Poken di Sipirok Angkola)
__________________________________________________________________
"Marri...marri...marri...! ligi butuson dongan,
ligi bo tuson
boru tulang...! "TEMPEL DIMANA LOBANG, GOSOK DIMANA GATAL".
Ro botuson amang...ro botuson inang...kadas, kurap, pano, rasa-
rasa, gatal-gatal adong ubat na dison amang, adong ubatna dison
inang, ro botuson....ro botuson..."TEMPEL DIMANA LOBANG,
GOSOK DIMANA GATAL".
Kakakakaka...kkk...kkk...
Dongan ale dongan...demikian gambaran kata pembuka ni parjagal
ubat di Pasar Sipirok pada masa yang telah berlalu. Kata pembuka
ini biasanya diucapkan pada saat dagangan ubat mulai dipersiapkan,
sementara "si borutulang si jeges rupa bersama kaca mata hitamnya"
sedang membentuk suatu lingkaran batas dengan kapur dimana
penonton
boleh duduk atau berdiri.
Dongan ale dongan...!
Pernyataan ini belumlah dapat menarik
perhatian orang yang ada
disikitar tersebut, dan parjagal obat
tahu itu. Bagaiamana parjagal
ubat ini manggadis ubatnya adalah isi dari tulisn ini. Dan berikut
kelanjutannya :
__________________________________________________
"Marri...marri...marri...! ro bo tuson amang, robo tuson inang.
Ulang adong nakatinggalan...muda got mangan, tunda majo...!
muda
got mulak paitte majo...! "Marri...marri...marri...!
"TEMPEL DIMANA
LOBANG, GOSOK DIMANA GATAL".
Amang inang...! Ro botuson ro bo tuson. Adong hai oban indon :
"Ulok dibagasan poti. Poti nabisa marende, ulok nabisa manortor"
Marri...marri...marri...! ro bo tuson amang robo tuson inang...!
"TEMPEL DIMANA LOBANG, GOSOK DIMANA GATAL".
Kakakakaka...kkk...kkk...
Dongan ale dongan...! Ketika disampaikan ada "Poti nabisa
marende
dohot ulok nabisa manortor" maka para pengunjung pasarpun
mulai
melirik parjagal ubat, sementara siborutulang asistenpun
mulai
menujukkan senyum marjebur-jeburnya.
Pada saat yang sama akan ada yang duduk satu atau dua orang di
depan, setelah terlebih dahulu mangombus ombus parjugukan.
"Huh...huh...huh...! begitu bunyi ombus-ombusnya sambil
memfinishing dengan telapak tangan untuk kemudian darsat
di
jolo sampe potang.
Mengetaui keadaan ini, maka parjagal ubat tersebutpun akan
mulai menunjukkan gaya seolah-olah mau pakaluarkon ulok nabisa
manortor tersebut sambil berkata.
___________________________________________________
Aha dope amang inang...! ini obat bukan sembarang obat, obat
ini
obat mujarab yang di buat para ahli obat dan tidak dijual
di toko obat
"TEMPEL DIMANA LOBANG, GOSOK DIMANA GATAL".
Amang inang...! Dakdanak na cacingon, idoit lipan, idoit piongot,
iturbing manuk, iturbing ulok, adong ubat nai ison sude. Aha dope
inang tabusi bo...tabusi bo...tabusi bo. Ulang sappe manyosal
harana
poken nagotro tu poken na lain noma hami.
Aha dope amang,
aha dope inang...! "TEMPEL DIMANA
LOBANG, GOSOK DIMANA GATAL".
Kakakakakak...kkk...kkk...
Dongan ale dongan...! Setelah pernyataan diatas disampaikan
berulang
kali dengan fokus pesan pada sentuhan naluri ingin tahu
apakah benar
ada poti yang bisa marende dan ulok bisa manortor
maka penonton
(belum ada niat beli obat) mulai penuh.
Sementara
si borutulang asistenpun mulai berkeliling menunjukkan
obat
jualan satu putaran.
Begitu putaran selesai, maka akan ada
yang menunjuk tangan
sebagai pemberitahuan ingin membeli obat
tersebut. Dan si boru
tulang jeges rupapun memberikan obatnya sambil
menerima uang
pembayaran.
Dongan ale dongan...!
Agar obat ini terjual habis mulai
mengulang kata katanya dengan
gaya yang lebih serius sambil
menggeser saotik poti ni ulok nabisa
marendeon.
____________________________________________
Aha dope amang...aha dope inang...ta habis kon ubaton...! Ubat
segala
macam penyakit, panu, kurap kadas, gatal-gatal, rasa-rasa,
baro-baro,
cacingon, billokon, iturbing manuk iturbing ulok bisa
di obati sude...!
Amang inang...!
"TEMPEL DIMANA LOBANG, GOSOK
DIMANA GATAL".
Kakakakaka...kkk...
Dongan ale dongan...! Akhirnya obat ni parjagal obat pun
habis,
hepeng dapot ia. sedangkan waktu sudah sore. Motor tu huta-
huta pe
tirip terakhir noma, mau tidak mau yang manubusi obat
sanga inda
tarpaksa jonjong marsiap-siap got mulak tu huta nabe,
tu bagas nabe,
sementara poti nabisa marende dohot ulok nabisa
manortor nagot
liginon, naso ungada do tarida lopus sadarion.
Kakakakakaka...kkk...kkk..."
Kurang asam parjagal ubat. Nara be au manonton parjagal ubat
sakali nai", ninna rohai sambil mulak lepe-lepe haran ni naso
mangida
poti namarende dohot ulok namanortoron.
Kakakakakaka...kkk...kkk...halak sipirok...halak sipirok...
parjagal
ubat attong itonton hamu bia mai. Nasibmu dongan.
Aupe nian halak
Sipirok do au, tai nanggo dohot au manontoni
anggia, mangaligin sajo
do au.
___________________________________
TEORI KOMUNIKASI PARJAGAL UBAT
___________________________________
Dongan ale dongan...!
Jika ada diantara dongan ingin tahu lebih banyak
mengenai
- Biasi parjagal ubat umumna jago-jago makkuling
- Biade carana aso ditangihon halak iba makkuling
- Tolade marcita-cita jadi parjagal ubat
- Mardosa de parjagal ubat
Adalah kelanjutan ni tulisanon. Tulisanon akan coba dihubungkan
dengan macam teori komunikasi dari para pakar komu nikasi
saulakaon. Botima.
Selamat pagi selamat beraktivitas. Hidup parjagal ubat Sipirok...!
Berikut video pendukung :
(Melihat Budaya Batak Tentang Cara Mendirikan Suatu Huta)
_______________________________________________________________
Dongan ale dongan...! berikut beberapa pertanyan yang timbul
dalam diri saya tentang huta-huta di Tapanuli, khususnya
di Angkola :
- Mengapa huta-huta di Tapanuli tidak menyatu ?
- Mengapa satu marga ada dibeberap huta ?
- Mengapa pula hampir disetiap huta ada haruayanya ?
- Bagaimana cara mereka membagi-bagi tanah di Angkola
- Mengapa saya tidak kebagian ?
Kakakakaka...kkk...ada-ada saja, adong-adong sajo. Lainnya :
- Apa yang disebut dengan bona bulu, dan Harajaon bona Bulu ?
- Bagaimana bisa tercipta suatu daerah harajaon
- Bagaimapula maksudnya istilah orang kaya huta
Dongan ale dongan, untuk menjawab pertanyaan di tas makanya saya
coba buat tulisan. Yah...hanya sekedar ingin tahu.
___________________________________
DALIHAN NATOLU (DNT) MARPOKAT
___________________________________
Dongan ale dongan...! seperti kita ketahui, para nenekmoyang kita
dulu yang hijrah ke Sipirok adalah sekelompok orang. Apakah pada
saat mereka Hijrah mereka sudah punya "Dalihan Natolu", saya tidak
tahu persis.
Dipikiran saya, seiring dengan berjalannya waktu dalam sekelompok
orang masyarakat akan menjadi lebih banyak begitu juga persoalnnya
akan bertambah banyak, hingga cukup logis untuk menentukan dua
pilihan :
1. Sekelompok masyarakat terus berpindah-pindah sampe lojaan
2. Sekelompok masyarakat memutuskan sebagian dari mereka yang
pindah, dengan alasan tertentu.
Dongan ale dongan , karena sudah terbentuk sekelompok masyarakat
maka dengan sendirinya "Dalihan Na tolu" akan ada dilingkungan
masyarakat tersebut, yaitu :
1. Suhut Marhamaranggi
2. Anakboru, yaitu pihak pemberian boru
3. Mora, yaitu pihak penerima boru
DNT inilah yang kemudian punya peran besar, dalam kehidupan
kelompoknya, untuk menentukan apakah huta perlu dikembangkan
atau tidak.
____________________________________________________
SYARAT SUATU TEMPAT UNTUK DIBANGUN SUATU HUTA
____________________________________________________
Dongan ale dongan ada tiga syarat utama dari suatu tempat/
wilayah untuk dapat dijadikan suatu huta :
1. Bisa tumbuh Pohon Beringin (Haruaya).
Pohon beringin pada masa lampau merupakan hal yang sangat penting,
karena pohon beringin erat hubungannya dengan budaya dalihan natolu,
karena itu terkenallah istilah "Haruaya Mardomu Bulung".
2. Bisa tumbuh Pohon Bambu
Pohon bambu juga erat hubungannya dengan budaya batak, hal ini kita
ketahui dari istilah, "Bulu Hait Mandudung" (Tentang artina, aupe napo huboto)
3. Bisa Tumbuh Sirih atau burangir juga menjadi hal yang penting tidak saja
pada masa lampau, bahkan sampai sekarang. Dalam adat batak ada
istilah "burangir na naharpean na marjungjungkon hayu jalakan"
Pada salah satu situs budaya batak dikatakan, "Apabila ketiga
jenis tanaman ini tumbuh dengan baik merupakan suatu pertanda
bahwa tempat itu dapat dijadikan huta, seandainya tidak mau tumbuh
maka tempat itu ditinggalkan.
_____________________________________________________________
CARA MANETAPKON PARBAGASAN, PARSABAAN DOHOT KOBUN
_____________________________________________________________
Dongan ale dongan, setelah ditetapkan suatu tempat pantas
untuk didirikan huta, maka :
- Didirikanlah rumah disekitar dimana haruaya, bulu dan burangir
tersebut tumbuh.
- Ditetapkan wilayah tertentu untuk dijadikan persawan ataupun
perkebunan/parkobunan.
- Mereka yang mendirikan huta inilah yang disebut "Sipukka Huta"
dan hal ini sangat dihargai pendatang kemudian, karena itu
adat da budaya huta tersebutlah pula yang di ikuti pendatan.
_______________
SALIPI NATATAR
_______________
Dongan ale dongan...! karena sipukka huta ini cukup dihormati
atau dihargai dalam satu lingkungan masyarakat :
- Sipukka hutalah yang berhak/berwenang dalam memnentukan dimana
seseorang akan mendirikan rumah, membuka sawah atau kobun.
- Tempat rumah, sawah atau kobun yang diberikan inilah yang di
maksud dengan "Salipi Natatar"
- Salipi natatar ini tidak boleh dijual, karena akan diberikan
pada orong yang akan menetap tinggal di huta tersebut.
____________
BONA BULU
____________
Dongan ale dongan...!
- Jika dalam suatu huta telah memenuhi unsur, kahanggi (yang
membuka huta), anakboru (bersama kahangginya) dan mora (bersama
kahangginya) serta parripe (orang-orang yang datang setelah huta
di buka) maka huta tempat mereka tinggal tersebut disebutlah
"Bona Bulu"
- Status bona bulu dalam suatu huta, tidaklah ada dengan sendirinya
tapi ha rus diresmikan juga melalui acara adat tertentu.
- Setelah status bona bulu resmi sesuai ketentuan adat maka "Bona
bulu" bisa melaksanakan adat secara berdiri sendiri.
- Untuk melaksanakan adat berdiri sendiri ini, maka bona bulu
juga harus membentuk apa yang disebut dengan "Sitiop gagang dan
sitiop adat dohot uhum". Mereka adalah :
1. Harajaon yaitu mereka sipukka huta
2. Hatobangon yaitu perwakilan-perwakilan dari huta
_______________________
HARAJAON BONA BULU
_______________________
- Terpenuhinya suatu unsur untuk disebut "Bona Bulu" dan terjadinya
perkembangan masyarakat maka terbentuklah harajaon bona bulu.
- Disebut Harajaon Bona Bulu karena huta yang berkembang tersebut
melibatkan anak boru bona bulu dan mora bona bulu.
- Harajaon ini/rajalalah yang paling mengetahui tentang pelaksanaan
adat dan uhum (Hukum).
- Pelaksana ada dan uum in i disebut juga dengan "orang Kaya Huta"
___________
Kesimpulan
___________
Dongan ale dongan...!
- Sungguh hebat Budaya Batak itu, tidak ada kejadian yang terjadi
dengan sendirinya, selalu ada alasan. Dan alasan-alasan yang tidak
kita ketahui inilah salah satu alasan pula mengapa sebagian orang
batak tidak menyukai habatakannya.
- Dengan selesdainya tulisan ini, maka pertanyaan dalam diri saya terjawab sudah, meskipun dengan sangat sederhana (Tanpa bertanya pada orang huta/hanya dapat
dari internet).
- Kiranya dengan diketahuinya informasi ini, rasa cinta kita pada
tano hatubuan lebih tinggi. "Kalau bukan kita yang mencintai huta
hatubuanta, siapa lagi".
Hahahahahaha....Botima.
Enter...! Selamat Pagi dan Selamat Beraktivitas.
__________________________________________________________________
Sumber : Macam situs Budaya Batak.
Taufiqrahman Harahap, Linda Demar Parlindungan Hutasuhut dan 5 orang lainnya menyukai ini.
#SELAMAT PAGI TAPANULI#
(Memahami Cara Marpikir menurut Konsep Suku Batak)
_______________________________________________________________
Dongan ale doangan...! yang mau saya sampaikan lewat tulisan
ini adalah proses atau cara berpikir menurut konsep Batak. Tujuanya
untuk dapat kita pahami bersama sekaligus laksanakan bersama jika
memang cara ini cocok untuk para dongan-dongan.
Sistematika pemahaman tulisan ini akan saya urutkan sbb :
- Logika Menurut Konsep Batak
- Nilai Kehidupan (Ruhut-ruhut Ni Parngoluan)
- Si Jengger Jolo
_________________________________________________________________
Logika
_______
Logika sebagai acuan pasti untuk menentukan sesuatu itu benar atau
salah, atau masuk di akalnya sesuatu atau tidak digambarkan dengan
pernyataan sebagai berikut :
"Aut so ugari naso boru Hutasuhut do (penyesuaian-pen) na manabuhon au,
dang martulang au tu Hutasuhut".
Dongan ale dongan...! pernyataan diatas tentunya cukup logis sesuai
dengan aturan adat. Karena itu, tulang kita (Utamanya dipanggil tulang/
adik atau abang ibu) sudah pasti semarga dengan ibu kita.
Kata lainnya, jika adik/abang dari ibu kita dipanggil Uda, maka
logika menjadi salah dan aturan adatpun jadi salah.
________________________________________________________________
Nilai Kehidupan (Ruhut-ruhut Ni Parngoluon)
_____________________________________
Dongan ale dongan...! Logika konsep batak ini dipikiran saya
tentu ada hubungannya dengan kehidupan yang berarti/berguna. Bahkan
bisa dibilang untuk tujuan kehidupan (Ruhut-ruhut ni parngoluan) inilah
diperlukan logika itu dan hal ini sangat jelas tergambar melalui
ungkapan/umpasa :
- Pantun marpangkuling bangko ni anak na bisuk.
(Patut dalam berbicara, tanda orang bijak).
- Donda marpangalaho, bangkoni boru na uli.
(Santun dalam peringai, tanda perempuan yang cantik).
- Pantun hangoluan, tois hamagoan.
(Kapatutan menjamin keselamatan hidup, hidup sembarangan, alamat
celaka).
_________________________________________________________________
Si Jengger Jolo
________________
Dongan ale dongan, dongan boru ni tulang...! cara berpikir sesuai
konsep halak hita, menurut saya tergambar juga lewat syair berikut :
Dilakka doppak julu inang, jenger-jengger
tinaili doppak pudi inang, jengger-jengger
Sijengger jolo, si jengger jolo
sijengger jolo...jolo...jolo da inang
Jolo manat marpikir inang, jengger-jengger
unang adong panolsolian, inang jengger-jengger
Sijengger jolo, si jengger jolo
sijengger jolo...jolo...jolo da inang
Lakkitang gabe hapur inang, jenger-jengger
na hinilang gabe mabur inang, jengger-jengger
Sijengger jolo, si jengger jolo
sijengger jolo...jolo...jolo da inang
Jolo ni dilat bibir inang, jengger-jengger
ulang asal mandokkon hata inang, jenger-jengger
Sijengger jolo, si jengger jolo
sijengger jolo...jolo...jolo da inang
Dongan ale dongan...! Uraian diatas jelas memberi gambaran bagi
kita, bahwa dalam setiap perbuatan selalulah menggunakan pikiran dan
pikiran ini seharusnya dillaksanakan sebelum suatu perbuatan dilak
sanakan.
Berpikir sebelum melakukan sesuatu inilah menurut hemat saya
yang dimaksud dengan "Si Jengger Jolo" sehingga kita terhindar dari
panolsolion (Unang adong panolsolion inang, jenger-jengger).
Cara pelaksanaannya digambarkan dengan "Tinaili Doppak Pudi"
artinya kita harus berpikir kebelakang jika sesuatu harus dilakukan
dalam hal ini tentu yang dimaksud effek dari suatu perbuatan.
Jika kita tidak berpikir kebelakang (Tinaili doppak pudi) maka
bukan tidak mungkin "Yang sudah ada menjadi tidak ada" atau na nihilang
gabe mambur. Hal lainnya yang ditekankan dalam proses berpikir ini
adalah adanya persesuaian antara apa yang dipikirkan dengan apa yang
diucapkan karena itu dingatkan pula "Ulang asal mandokkon Hata".
_____________
Kesimpulan
_____________
Dongan ale dongan...! uraian-uraian diatas memberi saya gambaran :
- Sungguh tinggi nilai budaya batak itu, bagaimana cara berpikirpun
di ajarkan pada kita. Karena itu, jangan kiranya kita mengira orang
dahulu itu yang mungkin tidak mengalami sekolah formal adalah bodoh.
- Menjadi masuk diakal, ada hal-hal tertentu yang terjadi pada
masa lampau dan tidak bisa dipecahkan orang pada masa sekarang.
- Semoga kita semua menjadi orang-orang yang selalu mendahulukan
pemikiran sebelum bertindak, sehingga tidak timbul penyesalan.
- Dan sebagai pengingat mari kita selalu ingat "Si Jengger Jolo"
Musik sekali lagi pargotci, aso ginjang tulisanon :
_________________________________________________________________
Dilakka doppak julu inang, jenger-jengger
tinaili doppak pudi inang, jengger-jengger
Sijengger jolo, si jengger jolo
sijengger jolo...jolo...jolo da inang
Jolo manat marpikir inang, jengger-jengger
unang adong panolsolian, inang jengger-jengger
Sijengger jolo, si jengger jolo
sijengger jolo...jolo...jolo da inang
Lakkitang gabe hapur inang, jenger-jengger
na hinilang gabe mabur inang, jengger-jengger
Sijengger jolo, si jengger jolo
sijengger jolo...jolo...jolo da inang
Jolo ni dilat bibir inang, jengger-jengger
ulang asal mandokkon hata inang, jenger-jengger
Sijengger jolo, si jengger jolo
sijengger jolo...jolo...jolo da inang
______________________________
Kakakakaka..kkk...kkk.....
Selamat Pagi Sasudena...! Sasudena Selamat Pagi...!
______________________________________________________
Ningsih Oktavia dan Khairul Adi Putra Siregar menyukai ini.
(Untuk Kebijaksanaan Hidup-Belajar pada kejadian)
___________________________________________________
Si Buaya :
Biado Cap, manyogot-nyogot dope mamanokoi hamu, mangopi jo...!
anggo saba i napala tudiai, leng nai isi mai.
Si Cap :
Ho da Buaya, anggo magopi nanggo pala lupa au isi. Cuma ipasidung
majo namanotorion, baru mangopi.
Si Buaya :
Pakkur baru huida anggia-i, masadia sannari arga ni
pakkur cap Buaya on ?
Si Cap :
Sadia muse mehe pola anggia, anggo cap na sajo ita busi, mura doi.
Nagodangi argana buaya na on do...!
Si Buaya :
Hahahahaha...ho peda cap, ise muse dehe anggia parlopo manggadis
cap ni pakkur. Ulang paoto-oto au anggia.
Si Cap :
Ise muse paoto-otoho...! Dia...dia...majo bulu indu bo. Naung
ipitcuri i, geserkon tuson batu na godangi sakalian, aso
husoldopkon jo tu totoranon.
Si Buaya :
Tiop bo...! madung...? aso hubismillahon.
Si Cap : Madung...!
Si Buaya :
Ena...! nabia deho, nama biar deho. Togos tiop, ulang
geser attong...! Pa pinda ulumi. Madung...?
Si Cap : Madung...!
Si Buaya : Tiop majo anggo songoni, aso kehe jo mangopi ate ?
Si Cap : Botul maho buaya ba...!
Si Buaya : Ena cap...!
Si Cap : Ah...Buaya...!
Si Buaya : Cap...! le
Si Cap : Buaya...! le
Si Buaya : Cap...!
Si Buaya : Buaya...!
Si Buaya : Cap...!
Si Buaya : Buaya...!
____________
Kesimpulan
____________
Dongan ale dongan...!
Jika kita mau belajar pada suatu kejadian, maka saya berpikir
ada satu pelajaran yang di dapat dari "Cara manotori Pakkur" yaitu
suatu proses penyesuaian berulang-ulang/memperbaiki/merapikan/
mempaskan/menyeimbangkan/sesuatu sehingga persis seperti yang di
inginkan.
Hubungannya dengan kehidupan, maka untuk mendapatkan apa yang
di inginkan, kita juga perlu menyesuaikan dengan keadaan (adaftasi),
pada macam hal, termasuk kebudayaan dimana kita merantau, pada
keluarga dimana kita penompang, pada suami bagi serorang istri atau
sebaliknya.
(Sebagai Pengingat Pada Masalah Keluarga)
___________________________________________________
Si dua, dua....aaaaaa. Si tolu, tolu....uuuu. Soootung lupa ho ito...oooo,
di padatta na togu....uuu". Demikian lantun ito Evi Sinaga dalam salah
satu lagu batak yang berjudul "Si dua-dua".
Mengiringi suara merdunya ito ini, membawa saya pada suatu pemikiran
betapa indahnya kasih sayang. Dan kasih sayang ini tak jarang menciptakan
suatu janji yang secara umum bisa saja kita sebut "Janji Sehidup Semati".
dan dalam sastra batak bisa pula kita sebut "Padaatta na togu".
Dongan ale dongan...! Hidup terus berlangsung, macam tantangan hiduppun
kadang tak dapat di atasi sehingga tak jarang pula "Padatta Natogu" itu antara
dua anak manusia yang sebelumnya pencinta perdamaian menjadi pencinta
paporangan.
Jika hal ini ada dalam satu keluarga, caci mencaci antara suami istri
menjadi hal yang biasa, ingkar janji, bohong sana sini, saling merendahkan
martabat keluarga, marsisipakan, marsiancaman juga menjadi bagian dari hidup.
Karena itu, cukup banyak pula yang mengahiri "Padatta Natogu" itu di meja
pengadilan. "Marsirang Noma Hita" hata penutupna. Tok.. .tok...tok...ning
hakimi tolu kali, tanda sirang na.
Dongan ale dongan...! Jika ada diantara kita yang mengalaminya, mungkin
perlu kembali menganalisa, mengingat "Padatta Natogu itu" padatta yang
terucap di parsobanan, di patcut paradian, di aek lappesong, aek siguti
sangape di galanggang partandangani, di aek si jornih atau simago-mago,
hingga keharmonisan keluarga kembali terjaga , kembali pada holong
mangalap holong donganku, itoku dan borutulangku.
Indah syairnya sebagai bahan pengingat :
Suami :
Ai dang tarlupahon au ito
tikki na dihutai...iiii
uju rap mar meam-meam hita
di tikki naposoi....iiii
Istri :
Tung man sai sonang marlojong-lojong
di haol ho au sian pudi...iiii
dang natar lupahon au ito
hu ingot do sudenai...iiii
Suami :
Ai hurippodo ito
naung lupa ho disi...iii
tikki diparsobanani
uju roma rimbusi...iii
Istri :
Tung mancai gomos do hu haol
asa tung las hita na dua...aaa
sai tong do hu ingot hasian
tikki di parsombanani...iii
Dongan ale dongan, demikian stimulinya, hingga kita dapat kembali pada
keharmonisan keluarga. keharmonisan dalam holong-mangalap holong.
"Sotung lupa ho ito di padatta na togu, haholongi au saiyas ni roham".
Demikian Renungan malam saya kawan :
Semoga tulisan ini memberi manfaat, sebagai mengingat untuk pemecahan
suatu masalah pada masa-masa mendatang, jika memang ada masalah.
Sebagai penutup malam :
Singgkap najumolo
pisang si holan namarbari
Ue marsirang nama jolo
bodari songot taulahi
Dongan ale dongan...! Selamat Borngin.
Ito boru ni tulang...! Selamat Malam.
#SELAMAT PAGI TAPANULI#
(Mangaligi Proses Panabalan Raja Panusunan Bulung
Adat Tapanuli Bagian Selatan
Oleh Raja-Raja Luat Taon 98)
_______________________________________________________________
Dongan ale dongan...! hurang lobi 14 taon naung salpu, adong
sada peristiwa penting manurut au na tarjadi di Tapanuli Selatan
ima proses markumpulna Raja-raja Panusunan Bulung se Tapanuli
Selatan (sian desa na ualu= delapan arah mata angin) di Bagas Godang
Janji Mauli.
Tujuan parsuoan on bukan tidak mungkin sebagian dari pada dongan
madung mamboto dohot punya pandapot sandiri. Sebagian nai bukan
tidak mungkin pula napodo mamboto harana menek dope pada saat kajadianon atau satonga mamboto dope.
Tu dongan naung mamboto, patenang madisi. Tu dongan naso mamboto
ketale tarpasiajari aso rammamboto. Tu nasotanga mamboto,
anggap ma anggia tulisanon satonganai aso jadi sada par binotoani.
Kakakakakaka...kkk...nada bedattong, biasi tong, tong drum, biasi
na drum tong, olottong, ketalettong, mangan tong...tong mangan tong.
Hahahahaha...nanggo jadi bennon tulisanon, anggo pupu martata.
Indon titik .. tapulaimaba.
___________________________________________________
Niet Dohot Tujuan Penabalan Raja Panusunan Bulung
___________________________________________________
* Niat :
Dongan ale dongan, hasil tangkap saya dari hasil mendengar CD
Manyunggul Parmudaron oleh Odang S, maka yang berniat adalah
Bapak Sutan Baharudin yang kemudian dikenal dengan gelar "Oppu
Daulat Raja Tuan Tua Patuan Nagaga Nadjungal".
* Tujuan :
Pature anak dohot boru se Tapanuli Selatan.
Komentar Saotik :
"Salaklak sasikkoru, sasanggar saria-ria. Saanak dohot saboru
suman songon namarsada ina" ima hata adatta na paboahon bahaso
porluna hita saling marsipaturean di hangoluanon.
___________________
Proses Pelaksanaan
___________________
Dongan ale dongan, setelah diketahui cara paturehon anak dohot
boruon oleh yang punya niat maka :
1. Mangundang/marottang Raja Raja Luat
Berikut kutipannya : "Di ari-ari naung salpu, Oppui Daulat Raja
Tuan Tua Patua Nagaga Nadjugal madung mangundang raja-raja di
luat ni Tapanuli Selatan dohot tujuan mangadahon halal bil halal,
lalu manjongjongkon parsadaan anak ni raja-raja.......Tarmasuk
disi nadohot di undang :
- Sormin dohot Dongoran, Silalibo Siagian dst (bagi yang
berminat, kata-kata proses mengundang ini ada di
"angkolafacebook.blogspot.com, Hal Adat dengan judul Tabo di baca
dan perlu)
2. Marlugut Raja-Raja Luat Na di Undang di Sopo Godang
- Setelah semua yang di undang hadir, maka dimintalah pendapat dari
masing-masing Raja-Raja Luat mengenai setuju tidaknya pengangkatan
dari Raja Panusunan Bulung (Raja Umum/katua) di Tapsel dengan calon
Tuan Tua Patuan Nagaga Nadjugal.
- Asumsi saya semua (atau bisa jadi sebagian besar/tidak tahu persis)
menyetujui pengangkatan tersebut. tentunya dengan alasan masing-
masing. (Khobar persetujuan ada di CD Manyunggul Parmudaron)
___________________________________
Pangangkatan Raja panusunan bulung
___________________________________
Dongan ale dongan...! Setelah Raja Panusunan Bulung desetujui/
disepakati, maka :
1. Pelaksanaan Adat Panabalan Raja Panusunan Bulung
Dilaksanakan sesuai dengan ketentuan tentunya.
2. Pemberitahuan Pada Masyarakat Tapanuli Selatan
Setelah selesai pengangkatan tersebut, maka diberitahukanlah pada
masyarakat Tapanuli Selatan.
__________________________
Kesimpulan Dohot Sapa-sapa
__________________________
Kesimpulan :
- Sungguh tujuan pengangkatan Raja Umum ini bertujuan bagus.
- Sungguh persatuan di Tapanuli Selatan itu kokoh
Sapa-sapa :
- Apakah tujuan pature anak dohot boru ini sudah tercapai ?
- Dipikiranku mulai sian najolo, nasarupo beteng do Raja-raja
di Tapsel sampe tu anak-anakna, haran ni tarkenalma istilah
"Hita Sude Anak-anak ni Raja". Dengan adanya acara on biasi
au merasa Kerajanku Bagas Nagodang Sipirok seperti berada di
bawah Kerajaan Bagas Nagodang Janju mauli ? Hahahahaha...
- Molo huligin, CD acara panabalan Raja Umum on nagodangan
narohakku anggaran ni-iba. Bayangkon ma anggia jolma na saka
bupaten tarlibat. Sian dia de hepeng ni i anggia.
- Biasi calon Raja Umum Raja Panusunan Bulung on cuma sada,
padahal dipikiranku satiop daerah adongdo Raja Panusunan
Bulungna ?
- Kesan dipikiranku Istilah "Nagaga Na Djugal" telah mengurangi
makna dari "Oppu Daulat Raja Tuan Tua Patuan".
- Pengurangan makna ini/pertentangan istilah ini menimbulkan
pertanyaan, apakah arti sebuah nama bagi halak Tapanuli
Selatan ? Hahahahahaha...
_____________________________________________________________
Demikian dongan-dongan informasi dan pemahamanku, mengenai
proses penabalan tersebut. Semoga bermanfaat bagi kita semua
untuk tambahan pengetauan. Paling tidak aso rap mamboto hita
aha na tarjadi disaat hita menek dope.
Enter...! Selamat Pagi dan Selamat Beraktivitas.
______________________________________________________________
Cat :
*Sumber tulisan CD Odang Production, informasi internet,
cerita teman dan orang tua.
* Sampai 1 Januari 2013 dilihat 52 kali
(Melihat Sejarah ni Parmarga Lubis)
___________________________________
Dongan ale dongan...! untuk dapat memahami apa, siapa dan
bagaimana Namoro Pande Bosi bukanlah hal yang mudah. Hal ini
disebabkan :
- Pengetuan sejarah kita terlalu sedikit
- Banyaknya versi cerita yang bukan tidak mungkin telah di
dipengaruhi pendapat pribadi penulis sejarah tanpa dukungan
fakta atau sumber yang kuat
- Terbatasnya buku-buku sejarah ni halak hita
- Istilah/nama Namora Pande Bosi itu sendiri juga cukup banyak
ditemukan pada marga-marga lain di luar marga lubis.
Dongn ale dongan...! pada pagi hari ini saya ingin melihat/
menyajikan informasi untuk para dongan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan "Namora Pande Bosinya Marga Lubis".
Untuk lebih mudah dipahami, penulis menyajikan dengan
beberapa subjudul dalam bentuk pertanyaan :
_______________________
Siapa Namora Pande Bosi
_______________________
- Namora Pande Bosi adalah nenek moyang orang Mandailing.
- Namora Pande Bosi berasal dari Bugis di Sulawesi Selatan.
- Dalam tarombo marga Lubis yang disusun oleh Raja Junjungan pada
tahun 1897, ada juga tercatat bahwa nama isteri Namora Pande Bosi
ialah Boru Dalimunte Naparila, artinya puteri Dalimnte yang pemalu.
- Ada juga yang mengatakan Namora Pande Bosi isterinya bergelar
Nan Tuan Layan Bolan
- Namora Pande Bosi ini diperkirakan ada pada jaman Surya 946
atau sekitar 1024 M.
- Ada juga yang menyebut pada Zaman eskpansi Majapahit tahun Caka 1287
(1365 M) karena Gajah Mada mengetahui suatu kerajaan Mandailing yang
tentunya dipimpin oleh seorang terkemuka, diperkirakan adalah
Namora Pande Bosi
_______________
Dimana Makamnya
_______________
- Namora Pande Bosi meninggal dunia dan dimakamkan di Hatongga,
Hombang Bide
- Makamnya ditemui pada tahun 1963 ditengah pesawahan penduduk
- Makam tersebut berada kurang lebih 2km jauhnya dari Jalan Raya
Lintas Sumatra yang melalui desa Sigalangan.
- Perencanaan pembangunan jalan dan Balai Makam Namora Pande Bosi
telah berjalan selama 34 tahun dari tahun 1963 sampai sekarang
- Jalan sepanjang 1.6 km menuju ke makam itu, telah dibina.
Tinggal 232 meter lagi yang perlu dibangunkan.
___________________________________
Apa Bukti Bahwa Beliau Pernah ada
___________________________________
- Brandes seorang sarjana Belanda, meneliti suatu patung
patung batara Lokanatha yang berasal dari kerajaan Gunung tua
(Padang Lawas) sekitar tahun 1887
- Pada patung tersebut tertulis, ""Heil" Caka-jaren verloopen 946,
in de maand Caitra op den derden dag van lichte helft dan de
maand of vrijdag, toen heeft Surya, de meester smid did beeld
van den, Heere Lokanatha vervaardigd..."
- Terjemahan bebas ke bahasa Indonesia demikian: "Dirgahayu
Tahun Caka 946 bulan Caitra, hari ke-3 bertepatan Juma'at
dewasa itulah Surya, panda besi, selesai mengukir (patung)
batara Lokanatha ini..."
- Pada salinan bahasa Belanda istilah meester smid, yang artinya
tidak lain pandai besi, yang sebagian orang menyebutnya
Namora Pande Bosi.
_____________________________________
Bagaimana Keturunan Namora Pande Bosi
_____________________________________
- Si Langkitang dan Si Baiting adalah anak dari Namora Pande Bosi.
(Putra Kembar).
- Si Alogo Raja Partomuan adalah anak dari Si Baitang
- Namora Pande Bosi dan isterinya yang bergelar Nan Tuan Layan Bolan
mendapat dua orang anak lelaki yang diberi nama Sutan Borayun dan
Sutan Bugis.
___________
Kesimpulan
___________
- Dengan mengetahui sejarah ini, maka saya menjadi lebih paham mengapa
sebagian orang Mandailing tidak mau menyebutnya dirinya orang Batak
(Tentunya ada versi lain yang menyebut mereka adalah orang Batak).
- Maka saya pribadi lebih percaya bahwa keturunan Silakkitang Sibaitanglah
yang menjadi penduduk/masyarakat Mandailing dan sekitarnya.
- Bagi para kawan khususnya marga Lubis, jika rezeki dongan terbagi apa salahnya, jalan ke pemakaman tersebut diselesaikan. Anggo tarbagi doda anggia.
- Demikian info dan pendapat saya para kawan, silakan diberi pendapat,
saran atau krtik pada tulisan sehingga dapat lebih disempurnakan (Jika
ada tentunya, jika tidak, jempol ajapun udah patenla itu). Hahahaha...
Selamat Pagi dan Selamat Beraktivitas. Baen hamu nakarasnai dongan
parmarga Lubis.
Enter...! Selamat Pagi Para Kawan, Selamat Beraktivitas....!
_________________________________________________
Cat :
* Sampai 1 Januari 2013 dilihat 32 kali
(Mencoba Memahami Istilah Duka Cita Dalam Bahasa Batak-Tapsel)
_______________________________________________________________
Dongan ale dongan...! pada pagi hari ini, saya ingin mengemu
kakan pemahaman saya pada beberapa istilah halak hita yang berhubungan dengan "Siluluton=Urusan Duka Cita". Dengan tujuan untuk
kita koreksi bersama hinga kita terhindar pula dari partangkangan
bersama.
Hahahaha...apa iya ya, partakkangan bersama disebabkan
pemahaman kita yang tidak sama ?
Dongan ale dongan, molo dipardiatehon, istilah halak hitai adong
momo dipahami, adong muse na susa. Istilah "Malean au ba" momo dipa
hami. Tai molo "Marngaruk butuhai" anggo narohakku bisa doi haran ni
male, tai bisa muse haran na mahatcit butuha.
Bia muse dohot istilah
"Boltokku marreuk" dohot "Butahakku Markaroncong ?" Hehehehe...
Markaroncong...! naso tidak-tidak do istilah munuba katua kapala.
Mattak hita martata, berikut beberapa istilahnya :
______________________________________________
Dalam salah satu firman Allah swt, adong mandokkon : Tiap-tiap
yang bernyawa itu pasti akan mati. Dan jika kematian sudah datang
maka sedetikpun tidak dapat dipercepat, sedetikpun tidak dapat
diperlambat. Innalillahi wa inn ailahi rojiun.
Pemahamanku :
- Ajal di ibaratkon songon "Udan sangape angin".
- Ajal (tanda-tanda) bisa dihindari dengan cara berobat
bagi yang sakit, hati-hati bagi yang bawa kendaraan
- Begitu juga udan dan angin tetap bisa dihindari.
Karena itu, istilah "udan Nasohasaongan, angin naso hadingdingan"
sama maknanya dengan umur naso tarambat.
______________________________________________________
- Dakka dalam satu keluarga besar bisa jadi disamakan dengan ayah
atau suami yang memang tempat bergantung=kekuatan. M. Nasir Rambe
mengatakan, "Nabahat labo ni aya, inganan ni tua sahala. Namarorot
tondi ni anakna".
- Karena itu, istilah "Masopakma Dakka" bisa digunakan oleh seorang
anak pada ayahnya atau istri pada suaminya. "Hancur matano pasijong-
jongan, magotap matali parsigantungan. Inda dong halak napature
au, pas noma au namapultak sian bu lu" lanjut si Rambe dalam lagu
yang berjudul "Mapultak Sian Bulu".
________________________________________________________
Masursur ma Tano Sidegeon/Hancur matano parsijongjongan
________________________________________________________
- Tano bisa jadi dalam hal ini adalah tempat/dasar/landasan dari
setiap orang di kehidupan ini.
- Karena itu istilah "Masursur ma Tano Sidegeon" hilangnya seseorang
sebagai tempat kita berpijak dan dalam hal ini bisa jadi dari anak
pada orang tua, dari adik pada abang atau istri pada suami atau hal
yang lebih umum/pada siapa kita bergantung.
______________
Mittopan Api
______________
- Simbol api bisa jadi tepat di ibaratkan pada wanita/istri dalam
satu keluarga, karena mereka yang memberikan kehangatan/cahaya/
penerang dalam satu keluarga. " Ya Allah ya robbi, patabahma
rohakkon, inda guna disosali tu i se nakkan didokkon. Pandokkon
ni natobang sian bulu do garigit. Hupikir tu bolakang parsarakan
naung hatcit. Sannari husadari, nung au mittopan api". ninna.
- Karena itu, istilah "Mittopan Api" adalah istilah seorang suami
yang memberitahu istrinya telah tiada (Meninggal)
_______________
Maponggol Ulu
_______________
- Ulu, sudah memberi gambaran sesuatu yang penting karena dari
dari sana (Ulu/pimpinan) kehidupan satu keluarga dijalankan.
- Karena itu, istilah "maponggol ulu" adalah istilah seorang istri/
keadaan yang telah kehilangan suaminya.
_____________________
Matalpok diharapotan
_____________________
- Harapotan dipikiran saya adalah muda/poso/baru martunas jika
dihubungkan dengan tanaman/tumbuhan. "Tumbukma tolu bulan, au nung
marbagas. Baruma tubu silalat hami suan, tanda na giot ro manamasa.
Roma hape udan na hasaongan, songoni alogo naso hadingdingan...
ipataru halak maho mudurrudur...".
- Karena itu istilah Matalpok diharopatan adalah istilah istri
pada suami yang meninggal dunia.
__________________________________________
Kesimpulan, Keinginan dan Permohonan Maaf
__________________________________________
- Dari segi sastra, jelas telah memberi gambaran bahwa bahasa
Tapsel itu kaya dengan pengistilahan.
- Senang jika ada yang ingin menambahkan pengistilahannya.
- Mohon maaf jika tulisan ini ada yang menyinggung perasaan
para dongan ataupun adik atau koum lainnya.
(Percayalah kawan, setiap status yang saya kirimkan karena
niat baik dan untuk pengetahuan bersama, khususnya tambahan
pengetahuan para adik-adik di FB ini).
Hehehehe...
Enter...! Selamat Pagi Selamat Beraktivitas. Mari sama kita
gunakan usia kita ini untuk hal-hal yang positif sebelum
geleranta dipataru halak mudur-udur.(rfs)
#SELAMAT PAGI TAPANULI#
(Mangaligi Campur Tangan Ni Tuhan dohot
Parbuatan ni Jolma
tu Terjadina Bencana Alam)
_______________________________________________________________
Dongan ale dongan...! keta rap tatangihon khobar ni namar
porebanon mengenai masalah campur Tangan ni Tuhan dohot jolma
tu terjadina bencana alam :
_______________________________________________________________
Anak Namboru :
Sannari songonon Boru Tulang...! Marap tabotobe bahaso dalam 7 taon
terakhir on, nabahatdo tarjadi bencana di negarattaon, tak terkecuali di huta hatubuanta, huta hagodanganta. Bia pandapotni Boru
Tulangi ?
Boru Tulang :
Anak Namboru...! molo berbicara mengenai bencana alam on, berarti
berbicara mahita mengenai " pandangan ni jolma tu alamon". Sian hasil
marsiajar pandangan ni jolma tu alam :
1. Alam on tarjadi dengan sandirina, inda diciptahon Tuhan. Haran ni-i,
tarjadi pe bencana alam peristiwa alami doi. Hata sikolana, idokkon
pandangan "Naturalisme". Pandangan ni naso martuhan. Tarsongonima.
2. Pandangan "Supernaturalisme". Ison attong jolma marpandangan
bahaso alam on memang ciptaan ni Tuhan (Teologis ninna) Terhadap pandanganonon Anak Namboru adong muse dua pandangan...!
_________________________________________________________________
Anak Namboru :
Kakakakaka...kkk...! Hebat, "Dua pandangan dalam satu pandangan" on
dope hubegei br. Tulang. Ah...tolema. Hebat hepeng bahat. Idiama 2
pandangan nai ?
Boru Tulang :
Pandangan 1, porcaya do jolma Tuhan menciptahon alam on, tai setelah
alam tercipta, Tuhan inda tarlibatbe dalam segala sesuatu natarjadi
di alam. Madung adong hukum alamna. Haran ni i alam mardalan dengan
sendirina. Hata sikolana Anak Namboru "Pandangan Deisme". Setelah
iciptahon Tuhan alam on, kehe Tu hani. I ma hata lainna.
Pandangan 2, idokkon "Pandangan Monoteisme". Jolma porcaya berdasarkon
keyakinan agama bahaso Tuhan do namenciptahon alam, adong hukum alamna.
Hukum alam on tidak lepas dari Hukum Tuhan. Haran ni i, segala sesuatu
yang terjadi di alam, tetap adong intervensi ni Tuhan. Madung anak
Namboru, paham de kele ?
_________________________________________________________________
Anak Namboru :
Paham...mmm...katua ! Pemahamanku, hita sebagai namaragama Islam memang
yakin dan percaya do hita, bahaso Allah Swt do attong namenciptahon
alam on, sesuai dohot firman :
“Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap dan langit
sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan rupamu serta memberi
kamu rezeki dengan yang baik-baik. Yang demikian itu adalah Allah Tuhan-mu,
Maha Agung Allah, Tuhan semesta alam” (Surat 40/AI Mu’min, ayat 64).
Boru Tulang :
Pistar dotai Anak Namborui...! Jangankan alam. Hita sajo termasuk "Ketampanan
ni Anak Namborui" Allah Swt yang menciptakan.
"Segala sesuatu yang dikehen
daki-Nya pasti terjadi, dan segala sesuatu yang tidak dikehendaki-Nya pasti
tidak akan terjadi" Biado Anak Namboru ?
________________________________________________________________
Anak Namboru :
Olo...! Tai ulang attong pake istilah "Ketampanan da" maila iba. Hupabao
annon tu Nattulang...!
Boru Tulang :
Hehehehehe...ulang mada. Kembali tu masalah bencana on Anak namboru, adong
do firman damandokkon :
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut di sebabkan karena perbuatan
tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat
perbuatan mereka agar mereka kembali ke jalan yang benar". Biado pemahaman
ni Anak Namborui tu firman on ? Toladoda marsaro melayuda...!
________________________________________________________________
Anak Namboru :
Memang boru Tulang...! terjadina bencana alam on, nagodangan pengaruh
perbuatan ni jolma. Hayu nai Tapanulian anggo hanya digunahon untuk keperluan
soban ni halak Tapanuli anggo narohakku nanggo pola songon nasannarion sego
ni i, apalagi Hutan Tapanuli umumna Hutan Lindungdo.
Tai on attong, molo dibacama di berita, markubik-kubik, martonton hayu ni
halak hita di barobani. Akka adong musema na mandokkon, "Sude isi ni gunung
on milik ni si on" ninna. Tai na tarida halakna, tarsungpe tarida gambar
na sajo , i pe naong uluna. Cuma tarida attong pangkat di gambari. Jadi
mabiariba mangalarangna.
Boru Tulang :
Ala...! Nangkon pola marbelit-belit Anak Namboru, dokkonma songoni adong
pejabat namanakko hayu sian Tapanuli, untungna ipangan iya sandiri. Iboto
iado, perbuatan nia sala, bisa manyebabkon terjadi bencana alam. Tor
matorgan, marmayupan hayu-hayu, batu sian gunungan tu hu ta-huta-huta.
Bagas sarsar, saba, kobun sego, akka marmatean jolma haran ni perbuatan
ni sada halak/instansi/pt on.
Songoni muse tu hal lainna Anak Namboru, bahat perbuatan ni jolma namaralo
dohot ajaran ni Tuhan. Marsibaen ha giotna, hinga kadang norma adat, susila
menjadi tidak begitu diperduulikan. _________________________________________________________________
Anak Namboru :
Ima Boru Tulang, jadi taringot muse ma au tu Firman namandokkon :
"Jika kemaksiatan yang dilakukan oleh umatku semakin jelas ( terbuka ),
maka Allah swt akan menimpakan azab kepada mereka semua".
Boru Tulang :
Anak Namboru...!
O...anak namburu...! ibege hode, haran ni perbuatan ni sada
halak, sada kelompok, sada perusahaan do namambaen naso ture dihangoluan,
jadi ra do sude jolma manarimo akibatna tanpa pandang bulu. Hata sastrana Anak
Namboru, "Sada do namangan sibodak, sude hona gotana". Saro melayuna Anak
Namboru, satunya makan cempedak, semua kena getahnya. Karena itu, ada ngak
solusi Anak Namboru biar kita ini tidak kena getahnya. Pakaluarlah dulu Anak
Namboru parbinotoani ?
_________________________________________________________________
Dongan ale dongan. Dongan bere ni tulang...! Tulang dohot Nantulang iau
borumi...! Iho datusi. Hahahahaha...!
Ehem ba...! Ilustrasi tanya jawab di atas bagi saya sudah cukup jelas
membuktikan, bahwa terjadinya bencana alam di tapsel tidak lepas dari
perbuatan manusia. Dan terhadap hal ini, sebagai putra daerah yang merantau,
saya ingin berkata bersama linang air mataku :
- Pada para Pemda setempat, yang selalu kami sebut "Bapak-bapak yang terhormat"
sebagai pengendali utama hutan-hutan Tapanuli, tolonglah serius menjaganya,
memeliharanya. Saya takut para uda, tulang atau koumsisolkot lainnya murka
Tuhan yang lebih besar akan datang. Kita semua bisa kena bencana tanpa pilih
bulu.
- Berbuatlah adil, jangan gara-gara paragat mambuat sada hayu untuk marmasak
gulo kalian takkup. Sementara yang membuat markubik-kubik kalian biarkan.
- Jangan pula kalian biarkan anak rantau berada dalam bayangan ketakutan
akan datangnya bencana, hanya karena ketidak becusan kalian. Bukankah kalian
yang terpilih mengatasnamakan rakyat, demi rakyat dan untuk rakyat.
- Atau margottijo bia, kalian pikirnya enak yang merantau ini. Pedih kawan...!
Pilu.. perih...sedih...awa harus merantau jauh hanya karena daerah awa
menyerah tak mampu memberi kehidupan awa.
- Lihat itu satus FB kawan, tiop ari adong paboahon "Malungun au tu Huta".
Hehehehe...!
Tuho noma Tuhan disorahon sude da. Bukahon pikiran nami on aso lek di
jalur nabenar sude. Enter...! Selamat Pagi dan Selamat Beraktifitas. Bagi
para borutulang...! Ulang lupa, pake badakmi.(rfs)
#SELAMAT PAGI TAPANULI#
(Sekilas Pendapat Pada Peringatan Ulang Tahun
Dalam Tinjauan Adat Tapanuli dan Agama Islam)
_______________________________________________________________
Dongan ale dongan, ito, anggi pun para boru ni tulang...!
"Trimakasih pada semuanya yang telah mengucapkan Selamat Ulang
Tahun padaku" Semoga kalian semua juga tetap dalam lindungan
Allah Swt. Amin. Horas...!
Pagi ini, saya ingin berbagai informasi/diskusi dengan kalian
mengenai macam hal yang berhubungan dengan Ultah. Semoga
memberi manfaat untuk tambahan pengetahuan kita.
_____________________________________
Ulang Tahun Dalam Tinjauan Adat Batak
_____________________________________
- Sepengetahuan saya, adat kita tidak punya pengajaran khusus
mengenai pentingnya "Memperingati Hari Ultah". Begitupun, saya
menafsir peringatan ini erat hubungannya dengan "Mangupa-upa".
- Mangupa-upa itu sendiri sungguh sangat luas pengertianya,
adanya mangupa dalam pernikahan, kenaikan jabatan/pangkat,
kelulasan sekolah, dll. Tentunya sesuai dengan niat. Ada juga
mangupa dari para anak untuk orangtuanya dan
mangupa karena terhindar atau menghindari suatu bahaya.
- Singkat kata, saya memahaminya Peringatan Ultah dalam adat
Batak sah dan boleh, meskipun tidak ada hubungannya dengan DNT
(Dalihan Na Tolu) atau tidak ada sejenis anduri, sirih,
dekke, daun pisang yang dihubungka erat dengan Ultah ini.
_______________________________________
Ulang Tahun Dalam Tinjauan Agama Islam
_______________________________________
- Sepengetahuan saya, agama Islam lewat Firman dan hadist tidak
pernah memberitahu bagaimana hukumnya Ultah (Firman dan hadist
yang memberitahu secara spesifik). Andai ada diantara dongan
yang tahu, silakan diberitahu.
- Begitupun, saya berpikir memperingati Ultah dengan menyajikan
sesajen (agama nenekmoyang) jelas tidak boleh. Begitu juga
dengan kadaan modern sekarang ini, yang sebagian orang memperingatinya dengan pesta, minum, minum, narkoba, dll.
- Peran niat, cara melaksanakan sangat erat hubungnnya dengan
boleh tidaknya Ultah dalam tinjauan Islami.
- Budi Hutasuhut mengatakan setelah tulisan ini diposting
"Adat di Sipirok, sangat kuat dipengaruhi Islam. Dalam Islam
dikenal acara perayaan ulang tahun. Misal, Maulid Nabi".
- Jika dihubungkan dengan pelaksanaan islami, maka saya berpendapat Ultah ini erat hubungannya dengan "Ucapan Rasa Syukur" atas
nikmat usia. Karena itu, "Memperingati Ultah, dengan niat Syukur" perlu juga.
________________________
Pira Manuk Pahobol Tondi
________________________
- Tak dapat kita pungkiri, adat Tapanuli dalam mangupa-upa
skala kecil (Ultah) sering melibatkan telor ayam/ pira ni
manuk dengan sedikit sira dalam sepiring nasi putih.
- Pada saat ini diberikan pada yang ultah, maka akan terdengar
kalimat "Aso hobol mada amang tondi dohot badanmu. Horas tondi
madingin pir tondi matogu" ninna. Hobol=bulat.
Dongan ale dongan saya berpendapat mengenai hal ini :
- Bukan maksudnya pira nimanuk nai pangani yang menyebabkan
menjadi pir tondi niba. Jika itu yang menyebabkannya maka
jelas hal ini mendahului kekuasaan Ilahi. Dan tentunya
menjadi tidak boleh sesuai ajaran agama. Masama anggia
haran ni pira manuki menjadi selamat iba namangoluon.
- Jadi, anggo diau piramanuki adalah simbol/ibarat/perumpamaan/
pribahasana doi. Ibarat ulang kho amang songon sarindan,
(songon aha dope attong, ma lupa uluon, maksudku molo sian
luar limus tai molo nung dipangan jadi ro songon marsabut.
Ah........bagi nadiama. Kesimpulan noma).
_____________
Kesimpulan
_____________
- Menurut Adat Batak dohot Agama Islam Ultah itu tola.
Habis perkara.
- Molo ilehen orang tua pe najolo pira manuk di iba,
haranni holong ni rohadoi, sekalian mangido tu Tuhattai
aso panjang umur, sehat, mura rasoki. Marhahoras hata
pendekna. Botima.
Kakakakaka...Horas tondi madingin pir tondi matogu. Ima
rap tapangidohon di hangoluanon. Tu na ulang Tahun sanga
inda. Pokokna sude horas. Horas sude...! horas...horas...
horas. Botima.
Enter...! tu baribaan...takkup hamu siani anggi adik-e,
katua kapala, ito iboto si boru nitulang.
Ten...te...tennn...nnnn. Eng ing eng....brubas.....
tung...tang...turatang....bum...ngok...ahhhhhhhhh...
Alale umaaaa...
"Jonjong boho utcok...! Selamat Ulang Tahun da mang.
Panjang umur, gogoi nasikolai. Ulang pola pikirkon
ayamu. Dapot konian karejo najeges saulakon, ulang kho
lupa di hami damang. Pir tondi madingin
pir tondi matogua. Nabo...! marbismillaho,....
Aummm.......mmmmmmm. (rfs).
___________________________________________________________
Suka · · Berhenti Mengikuti Kiriman · Bagikan
Alie Taufan Siagian, Bayo Parlungun, dan Binsar Ahmad Hutasuhut menyukai ini.
_________________________________
Cat :
* Sampai 1 Januari 2013 dilihat 57 kali
(Sekilas Pendapat Pada Psikologi Pendidikan Anak)
_______________________________________________________________
Dongan ale dongan...! mari mempelajari salah satu perbuatan
remaja halak hita yaitu manggetcer. Perbuatan yang tidak disukai
para orang tua ini kita pelajari ulang hingga kita lebih bijaksana kedepan dalam membimbing keluarga kita masing-masing.
Bukankah kita akan jadi orang tu juga...! atau memang sudah jadi
orang tua ?
Dongan ale dongan...! Ahhh.....hhh...kata orang tua pada
orang tua "Tidak Mudah Jadi Orang tua, orang tua. Orang tua
tidak diukur dari ke orang tuaan. " orang tua. "Banyak orang
tua tapi tidak orang tua-orang tua" ninna, dengan kalimat
pendekna, "Jadilah orang tua yang bisa jadi panutan".
Hatcim...! Hatcim...! Hatcim...! barang dapur :
______________________
Pangertian Manggetcer
______________________
Jika istilah "Manggercer" ini kita cari di KBBI, bisa di
pastikan tidak akan ketemu. Jika di Kamus Bahasa Batak bisa
jadi ada, tapi sayang kamusnya saya tak punya. Karena itu
hanya pemahaman yang bisa saya katakan yaitu
Manggetcer adalah sejenis perbuatan nakal remaja nihalak
hita kepada sinadongan (hasil pertanian/perkebunan) ni ke
luargana (orangtuana) dengan cara manggadis/menjual sinadongan
tersebut untuk keperluannya sendiri. Secara umum lebih sering
dilakukan pada penjualan sebagian hasil giling padi/eme ni
orangtuanya.
___________________________
Macam Alasan Manggetcer
___________________________
Dongan ale dongan, berikut "asumsinya" aso keren tulisanon.
Padahal maksudku "Dugaan" do :
* Mangidup
Remaja Halak Hita bahat nasala mengenai cara marpikir soal
mangidupon. Bahat mandokkon "Demi pergaulan" saro melayuna.
"Pabahat Dongan" bahasa hitana.
Artina Dison, demi pergaulani
tak jarang mambaen para remaja jadi "Manggetcer". Harana tidak
seorangpun orang tua halak hita menyediakan anggaran mangidup
tu anakna dalam usia remaja. apalagi namarsikola dope.
* Mangan Uang Sikola
Tentunya bukan rahasia lagi, sebagian anak sikola tingkat SMP/SMA
mangan uang sikola nai lehen ni orang tuana. Hal on manimbulkan
perasaan marsala tu sianak, hingga ia merasa porlu manggottina.
Untuk manggottion tak jarang pula dilakukan manggetcer.
* Martandang
Martandang Sudah tentu bagian hidup dari mereka yang dalam usia
remaja. Mereka yang suka berlebihan memanfaatkan masa remaja ini
bisa jadi manggetcer akan dilakukan. Dan dari hasil pengamatan
jarang sekali orangtua halak hita menyediakan anggaran martandang
untuk anaknya.
* Hiburan
Demi hiburan seperti menonton bioskop, menonton/bertaruh sepakbola
bisa saja menjadi alasan pada masa lampau. Dan bukan tidak mungkin
untuk sekarang ini dilakukan juga demi hiburan lewat internet
* Judi
Hal ini yang berresiko tinggi, berbuatan kadang tidak lagi
manggetcer, tapi sudah manggadis (maksud penulis berbuatan
diatas manggetcer). Dan peluang untuk dilakukan berulang-ulang
sangat besar.
_________________________________________
Trik dan Teknik Manggetcer Ulang Tardapot
_________________________________________
Kakakakakaka...kkk...hahahahaha...darimana pula saya tahu
bagaimana trik dan tehniknya. Emangnya saya ini "Panggetcer". apa ?
Dongan ale dongan...! bia mattong
ate :
- Orang tua terkadang menyerahkan urusan "Menggiling Padi" pada
anaknya. Dan secara umum pula, orang tua tidaklah menghitung secara
terperinci ukuran berapa kaleng/belek padi yang dijemur. Sebagian
malah sangat abstrak dengan mangatakan "3 bide", begitupun lebih
banyak mengukurnya dengan 'Jumlah karung".
- Dengan kondisi seperti itu, otomatis memberi peluang sama anak
untuk manggetcer. Dan hal ini akan semakin kuat dengan adanya
alasan dalam diri sianak, seperti :
1. "Eme-eme ni aya, iba anak ni aya, dohot muse dope karejo
aha salana di getcerkon" nina.
2. "Aya naholitan, ulang be uma. Saribu do di pangido, satonga ari
batubekbek, igercerkon noma on so sidung" ninna muse joloi sian
sebagian.
3. "Abang nabahatan hepengna, sian diai anggo na mangetcer.
Margotijo manggetcer" ninna muse joloi sian baribaan.
4. Dll. (Silakan membayang bagi yang pernah melakukan, anda lebih
tahu tentunya).
____________________________________________________________
Pendidikan Keluarga Halak Hita Dalam Tinjauan adat dan Agama
____________________________________________________________
Tinjauan Adat :
- Jelas tidak menghendakinya, jika ada anak yang ketahuan maka
akan dimarahi orangtuanya. Dan tak jarang diberikan sanksi.
Bisa bentuk marah lisan dan tindakan di pukul.
- Istilah "Anakki do Hamoraon diau" tidaklah ditafsirkan para
orang tua rela saja terhadap semua perbuatan anaknya.
- "Dang dao tu bis sian bonana" adalah alasan yang kuat bagi
orang tua untuk meberikan sanksi ini.
Tinjauan Agama :
Pendidikan anak dalam Islam, menurut Sahabat Ali bin Abitahalib ra,
dapat dibagi menjadi 3 tahapan/ penggolongan usia:
1. Tahap BERMAIN (“la-ibuhum”/ajaklah mereka bermain),
dari
lahir sampai kira-kira 7 tahun.
2. Tahap PENANAMAN DISIPLIN (“addibuhum”/ajarilah mereka adab)
dari kira-kira 7 tahun sampai 14 tahun.
3. Tahap KEMITRAAN (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai sahabat)
kira-kira mulai 14 tahun ke atas.
Dengan demikian, menghindari anak dari manggetcer masuk dalam
pendidikan anak tahab satu dan dua dengan fokus pada pengajaran disiplin
dalam "Addibuhum".
___________________
Kesimpulan + Solusi
___________________
- "Purpar pe pande dorpi bahen tu dimposna do" ning halak hita
anggia. Artina dison, sadia malope partukang kayu pature hayu,
anggo nung martukang ia, lek natong mai mambaen gaor.
- Artina muse, bope nahurang cocok dirasa dongan masalah manggetceron di "statuskon/di bikin status", lek pacocok-cocok masongoni
ate. harana lektong do martujuan aso rap tu napadebe hita on, tu
dipposna hitaon.
- Tu para orang tua, aso lek tapardiatehonbe, parange ni anak
tabe, hingga tarhindar sian "Manggetceron" apalagi cara manggetcer
jamanon madung canggih. Bukan tidak mungkin, untuk masa mendatang
bukan eme lagi yang di getcer anak, tapi doppet anda langsung,
celengan anda langsung, rekening anda langsung. Botima anggia.
Jangan sampai anak "Hamoraon" itu jadi "Hamuraan/sibaen gaor".
Kakakakaka..kkk...
Enter...! Selamat Pagi Selamat Beraktifitas.(rfs)